25 Pohon Tumbang dalam 8 Hari, BPBD DKI Perketat Pantau Pohon Tua
Terjadi 25 pohon tumbang di DKI Jakarta selama 8 hari terakhir dengan rincian 23 kejadian di Jakarta Selatan, 1 kejadian di Jakarta Utara, dan 1 kejadian di Jakarta Pusat. Enam polisi tertimpa pohon di Balai Kota.
Suasana saat kejadian tumbangnya pohon trembesi pada Kamis sore (10/11/2022) di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.
JAKARTA, KOMPAS — Peristiwa pohon tumbang di DKI Jakarta selama kurun waktu 3-10 November 2022 sudah terjadi 25 kali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memperkuat kolaborasi dengan instansi terkait untuk memperketat pantauan pohon berusia tua yang rentan tumbang saat memasuki cuaca ekstrem.
BPBD DKI mulai memperkuat koordinasi untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi dengan berbagai instansi, seperti Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Sumber Daya Air, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum, dan instansi terkait lainnya.
”Rincian terjadinya pohon tumbang pada November ini di DKI Jakarta adalah 23 kejadian di Jakarta Selatan, 1 kejadian di Jakarta Utara, dan 1 kejadian di Jakarta Pusat,” ujar Kepala Satuan Pelayanan Pengolahan data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggung di Jakarta, Jumat, (11/11/2022).
Banyaknya pohon tumbang yang terjadi akhir-akhir ini, menurut dia, seiring dengan cuaca ekstrem yang melanda Jakarta. Selain itu, ia juga akan terus berkoordinasi lebih lanjut dengan untuk mulai memantau dan menyisir pohon yang memang kondisinya rentan dan tua untuk meminimalkan pohon tumbang sejak awal.
”Ke depan, ini menjadi perhatian kami untuk memonitor mana saja pohon di Jakarta yang harus kami waspadai,” kata Michael.
BPBD DKI Jakarta membagikan empat tips untuk masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem di Jakarta. Apalagi sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi curah hujan tertinggi di DKI Jakarta akan berlangsung mulai Desember 2022 hingga Februari 2023.
Tips yang pertama adalah masyarakat yang sering beraktivitas di luar ruangan harus menyiapkan perlindungan diri, seperti membawa payung, jas hujan, jaket, atau topi.
Kedua, para pejalan kaki dan pengguna kendaraan dapat menjauhi area sekitar saluran air atau gorong-gorong terbuka guna menghindari kejadian terperosok.
Ketiga, masyarakat harus memantau informasi cuaca yang disampaikan BPBD DKI Jakarta melalui laman resmi web atau media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook dan Telegram.
Terakhir, masyarakat dapat manfaatkan kanal pengaduan darurat milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau menggunakan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) untuk melaporkan kejadian banjir atau terjadi genangan.
Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, Muhammad Aminullah, mengatakan, pemerintah harus mengevaluasi dalam jangka panjang terkait kejadian serupa. Dikhawatirkan, banyak pohon tumbang disebabkan eksplorasi akar yang terbatas akibat maraknya pembetonan atau akar tidak mampu mengikat secara kuat lantaran daya serap air tanah Jakarta sangat rendah, yakni hanya 10 persen.
”Dapat juga terjadi karena penurunan muka tanah. Setelah dievaluasi dan ditemukan permasalahan utamanya (di luar faktor cuaca ekstrem), pemerintah harus mengambil tindakan. Kalau faktor utamanya adalah ekologi, ya, harus mengembalikan ruang-ruang ekologi untuk pohon,” jelas Aminullah.
Ia melanjutkan, potensi pohon tumbang masih ada, khususnya di cuaca seperti sekarang. Oleh karena itu, masyarakat harus mulai sadar dan waspada terhadap kerentanan lokasi atau wilayahnya.
”Kalau rumahnya dekat sungai berarti harus waspada banjir. Sementara kalau rumahnya dekat pohon besar harus waspada karena kemungkinan bisa tumbang. Dengan kita sadar terhadap kerentanan wilayah, kita bisa bersiap-siap untuk menghadapinya jika musim bencana itu datang,” terang Aminullah.
