Sebanyak 145 Jenazah Teridentifikasi Melalui Pencocokan Sampel DNA
Kondisi sejumlah jenazah memburuk. Hal ini menyulitkan tim DVI melakukan proses identifikasi.
Oleh
CHRISTINA MUTIARANI JENIFER SINADIA
·3 menit baca
CHRISTINA MUTIARANI JEINIFER SINADIA
Tim Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat melakukan konferensi pers terkait hasil operasi tim Disaster Victim Identification (DVI) dalam proses evakuasi korban gempa Cianjur, Minggu (27/11/2022), di kantor Rumah Sakit Umum (RSUD) Sayang Cianjur, Jawa Barat. Hadir dalam konferensi pers tersebut, antara lain, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Irjen Suntana, Kepala Biro Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Polri Brigjen (Pol) Nyoman Eddy, dan Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo.
CIANJUR, KOMPAS - Tim Disaster Victim Identification Polri telah mengidentifikasi sedikitnya 145 jenazah korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan data sampel antemortem antara keluarga dan jenazah. Perburukan kondisi jenazah dan kekurangan fasilitas pemeriksaan menjadi kendala proses identifikasi.
Dari 160 jenazah yang diterima oleh tim DVI Polri, ada 145 jenazah yang teridentifikasi. Sebanyak 138 jenazah sudah dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan, sedangkan tujuh lainnya masih berada di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.
Kepala Biro Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri (Pusdokkes) Brigadir Jenderal (Pol) Nyoman Eddy, Minggu (27/11/2022), mengatakan, proses identifikasi jenazah korban gempa Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilakukan dengan membandingkan sampel DNA keluarga dan jenazah. Sampel DNA keluarga diambil dengan melakukan uji usap di bagian dalam pipi dan rongga mulut. Adapun DNA jenazah diambil dari jaringan tubuh dan dilakukan oleh ahli forensik.
Kondisi jenazah yang kian membusuk menjadi kendala proses identifikasi. Selain itu, ada juga jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh, sehingga dibutuhkan waktu seminggu untuk melakukan pencocokan sampel dari keluarga dan jenazah yang mengalami perburukan.
”Per sore ini, kami baru saja menerima satu satu jenazah yang tidak utuh. Ini juga akan menyulitkan tim identifikasi,” ujar Nyoman saat ditemui seusai konferensi pers di kantor RSUD Sayang Cianjur.
Menurut Nyoman, proses pencocokan sampel ialah yang tersulit. Keluarga yang melapor di pos antemortem DVI Polda Jawa Barat akan dimintai beberapa data terkait ciri-ciri korban. Data pelapor pun akan dicatat sehingga sehingga perkembangan proses identifikasi korban bisa langsung disampaikan.
”Diharapkan keluarga yang melapor turut membawa orangtua atau anak kandung dari korban yang hilang untuk diambil sampel DNA-nya,” ujar Nyoman.
CHRISTINA MUTIARANI JEINIFER SINADIA
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana dan Kepala Biro Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Polri Brigadir Jenderal (Pol) Nyoman Eddy saat menyambangi pos antemortem DVI Polda Jawa Barat, Minggu (27/11/2022), di Rumah Sakit Umum (RSUD) Sayang Cianjur, Jawa Barat.
Selain perburukan jenazah, kurangnya meja pemeriksaan pun menyulitkan tim identifikasi. Nyoman menambahkan, hanya ada dua meja pemeriksaan jenazah, sedangkan jumlah kantong jenazah yang dikirim kepada tim DVI cukup banyak.
Proses pencocokan sampel ialah yang tersulit. Keluarga yang melapor di pos antemortem DVI Polda Jawa Barat akan dimintai beberapa data terkait ciri-ciri korban. Data pelapor pun akan dicatat sehingga sehingga perkembangan proses identifikasi korban bisa langsung disampaikan.(Nyoman Eddy)
Dalam proses identifikasi, tim DVI turut didukung oleh tim Inafis Polri yang terdiri dari dua dokter forensik Polri, tiga dokter forensik setempat, dan teknisi. Beberapa jenazah teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, catatan medis, dan properti korban.
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana mengimbau, warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk melapor ke pos antemortem DVI Polda Jawa Barat. Pos antemortem itu sekaligus menjadi pos pengaduan orang hilang.
CHRISTINA MUTIARANI JEINIFER SINADIA
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana saat menyerahkan dokumen salah satu jenazah teridentifikasi kepada keluarga, Minggu (27/11/2022), di Rumah Sakit Umum (RSUD) Sayang Cianjur, Jawa Barat.
”Jangan lupa membawa data korban berupa kartu keluarga, rekam medis gigi, foto terakhir korban, dan rekam sidik jari,” ujar Suntana.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusdokkes Polri, sampai saat ini, sebanyak 396 pasien ditangani di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur. Ada juga 41 pasien yang ditangani di ruang operasi dan sebanyak 115 pasien dirawat inap. Untuk jumlah korban dengan kategori perawatan luka berat berjumlah 69 orang dan 228 korban luka ringan.