Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur Mengalir dari Warga Jakarta
Sejumlah komunitas di Jakarta menggalang donasi untuk korban gempa di Cianjur. Mereka juga bekerja sama dengan komunitas terkait di Cianjur dalam penyaluran donasi.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga DKI Jakarta menggalang bantuan seperti uang tunai, pakaian layak, serta alat kebersihan untuk membantu korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Beberapa warga yang kerabatnya terdampak memilih mengantar langsung bantuan tersebut.
Solidaritas ditunjukkan para pengemudi ojek daring (ojek online/ojol) di perempatan Hotel Millennium, Kebon Sirih, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2022) sore. Sedikitnya 10 pengemudi ojek daring membawa spanduk dan kardus bertuliskan penggalangan donasi untuk korban gempa Cianjur. Selain di tempat ini, mereka juga menggalang dana di area Stasiun Karet.
Deni (33), pengemudi ojek daring, menceritakan, mereka mulai menggalang dana pada pukul 16.00-18.00. Penggalangan dana ini dilaksanakan sejak kemarin hingga besok.
”Rencananya hari Sabtu kami akan datang langsung ke Cianjur, Jawa Barat. Kami telah berkoordinasi dengan pengemudi ojol di Cianjur dan menanyakan kebutuhan mereka,” ujar Deni, yang tergabung dalam komunitas pengemudi ojek daring di Tanah Abang.
Donasi uang akan diserahkan kepada komunitas pengemudi ojek daring di Cianjur. Uang ini nantinya akan digunakan sesuai dengan kebutuhan korban gempa di sana.
Koordinator Kewilayahan Bike to Work (B2W) Indonesia Sudirman menuturkan, saat ini mereka telah mengirimkan bantuan tahap pertama ke Cianjur. Bantuan ini terdiri dari makanan siap saji, selimut, dan pakaian layak.
”Kami belum bisa memastikan kapan akan mengirim bantuan tahap kedua. Sementara kami akan menghimpun dulu bantuan jenis apa pun, mulai dari uang hingga berbagai makanan, karena kebutuhan di sana banyak,” ujarnya.
B2W juga mengerahkan anggota komunitas di Cianjur dan Bogor untuk menjadi sukarelawan. Adapun anggota di Jakarta akan fokus pada pengumpulan bantuan yang menurut rencana akan dilakukan hingga satu minggu pascagempa.
”Ke depannya, kami juga ingin membantu (perbaikan) rumah dan bengkel sepeda anggota kami di Cianjur yang rusak,” kata Sudirman.
Solidaritas juga ditunjukkan di lingkungan ibadah. Pengurus Masjid Al-Barokah, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Dino (72), mengatakan, dua hari terakhir dana telah terkumpul sebanyak Rp 6 juta. Donasi ini dikumpulkan dari masyarakat sekitar masjid.
”Rencananya besok pengurus masjid akan datang langsung ke Cianjur. Donasi akan disampaikan langsung kepada warga atau koordinator pengumpulan donasi di sana,” ujar Dino.
Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta pada Rabu (23/11/2022) telah mengirimkan 84 personel yang terdiri dari pengurus, sukarelawan, dokter, dan perawat ke Cianjur. Untuk keperluan mobilitas, PMI DKI mengerahkan 7 ambulans, 5 mobil jenazah, dan 3 mobil operasional.
PMI DKI juga menghimpun bantuan dari masyarakat dengan membuka tenda di Jalan Kramat Raya Nomor 47, Jakarta Pusat. PMI DKI menerima bantuan terpal ulin, tenda pengungsian, matras, selimut, makanan ringan cepat saji, hingga obat-obatan.
”Informasi penerimaan donasi telah kami sebarkan di media sosial dan laman resmi PMI DKI. Hingga Rabu siang belum ada donasi barang masuk, tetapi donasi uang sudah masuk sekitar Rp 100 juta dari salah satu perusahaan,” kata Apriliani dari Humas PMI DKI.
Beberapa warga yang memiliki saudara terdampak gempa di Cianjur memilih untuk mengirim bantuan secara langsung kepada kerabatnya. Hal itu seperti dilakukan oleh Edi (50), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia dan saudaranya dari Surabaya dan Malang, Jawa Timur, mengumpulkan uang untuk dikirim langsung ke rekening anggota keluarga yang terdampak gempa.
”Kami memilih mengirim uang karena lebih mudah disalurkan, kalau barang dikirim ke sana sepertinya aksesnya sulit. Bantuan barang biasanya juga sudah didapat dari pemerintah,” ujar Edi.
Saat ini keluarganya di Kecamatan Cianjur dalam keadaan aman. Kondisi rumahnya retak-retak, tetapi tidak sampai hancur. Edi menceritakan, keluarganya masih mengalami trauma dan takut terjadi gempa susulan sehingga mereka tidur di luar rumah.
Serupa dengan Edi, Ema (35), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengatakan, saat ini keluarga besarnya di Cianjur terdampak gempa. Tempat tinggal ibu dan kedua anaknya di Maleber, Karang Tengah, rusak ringan, sedangkan 10 rumah kerabatnya di Gasol, Kecamatan Cugenang, rusak berat.
”Saya mengirim uang untuk ibu dan anak, bantuan dari keluarga besar di wilayah lain belum ada. Bantuan dari pemerintah pun belum merata. Kemarin di Panumbangan, Cugenang, kekurangan kain kafan. Jadi, ada sebagian orang meninggal dan hendak dikuburkan belum ada kain kafannya,” tuturnya.
Ema menceritakan, mayoritas keluarganya saat ini tinggal di pengungsian. Sebagian tinggal sementara di rumah Maleber. Meskipun begitu, mereka tidur di teras rumah karena takut terjadi gempa susulan.
”Saya sedih melihat foto anak-anak saya tidur di teras rumah, sedangkan saya tidak boleh pulang oleh ibu karena akses ke sana masih sulit,” ujar Ema.