Vaksin Tetap Jadi Benteng Diri dari Varian Baru Omicron
Vaksinasi Covid-19 kembali dibuka setelah stok vaksin sempat kosong di DKI. Warga didorong segera vaksinasi, baik pertama, kedua, maupun ketiga, karena ini benteng terbaik dari potensi terinfeksi Covid-19 dan variannya.
Oleh
Velicia
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksin Covid-19 kembali didistribusikan sejak Jumat (28/10/2022). Warga Jakarta bergantian datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melengkapi vaksin dosis ketiga. Namun, masih terdapat warga yang belum mendapat vaksinasi Covid-19 dosis pertama karena berbagai alasan. Padahal, vaksinasi tetap merupakan benteng diri terbaik dari bahaya penularan Covid-19, termasuk varian virus terbaru Omicron XBB.
Dilansir dari laman Corona.jakarta.go.id, Kamis (3/11/2022), total kasus positif Covid-19 Jakarta bertambah sebanyak 1.823 kasus. Persentase warga yang sudah menjalani vaksinasi, sesuai KTP DKI, sebesar 89,1 persen untuk dosis pertama dan 79,5 persen untuk dosis kedua. Untuk vaksinasi dosis ketiga sebanyak 5.039.935 orang.
Dikutip dari Kompas.id (2/11/2022), Kementerian Kesehatan mendata per 30 Oktober terdapat delapan kasus Covid-19 varian XBB. Lima kasus di Jakarta dan masing-masing satu kasus di Lampung, Kalimantan, dan Bali. Pemerintah kembali menggencarkan vaksinasi sebagai upaya pencegahan terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, stok vaksin Covid-19 sempat menipis. Namun, Dinkes DKI mendapat kiriman vaksin Covid-19 Pfizer sebanyak 34.125 vial pada Kamis (27/10/2022). Vaksin ini langsung didistribusikan ke fasilitas kesehatan di Jakarta pada Jumat (28/10/2022).
Jumlah vaksin Pfizer yang masuk ke Dinkes DKI Jakarta setara untuk 204.000 dosis. Satu vial bisa untuk enam dosis untuk vaksin pertama dan kedua serta bisa 12 dosis untuk setengah dosis vaksin booster.
Salah satu kawasan yang memulai kembali vaksinasi adalah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Hasil pemantauan pada Selasa dan Rabu (1-2/11/2022), selain vaksin booster, masih ada warga yang baru melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Di Balai Warga Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, pada dua hari tersebut, selama empat jam layanan vaksinasi dibuka, warga bergantian berdatangan. Sesekali terlihat hingga lima warga sekaligus daftar vaksinasi. Sesekali terlihat dua sampai tiga orang sekaligus mendaftar.
Di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1, enam atau lebih warga duduk teratur di ruang tunggu depan setelah menyerahkan data diri ke petugas serta ada enam warga lainnya di ruang tunggu bagian dalam, siap dipanggil ke ruang vaksinasi.
Mengutip data vaksinasi di pos Balai Warga Kelurahan Pejagalan, terdapat total 144 orang yang divaksin pada Senin (31/10/2022) sampai Rabu (2/11/2022). Sebanyak 11 warga baru menerima vaksinasi dosis pertama, 31 warga vaksinasi dosis kedua, 102 warga vaksinasi booster atau dosis ketiga, dan seorang tenaga kesehatan mendapat vaksin booster kedua.
Di pos vaksinasi Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1, pada Senin (31/10/2022) dan Selasa (1/11/2022), sebanyak 104 warga melakukan vaksinasi. Rinciannya, 16 warga menjalani vaksinasi dosis pertama, 13 warga vaksinasi dosis kedua, 74 warga vaksinasi dosis ketiga, dan seorang tenaga kesehatan menerima vaksinasi booster kedua.
Salah seorang warga Pejagalan, Titin (43), mengaku baru menerima vaksin dosis pertama karena mengalami gangguan kesehatan.
”Akhir tahun lalu ingin vaksin, tapi sakit dan harus operasi kista di rahim. Dokter vaksinasi menyarankan konfirmasi ke dokter kista terlebih dahulu. Tapi saya lupa, telanjur akan operasi baru ditanya. Kata dokter tidak apa-apa vaksin, setelah operasi saja,” kata Titin saat ditemui seusai vaksinasi di Balai Warga Kelurahan Pejagalan, Rabu (2/11/2022).
Namun, seusai operasi, Titin terkena hepatitis. ”Jadi, saya cari tahu lagi boleh divaksin atau tidak, dan ternyata boleh. Karena kesibukan mengurus usaha warung nasi, baru hari ini sempat mulai vaksin,” ujarnya.
