Jakarta Antisipasi Puncak Kasus Covid-19 pada Akhir November
Para ahli menduga kenaikan ini terjadi karena penyebaran subvarian baru virus Covid-19, yakni Omicron XBB.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Spanduk yang menyatakan wilayah RW 002, Kelurahan Krukut, Jakarta Barat, menjalani penguncian lokal atau micro-lockdown akibat merebaknya Covid-19, Senin (10/1/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Kasus Covid-19 di wilayah Jakarta kembali meningkat signifikan melampaui 2.000 kasus per hari. Puncak kenaikan kasus ini diperkirakan terjadi pada akhir November 2022.
Sebanyak 2.844 orang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil tes PCR terhadap 10.517 orang, Selasa (22/11/2022), seperti dilaporkan di situs Corona.jakarta.go.id. Kasus positif harian setinggi ini terakhir terjadi pada 24 Agustus 2022.
”Untuk prediksi, akan terjadi puncak kasus pada akhir November atau awal Desember,” ucap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti seusai kegiatan ”Sarapan Tiga Pilar” di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022).
ERIKA KURNIA
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti
Prediksi itu merupakan hasil analisis dinas kesehatan dengan para pakar. Puncak kasus Covid-19 kali ini juga diperkirakan terjadi secara nasional. Untuk mencegahnya, pihaknya akan melakukan berbagai upaya, antara lain, meningkatkan kesadaran lewat informasi di media hingga meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 penguat atau booster.
”Alhamdulillah, vaksinasi atas kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak untuk dosis pertama dan kedua DKI aman dengan cakupan yang sangat baik. Hanya untuk yang di-booster memang perlu terus ditingkatkan. DKI saat ini masih di sekitar 70 persen,” tutur Widyastuti.
Untuk vaksinasi dosis keempat atau booster kedua, dia mengatakan, baru berjalan di kalangan tenaga kesehatan. Dinas Kesehatan DKI masih menunggu kebijakan Kementerian Kesehatan untuk memberikan vaksinasi penguat kedua ini ke masyarakat lanjut usia.
Widyastuti pun mengingatkan warga untuk memperketat kembali protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga kebersihan diri, dan menjauhi kerumunan.
Amin Soebandrio, Guru Besar Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, selain karena makin banyaknya kegiatan kerumunan di ruang publik, tren kenaikan kasus ini terjadi karena varian Covid-19 jenis Omicron telah bermutasi begitu cepat menjadi subvarian XBB (Kompas.id, 16/11/2022).
Peningkatan kasus positif harian tidak banyak berdampak pada tingkat keterisian rumah sakit. Widyastuti mengatakan, pemanfaatan kamar perawatan di rumah sakit di Jakarta masih 20-25 persen.
Walau meningkat 2.000 kasus per hari, hal ini tidak membebani kapasitas rumah sakit.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani mengatakan, pasien positif merasakan gejala ringan sehingga bisa diisolasi secara mandiri di tempat tinggal mereka.
”Dari 22.500 kasus aktif di Jakarta, 1.166 di antaranya (5,2 persen) bergejala ringan. Walau meningkat 2.000 kasus per hari, hal ini tidak membebani kapasitas rumah sakit,” ujarnya dalam bincang-bincang melalui kanal Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa.
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Antrean vaksinasi Covid-19 di Lantai 8 Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/1/2021).
Sepanjang November ini, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, juga mencatat kenaikan jumlah pasien setiap harinya, berkisar 33-111 pasien. Rabu (23/11) pagi, misalnya, 102 pasien dirawat di rumah sakit itu. Jumlah itu lebih tinggi dari hanya 11-44 pasien yang dirawat setiap hari pada Oktober.
Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego mengatakan, 80 persen pasien bergejala ringan dan 20 persen memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid.
”Kondisi pasien yang kebanyakan bergejala ringan disebabkan baiknya cakupan vaksinasi. Hanya 10 persen yang dirawat belum vaksin lengkap, sementara 90 persen sisanya sudah divaksin lengkap,” tuturnya pada acara sama.