Perumahan Hasil Alih Fungsi Lahan di Tangerang Selatan Rawan Banjir
Perumahan hasil alih fungsi lahan di Kota Tangerang Selatan, Banten, rawan banjir. Hal itu karena terbatasnya lahan untuk mitigasi banjir dan penyempitan alur sungai.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Alih fungsi lahan menyebabkan perumahan di Kota Tangerang Selatan, Banten, rawan banjir. Upaya penanggulangan banjir pun tak mudah karena terbatasnya lahan dan penyempitan alur sungai. Alih fungsi lahan ini, misalnya, dari lahan pertanian seperti sawah, kebun, dan tegalan; menjadi permukiman dan fasilitas pendukungnya. Letak perumahan juga banyak di bantaran hingga badan kali. Salah satunya di Pondok Payung Mas Residence, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat. Perumahan di bantaran Kali Ciputat ini setidaknya dua kali kebanjiran dengan ketinggian 35 sentimeter hingga 1 meter pada 4 Oktober dan 6 Oktober 2022. ”Di sini banyak perumahan. Jadi rawan banjir ditambah areanya cekungan,” ujar Ketua RT 002 RW 012 Kelurahan Cipayung Nico Rumate, Selasa (15/11/2022).
Nico bermukim di Pondok Payung Mas Residence sejak tahun 1998. Seiring waktu, lahan sawah dan rawa di kedua sisi Kali Ciputat bersalin jadi perumahan. Lebar kali saat ini bervariasi dari 3 meter hingga 5 meter. Bahkan, salah satu perumahan berdiri di badan kali sehingga tak bisa diturap. Kondisi diperparah dengan drainase yang tak saling terhubung atau posisinya tidak tepat. Tak pelak kerap terjadi banjir saat hujan deras di hulu atau hujan lokal. Nico sampai meninggikan fondasi warung dan rumahnya. Masing-masing 80 cm dan 50 cm. Akan tetapi, banjir masih menggenangi lantai rumahnya tatkala hujan deras. ”Kami selama ini andalkan pompa. Ada tiga pompa listrik dan dua pompa diesel. Untuk kurangi volume banjir karena tanggul yang lama sudah keropos dan bocor,” katanya. Baca juga: Siasat Hadapi Banjir Berulang di Tangerang Selatan
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kota Tangerang Selatan sejak Juli 2022 menyikapinya dengan membangun turap dan jembatan untuk penanggulangan banjir. Panjang turap mencapai 1,25 km dengan target selesai pada Desember 2022.
Warga berharap pengerjaan bisa cepat selesai supaya aliran kali lancar. (Nico Rumate)
Seiring pembangunan tersebut, kerap terjadi genangan hingga banjir. Itu tak lepas dari proses membendung air supaya bisa mengeruk lumpur dan tanah untuk turap. ”Warga berharap pengerjaan bisa cepat selesai supaya aliran kali lancar,” ujar Nico. Selasa siang, pekerja hilir mudik di lokasi pembangunan turap dan jembatan. Tengah berlangsung juga penggalian drainase dan pemasangan gorong-gorong. Joko, pelaksana proyek turap, menangani pembangunan sepanjang 300 meter. Mereka membangun turap setinggi 3,6 meter dengan ketebalan 50 cm supaya kokoh. ”Kali dalamnya 4 meter. Kami cukup kesulitan saat volume air meningkat, apalagi ada kiriman air dari hulu,” katanya.
Situasi serupa terjadi di Perumahan Puri Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat. Tanggul lama sudah dirobohkan, tetapi tanggul baru belum dibangun. Kondisi itu menjadi salah satu penyebab banjir menggenangi perumahan ini setinggi 70 cm hingga 1,5 meter pada awal Oktober 2022.Pekerja proyek membuat tanggul dari karung berisi pasir di sekitar turap lama yang sudah dibongkar. Pemasangan karung pasir diharapkan mampu menahan air ke perumahan warga ketika debit air meningkat. RawanAnalisis inaRISK, portal kajian risiko bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunjukkan bahwa 36 persen dari 1,3 juta warga Kota Tangerang Selatan terdampak banjir. Adapun tingkat kapasitas daerah pada level sedang dengan indeks risiko bencana 87,44 dari rentang 0-110. BNPB merekomendasikan tujuh program prioritas kepada Pemkot Tangerang Selatan. Prioritas pertama memperkuat kebijakan dan kelembagaan. Selanjutnya mengkaji risiko dan perencanaan terpadu, serta pengembangan sistem informasi, diklat, dan logistik. Program berikutnya, penanganan tematik kawasan rawan bencana, peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana, penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana, serta pengembangan sistem pemulihan bencana. Baca juga: Penanggulangan Banjir Tangerang Selatan Terjegal Lahan
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangerang Selatan tengah membangun turap, tanggul, dan tandon untuk menambah daya tampung air di 15 titik pada tahun 2022. Titik tersebut ialah pembangunan kolam retensi dan turap di Kampung Bulak, penataan kolam retensi di Griya Asri, pembangunan tandon di Puri Bintaro Hijau 2, pembangunan Kali Ciater segmen Ciater Hilir, pembangunan prasarana Kali Baru-Sekunder Parigi dan pembangunan TPT Kali Serua Segmen Kacang Prima.
Selain itu, pembangunan turap Kali Cibenda-Jombang, pembangunan turap Kali Ciputat-Ciputat Baru, pembangunan turap kali di Perumahan Puri Bintaro Indah-Jombang Ciputat, pembangunan turap kali Segmen segmen Nerada-Pondok Payung Mas, pembangunan turap Kali Serua Hilir, dan penataan Kali Engram Gintung segmen Griya Mandiri. Ada pula pembangunan saluran drainase kota Jalan Merpati Raya-Jalan Ki Hajar Dewantoro-Jalan Menjangan (Kompas)-Jalan Cendrawasih Raya-Jalan Tegal Rotan sampai menuju saluran pembuang, pembangunan saluran drainase kota Jalan Pondok Betung Raya menuju saluran pembuang, dan pembangunan saluran drainase lingkungan Kompleks Pondok Kacang Prima Kecamatan Pondok Aren. Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangerang Selatan Robby Cahyadi menyebutkan, penyempitan sungai menyebabkan limpasan air hujan tidak tertampung. Selain pelebaran badan sungai, dibangun turap, tanggul, dan kolam retensi untuk menampung air hujan agar tidak langsung mengalir ke sungai.