Kasus Trotoar, Kepala Dinas PUPR Kota Depok Minta Maaf
Kepala Dinas PUPR Kota Depok meminta maaf akibat kekisruhan yang muncul setelah akses masuk SD Negeri Pondok Cina 1 terhalang revitalisasi trotoar Margonda.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·5 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Akses gerbang SD Negeri Pondok Cina 1 sempat terhalangi oleh revitalisasi trotoar Jalan Margonda Raya. Orangtua murid merasa ini adalah bagian dari upaya penggusuran sekolah anak-anak mereka. Kepala Dinas PUPR Kota Depok pun meminta maaf atas persoalan yang terjadi.
Sebelumnya, pada Rabu (9/11/2022), masalah tentang revitalisasi trotoar di Jalan Margonda Raya ini mendapat banyak perhatian setelah beredar video yang menunjukkan sebuah sekolah di jalan tersebut tertutup aksesnya akibat trotoar yang terlalu tinggi. Sekolah itu adalah SD Negeri Pondok Cina 1 yang tepat berada di pinggir Jalan Margonda Raya. Dalam video tersebut, tampak seorang ibu sedang menunjukkan gerbang akses masuk anak tidak bisa dilalui akibat trotoar terlalu tinggi. Ia juga menyoroti, tidak adanya tangga yang dibangun agar siswa bisa lewat.
Warga kemudian melaporkan itu kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemkot Depok, lalu ditanggapi dengan pembangunan tangga darurat. Para orangtua siswa menanggap, penutupan akses ke sekolah melalui pembangunan trotoar itu adalah bagian dari upaya menggusur sekolah anak-anak mereka. Ini karena area di sekitar SD Negeri Pondok Cina 1 direncanakan akan dibangun masjid dan siswa siswinya akan dipindahkan ke sekolah lain.
Pada Kamis (10/11), orangtua tetap mengadakan sekolah tatap muka meski telah dianjurkan pemerintah untuk bersekolah dari rumah. Mereka tetap menggelar kelas meskipun tidak ada guru yang datang mengajar. Para orangtua murid berinisiatif meminta materi dari gurunya dan mengajar anak-anak mereka di sekolah.
Nia (42), Koordinator Pengawas Orangtua Siswa SD Negeri Pondok Cina 1, menjelaskan, penutupan akses sekolah dengan trotoar tidak memperlihatkan komitmen baik pemerintah terhadap persoalan penggusuran ini. Padahal, murid di sekolah tersebut masih semangat untuk bersekolah. ”Kemarin kami tetap mengadakan kelas. Tidak ada siswa satu pun yang mengurungkan niat ke sekolah akibat penutupan akses. Untungnya sekarang sudah ada tangga darurat sehingga aksesnya sudah kembali seperti biasa,” tuturnya.
Kepala Dinas PUPR Pemkot Depok Citra Indah Yulianti mengatakan, pembangunan trotoar di depan sekolah itu sudah sejalan dengan perencanaan pembangunan Masjid Agung. Ia menjelaskan, rencana pembangunan trotoar sebelumnya telah disosialisasikan kepada kepala sekolah SD Negeri Pondok Cina 1 dan dilaporkan telah disampaikan kepada orangtua.
Meski begitu, ia meminta maaf atas akibat kekisruhan yang terjadi. ”Atas nama dinas PUPR, kami meminta maaf kalau terjadi kekisruhan terkait dengan penataan trotoar di Margonda di depan SD Negeri Pondok Cina 1,” ucap Citra.
Ia menjelaskan, revitalisasi trotoar ini ditargetkan selesai akhir tahun 2022, yakni pada awal Desember. Citra berharap revitalisasi trotoar dapat mempercantik wajah kota Depok serta memberi akses yang lebih ramah kepada pejalan kaki.
Tanggapan warga sekitar
Lukman (36), pedagang nasi kuning di rumah toko (ruko) miliknya yang terletak di Jalan Margonda Raya, mengatakan, revitalisasi mengganggu usahanya. Trotoar di depan rukonya baru saja dicor dengan semen dan ditutup dengan fondasi jeruji besi serta dibatasi dengan kayu. Ini membuat akses menuju rukonya menjadi sulit sehingga pembelinya harus memutar melewati sisi trotoar yang bisa dipijak. Kata Lukman, banyak pembeli yang mengurungkan niat untuk singgah di rukonya karena akses yang sulit tersebut.
”Usaha saya terganggu. Semenjak bulan lalu, banyak pembeli yang tidak datang makan karena susah lewatnya. Bahkan, pas minggu lalu, saat mereka bongkar trotoar, itu jauh lebih susah. Soalnya puing-puing batunya menghalangi jalan. Orang yang biasanya singgah dengan mobil dan motor jadi enggak bisa lagi,” tuturnya, Kamis (10/11).
Ia mengatakan, sebelumnya belum ada pemberitahuan untuk proyek revitalisasi ini. Padahal, ia mengharapkan adanya diskusi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dengan masyarakat yang tinggal di Jalan Margonda Raya agar terbentuk kesepakatan dan transparansi. Menurut dia, revitalisasi dilakukan begitu saja tanpa sosialisasi dan pengumuman.
Tidak hanya pelaku usaha seperti Lukman, pengguna jalan juga merasa terganggu dengan proyek revitalisasi trotoar ini. Bambang (41), pengemudi ojek daring, mengatakan, jalan menjadi semakin macet semenjak revitalisasi dilakukan. Ia menjelaskan, revitalisasi trotoar mengurangi ruas jalan sebanyak 4 meter sehingga Jalan Margonda Raya menjadi semakin sempit.
Bambang menuturkan, Jalan Margonda Raya merupakan jalan yang sering macet karena setiap hari digunakan masyarakat Depok untuk bepergian menuju Jakarta atau sebaliknya. Pada waktu sibuk, seperti pagi dan sore hari, Jalan Margonda Raya menjadi penuh dengan kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan. Menurut Bambang, kemacetan menjadi lebih parah akibat Jalan Margonda Raya semakin sempit.
”Apalagi kalau hari weekend, lebih macet lagi. Memang sebelumnya juga sudah macet, tetapi kalau dipersempit begini malah jalan jadi tambah macet. Kalau pertimbangannya hanya untuk mempercantik kota Depok, saya dukung. Namun, perlu dipertimbangkan juga soal dampak kemacetannya,” ujar Bambang.
Selain itu, keresahan juga disampaikan pengguna jalur pedestrian yang seharusnya menjadi sasaran revitalisasi trotoar ini. David (25) mengatakan, pembangunan sebagian trotoar di sepanjang Jalan Margonda Raya masih belum selesai, bahkan ada yang masih dalam tahap pembongkaran trotoar sebelumnya. Ini membuat akses pejalan kaki menjadi sulit akibat puing-puing yang tersebar di sekitar trotoar.
Ajeng (27), pejalan kaki yang lain, berpendapat, pelebaran trotoar ini akan menguntungkan pengguna jalur pedestrian apabila sudah rampung. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan lebarnya trotoar akan digunakan sebagai tempat parkir liar dan tempat pedagang kaki lima berjualan sehingga malah menyusahkan pejalan kaki.
”Ini menjadi kontra produktif. Sekarang saja (saat revitalisasi belum selesai) trotoar sudah digunakan sebagai tempat parkir,” ucapnya.