Kemudian, pemerintah harus membuat sistem peringatan dini terkait bencana sesuai wilayah masing-masing. Saat ini sudah ada peringatan dini banjir, tetapi masih terbatas pada banjir akibat luapan sungai. Pemerintah dapat meningkatkan dengan peringatan dini pohon tumbang, banjir lokal, dan sebagainya sesuai karakter setiap wilayah.
Menurut dia, khusus untuk pohon tumbang, semua kalangan masyarakat dapat memulai dengan membiarkan pohon hidup. Warga jangan memaku pohon, membakar sampah tepat di bawah pohon, dan aktivitas lain yang mengganggu masa hidup pohon. Pohon tidak akan kehilangan kekuatannya, termasuk daya ikat akar pada tanah.
Peristiwa terbaru
Terbaru, sebatang pohon trembesi setinggi 16 meter dan diameter 2,5 meter di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, tumbang pada Kamis (10/11/2022) pukul 16.30. Lokasi pohon tumbang tersebut tepat di sebelah pintu masuk Balai Kota DKI Jakarta.
Pengendali Operasi Grup B Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Nurulusianto menyatakan, peristiwa pohon tumbang tersebut disebabkan hujan dan angin kencang.
”Sebelum terjadi hujan, ada angin kencang di pelataran Balai Kota. Di bawah pohon tersebut terparkir sejumlah motor milik polisi,” jelas Nurul.
Di Jakarta Pusat memang banyak pohon besar, khususnya di daerah Menteng dan Gambir. Di sana banyak pohon yang rindang dengan umur lebih dari 20 tahun yang berpotensi jatuh lantaran ketidakmampuan akarnya.
”Pohon yang jatuh kemarin juga berusia lebih dari 20 tahun. Pohon yang juga lebat seperti kemarin memang membutuhkan penanganan khusus, seperti memangkas batang pohon yang rindang,” ucap Nurul.
Pengawas Jalur Hijau Sudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat, Slamet Prakoso, meninjau langsung kondisi pohon besar yang tumbang di Balai Kota DKI Jakarta. Slamet mengungkapkan, penyebab lain pohon trembesi itu tumbang lantaran sudah keropos. Pihaknya langsung memotong batang pohon tersebut untuk dibawa ke Dinas Kehutanan sebagai barang bukti.
Polisi jadi korban
Berdasarkan informasi dari Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin, enam anggota Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya menjadi korban pohon tumbang tersebut. Kelima korban tersebut saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
”Empat dari mereka mengalami luka ringan dalam insiden itu. Namun, satu lainnya mengalami patah tulang pada bagian lengan kiri,” ucap Komarudin.
Ia mengatakan, mereka saat itu baru saja selesai berjaga dalam unjuk rasa buruh di depan Balai Kota. ”Sore harinya, mereka akan melaksanakan apel konsolidasi. Nah, di situlah tiba-tiba ada angin yang meniup kencang sehingga menumbangkan pohon,” lanjut Komarudin.
Dalam insiden tersebut, 28 dari 55 sepeda motor milik aparat kepolisian mengalami kerusakan dengan rincian 19 rusak ringan dan 9 rusak berat. Ia melanjutkan, pihaknya saat ini dalam proses pengajuan asuransi untuk para korban, baik yang terluka maupun yang motornya mengalami kerusakan akibat insiden pohon tumbang tersebut.
Klaim asuransi
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Adminstrasi Jakarta Pusat Mila Ananda memberi tahu jika pemilik motor yang rusak tertimpa pohon tumbang dapat mengajukan klaim asuransi ke kantor Dinas Tamhut DKI Jakarta. ”Pengajuan asuransi harus disertai foto kerusakan,” kata Mila.
Petugas Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta juga sudah memotong dan merapikan cabang-cabang pohon besar lainnya di halaman Balai Kota. Di halaman tersebut memang terdapat dua pohon yang besar. Pemotongan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pohon besar kembali tumbang.