Melonjak, Per Hari Lebih dari 1.500 Kasus Positif di Jakarta
Sepekan ini, kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta kembali melonjak. Angkanya kini sudah lebih dari 1.500 kasus per hari. Warga diminta menerapkan protokol kesehatan mencegah penularan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Angka kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat dalam sepekan terakhir. Data dari situs resmi Corona.jakarta.go.id, angka kasus tinggi mulai 25 Oktober 2022. Hari itu ada 889 kasus positif. Sehari setelahnya, pada 26 Oktober 2022, angka sudah di atas 1.000 kasus.
Dari situs yang sama, pada 27 Oktober 2022 ada 1.062 kasus positif di Jakarta. Berikutnya, secara berturut-turut pada 28 Oktober ada 1.007 kasus, 29 Oktober sebanyak 1.041 kasus, 30 Oktober 1.081 kasus, kemudian turut pada 31 Oktober menjadi 822 kasus. Pada 1 November 2022, angka kasus melonjak lagi menjadi 1.559 kasus dan pada 2 November tembus 1.781 kasus.
Per 2 November 2022 dengan tambahan 1.781 kasus positif, total kasus aktif dengan pasien yang dirawat atau isolasi mandiri ada 10.053 kasus.
”Ini sudah jadi alarm bagi kita. Lonjakan kasus di DKI seminggu terakhir cukup signifikan, mencapai angka 38 persen. Saya minta Pemprov DKI tidak lengah dan segera ambil langkah intervensi,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Kamis (3/11/2022).
Salah satu langkah yang perlu diambil, menurut Ara, panggilan akrab Anggara, adalah meningkatkan cakupan vaksinasi ketiga atau booster. ”Cakupan vaksinasi booster harus dikejar. Kita sudah hampir satu tahun menjalankan vaksinasi ketiga ini, tetapi cakupannya baru 60-70 persen,” katanya.
Ara menekankan, Dinas Kesehatan DKI harus siaga menjaga ritme penanganan Covid-19. ”Artinya, kalau mulai ada kenaikan kasus, harus bergerak mengambil langkah-langkah tertentu, baik kebijakan maupun penanganan. Jangan tunggu kasus meledak baru kelimpungan merumuskan kebijakan,” ujarnya.
Kepala Dinkes DKI Widyastuti menjelaskan, stok vaksin Covid-19 di DKI Jakarta memang sempat menipis. Namun, DKI Jakarta kemudian mendapatkan distribusi 34.125 vial vaksin Pfizer dari Kementerian Kesehatan pada 27 Oktober 2022.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama menambahkan, stok vaksin di DKI Jakarta sudah bertambah. Data per 31 Oktober 2022, di seluruh DKI Jakarta terdapat total 171.200 dosis.
Widyastuti menambahkan, vaksin Covid-19 itu kemudian didistribusikan sesuai konsep wilayah, yaitu di puskesmas kecamatan. Puskesmas kecamatan akan menyimpan dengan standar SOP. ”Nanti bagi layananan kesehatan, apakah itu rumah sakit, fast clinic, atau tempat-tempat pos vaksinasi bisa mengajukan vaksin ke puskesmas setempat,” katanya.
Suatu institusi atau pusat perbelanjaan atau pos sentra vaksin akan meminta sesuai jumlah yang diinginkan. ”Dan, kadang mintanya sekian katakanlah 200 untuk 200 orang, ternyata antusiasnya (warga yang datang) lebih. Tidak apa, tidak akan kehabisan, bisa nanti didaftarkan,” ujar Widyastuti.
Kita buka seluas-luasnya sesuai dengan kesanggupan dari ketersediaan tenaga dan tentu pendaftar. Kadang-kadang masih ada yang on the spot. Jadi, kita mengakomodasi dari berbagai upaya.
Untuk vaksinasi, menurut Widyastuti, tidak ada kuota. ”Kita buka seluas-luasnya sesuai dengan kesanggupan dari ketersediaan tenaga dan tentu pendaftar. Kadang-kadang masih ada yang on the spot. Jadi, kita mengakomodasi dari berbagai upaya,” katanya menambahkan.
Terkait varian baru Covid-19, yaitu XBB, Widyastuti menyatakan, prinsipnya masyarakat tetap harus melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi.