LRT Jakarta trase 1B Velodrome-Manggarai menjadi rute prioritas untuk dibangun. Rute itu akan terhubung dengan Stasiun Manggarai.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama PT Jakarta Propertindo atau Jakpro tengah mengkaji ulang studi kelayakan trase kereta ringan LRT Velodrome-Manggarai atau trase 1B. Langkah itu agar Jakpro bisa mengajukan permohonan izin trase dan mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Rabu (23/11/2022), menjelaskan, kaji ulang hasil studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang sudah dimiliki Jakpro dilakukan sebagai tindak lanjut rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo pada 2 November 2022. Dalam ratas tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengusulkan pembangunan LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai dan disetujui.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangan kepada media seusai rapat tersebut, menjelaskan, usulan tersebut disetujui. Stasiun Manggarai akan dikembangkan sebagai stasiun sentral di mana semua kereta, baik kereta jarak jauh maupun jarak dekat serta yang ke bandara, melewati stasiun itu.
Adanya lintas dari Velodrome ke Manggarai akan menambah jumlah penumpang, baik yang akan ke luar kota maupun yang akan ke bandara.
Terkait trase yang sebetulnya sudah termuat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek itu, Jakpro sebetulnya sudah memiliki FS. Sesuai dengan perpres itu, rute yang dimuat adalah dari Velodrome ke Dukuh Atas.
Namun, dengan rute yang diusulkan dan disetujui adalah dari Veldrome ke Manggarai, Dishub DKI dan Jakpro melakukan kajian ulang. ”Itu sebabnya kami sedang melakukan review FS Velodrome-Manggarai. Hasil review akan kami bahas bersama stakeholder untuk mendapatkan masukan,” kata Syafrin.
Hasil pembahasan, jelas Syafrin, akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan trase ke Menteri Perhubungan.
Terpisah, Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra menjelaskan, izin trase untuk lintasan Velodrome-Manggarai yang disebut sebagai trase 1B juga mesti dipastikan terbit. ”Izin trasenya belum terbit untuk trase ini. Harus diurus lagi,” ujarnya.
Untuk memastikan izin trase tersebut terbit, menurut Hendri, Jakpro juga berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Sebagai rute yang sebetulnya sudah termuat dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2018, Jakpro sudah memiliki FS. Untuk lintas dari Velodrome ke Manggarai, dari hasil FS, rute itu terbentang sejauh 6,4 kilometer. Dengan konstruksi layang atau elevated, akan ada lima stasiun di lintas tersebut.
Kepastian anggaran untuk membangun ini yang mesti kita pastikan ada.
Dari hasil FS diketahui, penumpang di lintas tersebut diproyeksikan sebanyak 50.000-70.000 orang per hari. Adapun kebutuhan pendanaan untuk membangun lintas Velodrome-Manggarai itu sekitar Rp 5,5 triliun. ”Kepastian anggaran untuk membangun ini yang mesti kita pastikan ada,” kata Hendri.
Jakpro saat ini tengah menunggu kepastian nilai final untuk pembangunan LRT Jakarta untuk trase tersebut. Keperluan penganggaran bagi trase tersebut sudah dibahas dalam pembahasan rancangan APBD 2023 bersama DPRD DKI Jakarta.
Dari ratas tersebut, trase 1B akan menjadi prioritas pembangunan LRT Jakarta. Salah satu kajian yang sedang dikerjakan, di antaranya, posisi stasiun supaya terwujud koneksi dari Stasiun LRT Manggarai ke Stasiun Sentral Manggarai untuk memudahkan perpindahan antarmoda.
Menurut Hendri, ada beberapa opsi yang sedang dikaji. ”Apakah stasiun akan ada di depan Pasaraya atau di sekitar area itu supaya bisa terkoneksi ke Stasiun Manggarai. Atau, Stasiun LRT Jakarta langsung ke kiri, ke Stasiun Manggarai. Semua sedang dikaji,” ujarnya.