Selain Titin, tenaga kesehatan yang bertugas di balai warga ini juga bercerita, sebelumnya ada beberapa warga yang baru menjalani vaksinasi dosis pertama.
”Saya bertanya alasan warga baru vaksinasi dan mereka mengatakan vaksinasi karena diwajibkan perusahaan tempatnya bekerja,” kata Martinus, tenaga kesehatan di Balai Warga Kelurahan Pejagalan.
Selain Titin, warga lain juga menunda vaksinasi karena alasan kesehatan. ”Waktu itu sudah ingin vaksin booster, tapi sedang pilek, batuk, dan sakit tenggorokan. Jadi tidak berani datang vaksin sehingga tertunda terus dan baru bisa sekarang,” kata Yulfina (41), warga Pejagalan, yang baru menuntaskan ketiga dosis vaksin Covid-19, di Balai Warga Kelurahan Pejagalan, Selasa (1/11/2022).
Yulfina juga mengaku, beberapa waktu terakhir dirinya pernah ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan untuk vaksinasi, tetapi bertepatan dengan stok vaksin yang kosong.
Ia bercerita selalu mengikuti jadwal vaksinasi dari pemerintah. Ia juga siap jika ke depan perlu ada vaksinasi tambahan mengingat adanya varian Covid-19 baru yang muncul, yakni XBB dan B 2.7.5.
Selain alasan kesehatan, ada pula warga yang menunda vaksinasi karena terhalang pekerjaan dan waktu.
Salah satu alasannya karena masih memiliki ketakutan akan dampak panjang vaksin tersebut. Penyebabnya, secara tidak sadar mereka mengonsumsi hoaks. Ada sebaran pesan yang berisikan ‘kalau vaksin nanti jadi kenapa-kenapa’. (Ifa)
”Saya baru vaksinasi pertama di bulan April tahun ini. Tidak sempat vaksin sebelumnya karena pekerjaan. Saya juga tidak pergi ke mana-mana waktu itu, fokus jaga kontrakan juga,” kata Irvan yang bekerja di bengkel dan mengawasi kontrakan.
Irvan juga menjelaskan, dirinya baru vaksinasi dosis kedua sekarang ini pun karena istrinya memasuki masa persiapan melahirkan.
”Ini berhubung istri mau melahirkan. Saya takut di rumah sakit dipersulit karena belum vaksin. Kalau tidak vaksin, kan tes PCR, ya mending saya vaksinasi saja,” kata Irvan.
Isabilla (41) juga tertunda untuk menjalani vaksinasi booster karena kesibukannya. ”Sebenarnya saya mengikuti aturan pemerintah saja, tapi kadang harus mengurus anak yang umurnya baru lima tahun. Jadi, sedikit sulit menentukan kapan bisa melakukan vaksin,” kata Billa.
Selain itu, dijumpai pula warga yang baru menjalani vaksinasi dosis kedua hari Selasa (1/11/2022). ”Baru vaksin yang kedua hari ini. Kemarin tidak sempat karena ada pekerjaan. Vaksin pertama bulan Juni kemarin,” kata Rendy (19) saat ditemui di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1, Jakarta Utara, Selasa (1/11/2022).
Rendy menambahkan, ia berolahraga setidaknya satu kali dalam seminggu dan mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan. Dia juga mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak.
Penanggung jawab vaksinasi Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Ifa, menyebutkan masih dijumpai warga yang enggan vaksinasi.
”Salah satu alasannya karena masih memiliki ketakutan akan dampak panjang vaksin tersebut. Penyebabnya, secara tidak sadar mereka mengonsumsi hoaks. Ada sebaran pesan yang berisikan ’kalau vaksin nanti jadi kenapa-kenapa’,” ujar Ifa di Puskesmas Kecamatan Penjaringan.
Menanggapi masih adanya warga yang belum vaksinasi lengkap, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan kembali pentingnya vaksinasi.
”Vaksinasi adalah helm proteksi kita untuk mencegah kasus parah dirawat di rumah sakit, meninggal, dan long covid,” kata Ngabila saat dihubungi.
Ia mengatakan, pelanggaran protokol kesehatan akan selalu ada, seperti halnya pelanggaran lalu lintas. Warga yang sudah patuh pun bisa ikut celaka. Oleh karena itu, dia menganjurkan masyarakat untuk tetap melindungi diri terlebih dulu.
”Cegah sakit dengan memakai masker, menjaga ventilasi, serta meningkatkan imunitas. Cegah keparahan dengan vaksinasi dan deteksi serta kontrol komorbid penyakit tidak menular dengan mengonsumsi obat rutin,” ujarnya.