Selain pendataan, bangunan sekolah perlu mendapatkan intervensi anggaran karena sudah berusia lebih dari 40 tahun atau banyak bangunan sudah berdiri sejak tahun 1970. Oleh karena itu, perlu rehabilitasi dan renovasi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dari total 209 sekolah dasar di Kota Bogor, Jawa Barat, ada 116 sekolah mengajukan perbaikan bangunan sekolah. Dinas Pendidikan Kota Bogor diminta serius mendata dan segera melakukan perbaikan sebelum bangunan sekolah roboh sehingga merugikan proses pembelajaran dan menghindari jatuhnya korban.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Dani Rahadian mengatakan, pihaknya sudah mendata sekolah yang mengajukan perbaikan, salah satunya Sekolah Dasar Negeri Bantarjati 9 di Bogor Utara, yang atapnya ambruk.
”Sebanyak 116 sekolah dasar mengajukan perbaikan, termasuk SD Bantarjati 9. Target perbaikan pada (tahun ajaran) 2023 ada 44 sekolah,” kata Dani, Selasa (29/11/2022).
Sebanyak 116 sekolah yang mengajukan perbaikan bangunan itu, kata Dani, sudah masuk melalui sistem aplikasi milik Disdik Kota Bogor. Anggaran perbaikan SDN Bantarjati 9 diperkirakan mencapai Rp 180 juta yang diambil dari pengurangan kegiatan Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Bogor.
Pelaksana Tugas Kepala SDN Bantarjati 9 Suci Iriyani menjelaskan, bangunan sekolah mengalami dua kali ambruk pada bagian atap. Pertama terjadi pada Sabtu (19/11/2022) sekitar pukul 13.00. Atap yang ambruk berada di ruangan belajar kelas I dan II.
Lalu, peristiwa kedua terjadi pada ruang kelas ini kemudian kembali ambruk pada Jumat (25/11/2022) sekitar pukul 12.10. Dari dua kejadian itu, tidak ada korban jiwa atau luka, tetapi membuat para guru panik. Ruang kelas itu sudah tidak lagi digunakan sejak dua bulan lalu. Sementara pembelajaran dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena bangunan sekolah sudah lapuk sehingga berisiko ambruk.
”Ini kejadian kedua. Sabtu lalu plafonnya ambruk sebagian di ruang kelas. Lalu Jumat kemarin ambruk semua dari genteng dan kayu-kayu atasnya. Semua atapnya ambruk,” kata Iriyani.
Jangan tunggu sekolah ambruk dulu. Jangan sampai menyebabkan korban. Harus segera ditindaklanjuti.
Iriyani mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan perbaikan ruang kelas rawan ambruk pada 2022 ke Disdik Kota Bogor. Namun, belum sempat diperbaiki, ruang kelas sudah ambruk lebih dulu. Kini, SDN Bantarjati 9 masuk 44 sekolah prioritas perbaikan pada tahun ajaran 2023.
Penanganan serius
Kejadian ambruknya SDN Bantarjati 9 juga menjadi perhatian DPRD Kota Bogor agar Pemerintah Kota Bogor serius dalam perlindungan para murid dan kelayakan bangunan sekolah.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto bersama jajaran Komisi IV dan anggota Komisi I sudah meninjau bangunan sekolah ambruk itu.
Atang mengatakan, seluruh bangunan sekolah harus diperbaiki tidak hanya pada bangunan ambruk saja. Dua ruang kelas yang saat ini masih berdiri tetap perlu dibenahi beserta bangunan ruang kelas yang ambruk.
”Pemkot Bogor melalui disdik untuk segera memaksimalkan penggunaan anggaran dan segera melakukan perbaikan. Kami harapkan maksimal di awal 2023 sudah selesai perbaikannya. Kalau dibiarkan, akan sangat mengganggu proses pembelajaran, termasuk masalah keselamatan jiwa generasi masa depan,” kata Atang.
Atang menilai, kejadian ambruk bangunan sekolah di Kota Bogor perlu mendapatkan atensi lebih dari Pemkot Bogor. Ia memastikan akan ada rapat gabungan antara DPRD, disdik, Bappeda, BPKAD, dan BPBD untuk merumuskan penyelesaian persoalan sekolah yang rentan terjadi bencana.
DPRD Kota Bogor sudah meminta agar mendata langsung ke lapangan terkait kondisi bangunan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Selanjutnya ditindaklanjuti serius dan bergerak cepat memperbaiki bangunan.
”Jangan tunggu sekolah ambruk dulu. Jangan sampai menyebabkan korban. Harus segera ditindaklanjuti. Anggaran harus diprioritaskan pada kebijakan sekaligus percepatan realisasinya. Yang tidak urgent harus dialihkan untuk bangunan sekolah,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Karnain Asyhar mengatakan, berdasarkan catatan, ada sekitar 200 bangunan sekolah yang perlu mendapatkan intervensi anggaran untuk merenovasi sekolah.
Bangunan-bangunan sekolah yang perlu mendapatkan intervensi anggaran itu sudah berusia lebih dari 40 tahun atau banyak bangunan sudah berdiri sejak tahun 1970. Oleh karena itu, bangunan-bangunan sekolah itu perlu direhabilitasi dan direnovasi.
”Pemkot harus punya prioritas tepat. Jangan sampai memprioritaskan agenda yang mengesampingkan prioritas di bidang pendidikan yang memang perlu dukungan anggaran untuk mengintervensi renovasi bangunan sekolah,” kata Karnain.