Tahun Depan, DKI Rekrut Sukarelawan Pemadam Kebakaran di 400 RW
Tingkat kebakaran di Jakarta tinggi, sementara jumlah pemadam kebakaran tidak memadai. Hal ini membuat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta akan membentuk sukarelawan pemadam kebakaran.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingginya tingkat kebakaran di Jakarta membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan atau Gulkarmat DKI Jakarta mulai tahun depan akan membentuk sukarelawan pemadam kebakaran di 400 lingkungan rukun warga dengan kategori rawan dan sangat rawan.
Kepala Seksi Publikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta Saepulloh mengatakan, risiko kebakaran di Jakarta masih sangat tinggi sehingga peran masyarakat dibutuhkan untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran sebelum api membesar.
Program sukarelawan akan dimulai pada 2023. Nantinya, setiap rukun tetangga (RT) yang ada di setiap RW akan dibentuk dua sukarelawan pemadam kebakaran. Sukarelawan tersebut akan difasilitasi alat pemadam api ringan (APAR) sebagai upaya penanganan awal kebakaran. Setiap RW akan mendapatkan dua buah APAR.
”Saat apinya masih kecil dan belum begitu besar nanti sukarelawan yang menangani sebelum pemadam kebakaran tiba di lokasi. Fase pertumbuhan api menyala dan menjalar, yaitu 3-10 menit, pada saat fase ini peran masyarakat dibutuhkan,” ujarnya di Kantor Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Senin (21/11/2022).
Berdasarkan data DPRD DKI Jakarta, anggaran untuk pembentukan sukarelawan sebesar Rp 11,8 miliar.
Saepulloh menjelaskan, nantinya ribuan sukarelawan ini akan dilatih untuk menggunakan APAR sebagai langkah awal pertolongan jika terjadi kebakaran di wilayahnya. Selain itu, sukarelawan damkar diharapkan mampu memberikan penyuluhan mitigasi bencana kebakaran kepada warganya.
Selain itu, sukarelawan akan diberikan pengetahuan keterampilan mencegah dan menanggulangi kebakaran juga peralatan pemadam kebakaran, seperti alat pelindung diri (APD) serta sepeda motor pemadam kebakaran dengan pompa dan tangki air berkapasitas 200-400 liter air.
Menurut dia, sukarelawan dapat membangun pos sukarelawan pemadam kebakaran di tingkat kelurahan dengan mengaktifkan jadwal piket. Pelaksanaan piket akan ada biaya operasional minimal makan dan minum.
”Dibiayai untuk operasionalnya, mereka siaga di pos sukarelawan pemadam kebakaran. Kalau terjadi kebakaran, mereka yang langsung datang ke lokasi terlebih dahulu,” katanya.
Saepulloh menyebutkan, saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai sukarelawan pemadam kebakaran pada RW di Jakarta selama 2017-2022 sebanyak 80 persen. Ia menyadari, mengajak orang untuk bergabung menjadi sukarelawan sangat sulit.
Dari awal, mengajukan sebagai sukarelawan hanya bermodal tanggung jawab dan kepedulian dari hati karena bukan uang yang dicari.
Namun, hingga saat ini masih ada beberapa sukarelawan yang aktif mencegah kebakaran di masyarakat. Salah satu kelompok sukarelawan yang aktif ialah RW 008 Palmerah, Jakarta Barat. Kelompok yang telah aktif sejak 2019 itu berawal dari Barisan Relawan Pemadam Kebakaran (Balakar).
Sekretaris sukarelawan pemadam kebakaran RW 008 Palmerah, Maman Suherman, mengungkapkan, kelompok sukarelawannya itu menjadi ujung tombak di wilayahnya ketika terjadi kebakaran. Kebakaran yang terjadi di wilayahnya, seperti kompor gas yang mengeluarkan api, bisa langsung ditangani tanpa harus menghubungi pihak pemadam kebakaran.
RW 008 merupakan wilayah padat penduduk dengan rumah berdempet dengan mayoritas semipermanen sehingga risiko terjadi kebakaran lebih besar. Selain itu, tak jarang sukarelawan kelompoknya itu dipanggil oleh pemadam kebakaran untuk membantu menangani kebakaran di wilayah Palmerah. Ia mengatakan, pihak damkar juga sering memberikan pelatihan kepada para sukarelawannya itu.
Ia menyadari kegiatan sukarelawan adalah panggilan hati karena, menurut dia, kegiatan tersebut tidak menghasilkan uang sama sekali. Sebagian sukarelawan bekerja sebagai sopir ojek daring dan penjaga sekolah.
”Dari awal, mengajukan sebagai sukarelawan hanya bermodal tanggung jawab dan kepedulian dari hati karena bukan uang yang dicari,” katanya.
Selain RW 008 Palmerah, kelompok sukarelawan wilayah Tambora, Jakarta Barat, juga aktif menanggulangi kebakaran di mayarakat sekitar. Berawal dari karang taruna, koordinator sukarelawan wilayah Tambora, Umar Basari, meminta izin membentuk wadah sukarelawan. Saat ini, sukarelawan yang aktif berjumlah 12 orang.
Menurut Umar, sebelum datang ke lokasi kebakaran, sukarelawan telah dibekali pengetahuan dasar, seperti penyambungan selang, pemadaman api menggunakan karung goni, dan penggunaan APAR.
Selain itu, sukarelawan juga dilatih membuat video siaran langsung untuk menunjukkan jalan menuju lokasi kebakaran dan sumber air terdekat sehingga memudahkan petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.
Menurut dia, masyarakat telah mengenal sukarelawan setempat sehingga, jika terjadi kebakaran di Tambora, masyarakat langsung menghubungi para sukarelawan tersebut. ”Tadi ada kebakaran di Taman Sari dan sudah bisa kami tangani sebelum pemadam datang,” katanya.
Berdasarkan data kebakaran dan penyelamatan Provinsi DKI Jakarta per 21 November 2022, sebanyak 1.529 peristiwa kebakaran terjadi di Jakarta dengan penyebab kebakaran tertinggi karena kelistrikan, yaitu 1.013 kejadian.