Rumah Digital Jembatani Penyandang Disabilitas dengan Dunia Kerja
Rumah Digital hadir sebagai jembatan antara penyandang disabilitas dan dunia kerja. Tujuannya, menambah peluang penyandang disabilitas untuk berdaya melalui pelatihan kerja dan informasi pekerjaan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyandang disabilitas masih tertinggal untuk menjangkau pelatihan dan lapangan kerja di era serba digital karena minim akses ataupun layanan teknologi dan informasi. Atas dasar itu, hadir inisiatif Rumah Digital untuk Disabilitas sebagai jembatan penghubung guna memangkas jarak.
Ada 7,04 juta pekerja dengan disabilitas (5,37 persen) dari total pekerja yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2021. Jumlah itu menurun ketimbang 7,67 juta pekerja dengan disabilitas (5,98 persen) pada tahun 2020.
Mayoritas penyandang disabilitas atau sebanyak 2,06 juta orang berusaha sendiri pada tahun 2021. Jumlah itu menurun ketimbang 2,15 juta orang pada tahun 2020. Para pekerja dengan disabilitas yang tercatat berusia 15 tahun ke atas. Mereka mengalami gangguan fisik, gangguan mental, ataupun keduanya.
”Sekolah luar biasa punya pelatihan vokasi, tetapi tak seimbang dengan era digital. Kurang dukungan pelatihan komputer dan teknologinya. Ketika lulus sekolah, mereka sulit bersaing dan berkembang. Juga sulit mengakses pelatihan dan pekerjaan,” ucap Angkie Yudistia, inisiator Rumah Digital untuk Disabilitas, seusai meluncurkan platform Productive+ yang berkolaborasi dengan FELLO, Jumat (4/11/2022), di Jakarta.
Angkie sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo meluncurkan platform Productive+ sebagai wadah bagi penyandang disabilitas melek teknologi dan informasi serta berdaya secara ekonomi. Productive+ berkolaborasi dengan FELLO sebagai platform pembayaran digitial guna memudahkan penyandang disabilitas dalam transaksi digital, terutama ketika bermobilitas.
Productive+ merupakan laman dan aplikasi sebagai forum penyandang disabilitas. Sebanyak 42.000 penggunanya saban hari berinteraksi tentang pelatihan kerja, lowongan pekerjaan, pusat informasi disabilitas, dan topik umum.
”Disabilitas bisa jadi prioritas supaya tidak tertinggal lagi. Bukan hanya program charity (amal), tapi waktunya untuk tingkatkan potensi diri disabilitas,” katanya.
Productive+ menjadi bagian dari Thisable Enterprise. Thisable Enterprise adalah lembaga yang didirikan Angkie untuk memberdayakan kelompok disabilitas agar mampu dan terampil serta menyalurkan mereka ke dunia kerja.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengapresiasi inisatif tersebut sebagai bagian dari kota inklusif. Ide dan inovasi di dalamnya ada untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam berkomunikasi dan tidak merasa sendiri.
”Bagian dari menyatukan informasi, edukasi, kepada disabilitas dan semua orang. Sebagai jembatan penghubung supaya Jakarta ramah disabilitas,” katanya.
Peluang kerja
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan perusahaan swasta untuk memperkerjakan minimal 1 persen difabel dari total pekerja, sedangkan badan usaha milik negara sebanyak 2 persen. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, aturan ini telah direalisasikan di badan usaha milik negara. Namun, aturan ini belum sepenuhnya dilaksanakan di kalangan swasta (Kompas, 19 Oktober 2022).
”Di swasta permasalahannya macam-macam. Maka itu, kami meningkatkan pelatihan agar penyandang disabilitas bisa bekerja. Solusi alternatifnya adalah menjadikan mereka wirausaha. Itu yang kami genjot terus karena dengan menjadi wirausaha, mereka tidak perlu lagi tergantung pada seseorang,” kata Risma.
Filosofi rumah adalah tempat aman dan nyaman. Di situ mereka (penyandang disabilitas) bisa menyalurkan potensi diri, kolaborasi, dan banyak manfaat.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebutkan bahwa pada 2021 terdapat 1.271 penyandang disabilitas yang bekerja di 72 badan usaha milik negara dan 4.554 penyandang disabilitas yang bekerja di 588 perusahaan swasta.
”Jumlah ini masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan jumlah disabilitas di Indonesia sebesar 16,5 juta jiwa, di antaranya 7,6 juta laki-laki dan 8,9 juta perempuan,” ucapnya. Kerja sama terus dilakukan pemerintah untuk mendorong rasio kerja penyandang disabilitas.
Seusai peluncuran Productive+, komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Deka Kurniawan, menuturkan, dibutuhkan komitmen untuk mewujudkan amanat dalam Undang-Undang Penyandang Disabilitas. Wujudnya melalui progran kreatif dan inisiatif yang berdampak. Thisable Enterprise, misalnya, telah memberikan 7.500 pelatihan dan menyalurkan 700 penyandang disabilitas ke dunia kerja.
”Filosofi rumah adalah tempat aman dan nyaman. Di situ mereka (penyandang disabilitas) bisa menyalurkan potensi diri, kolaborasi, dan banyak manfaat,” katanya.