Januari-September, Transjakarta Terlibat dalam 827 Kecelakaan
KNKT melihat semua kecelakaan dipicu karena pramudi tidak kompeten. Karena kompetensi pengemudi Transjakarta rendah.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat pada periode Januari-September 2022 terjadi 827 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta. Angka kecelakaan yang tinggi, hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan di sepanjang 2021 itu salah satunya karena Transjakarta belum sepenuhnya menerapkan standar kompetensi kerja atau SKK khusus yang sudah disusun bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Selasa (1/11/2022), menjelaskan, ada 181 kecelakaan yang terjadi pada triwulan I-2022, triwulan II-2022 sebanyak 263 kecelakaan, dan di triwulan III sebanyak 383 kecelakaan. Total pada periode Januari-September tahun ini sebanyak 827 kecelakaan.
Catatan Dishub DKI Jakarta dari empat triwulan 2022 atau dari Januari-Desember 2021 terjadi 335 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan Ahmad Wildan secara terpisah menjelaskan, sejak KNKT terlibat dalam upaya perbaikan aspek keselamatan Transjakarta akhir tahun lalu, ia melihat kecelakaan yang melibatkan Transjakarta terjadi karena kecelakan pasif. Artinya, bus-bus Transjakarta banyak yang diserempet atau ditabrak.
Kemudian ada juga kecelakaan yang dipicu pihak Transjakarta, yaitu dengan adanya titik buta atau saat sopir tidak dapat melihat bagian belakang, depan, sisi kanan dan kiri karena ada bagian badan bus menghalangi pandangannya. Untuk kecelakaan yang penyebabnya isu internal, menurut Wildan, Transjakarta sudah melakukan mitigasi.
Namun, KNKT melihat semua kecelakaan dipicu karena pramudi tidak kompeten. ”Karena kompetensinya itu tidak ada,” kata Wildan.
Itu dimulai dari saat perekrutan awal pramudi. Perekrutan seharusnya memenuhi syarat pengemudi memiliki kompetensi mengemudi yang ditetapkan dan disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Wildan menerangkan, ia sudah melihat langsung proses perekrutan pramudi yang berbekal sertifikasi BNSP tersebut. Ternyata yang bersangkutan hanya maju, mundur, dan parkir.
“Jadi, sertifikasi yang dikeluarkan BNSP itu ternyata tidak meng-cover hazard yang menjadi penyebab kecelakaan di Transjakarta. Sertifikasi itu hanya maju, mundur, parkir. Sementara kecelakaan Transjakarta bukan di situ melainkan di jalur,” kata Wildan.
Untuk itu, dalam rekomendasi perbaikan aspek keselamatan, KNKT pada saat hasil evaluasi Transjakarta tahun kemarin sudah jelas menyatakan secara lisan di depan media ataupun tertulis bahwa sertifikasi kompetensi pengemudi angkutan massal yang dilakukan oleh BNSP saat ini belum mencakup hal-hal yang menyebabkan kecelakaan pada bus Transjakarta di saat beroperasi. Kecelakaan didominasi faktor pengemudi yang tidak kompeten.
KNKT, juga sudah berkomunikasi dengan BNSP untuk melihat lagi sertifikasi bagi pengemudi. Itu karena kebutuhan keahlian kompetensi yang diperlukan bagi pengemudi Transjakarta itu beda dengan pengemudi biasa.
Akhirnya KNKT meminta Transjakrta menyusun standar kompetensi kerja (SKK) khusus bagi pengemudi. Pihak Transjakarta dengan dibantu KNKT dan Pusat Pengembangan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah menyusun SKK Khusus Pengemudi Bus Transjakarta. Di dalamnya meng-cover semua skill yang dibutuhkan agar kecelakaan-kecelakaan bus Transjakarta yang disebabkan karena pengemudi tidak terjadi lagi.
”Seharusnya Dishub DKI memperhatikan hal ini karena semua yang disampaikan KNKT pasti didukung dengan faktual, bukan opini,” jelas Wildan.
SKK khusus tersebut selesai pada Juni 2022 silam dan sudah didaftarkan di Kementerian Tenaga Kerja. Artinya, Transjakarta sudah bisa menerapkan SKK khusus tersebut bagi perekrutan ataupun untuk pelatihan peningkatan keahlian pengemudi.
”Ini yang saya lihat belum diterapkan. Ini obatnya. Kalau SKK itu diterapkan, angka kecelakaan bisa diminimalkan,” kata Wildan.
Secara umum, dapat saya sampaikan bahwa program safety TJ saat ini on the track dan semua butuh waktu dan proses, tidak semudah membalik telapak tangan
Wildan juga mengungkapkan, kalaupun implementasi SKK masih sulit, ia meminta Transjakarta menerapkan SKK itu untuk memberikan pelatihan peningkatan keahlian pengemudi. Ia sudah meminta Kepala Divisi Keselamatan PT Transportasi Jakarta agar membuat pemetaan jumlah pengemudi Transjakarta serta secara bertahap meningkatkan kemampuan sesuai SKK khusus tersebut.
Langkah pertama sudah dilakukan, yaitu dengan meningkatkan keterampilan menghadapi titik buta, karena itu yang mendominasi kecelakaan bus Transjakarta. Data Transjakarta menyebutkan, sudah lebih dari separuh dari total pengemudi bus Transjakarta sampai Oktober ini meningkatkan kemampuannya dalam bidang tersebut.
”Secara umum, dapat saya sampaikan bahwa program safety TJ saat ini on the track dan semua butuh waktu dan proses, tidak semudah membalik telapak tangan,” kata Wildan.
Kepala Divisi Keselamatan PT Transportasi Jakarta Sri Suari dalam diskusi dengan KNKT menjelaskan, standar perekrutan pengemudi Transjakarta dengan berdasarkan sertifikasi dari BNSP itu termuat dalam aturan terkait standar pelayanan minimum atau SPM yang ditetapkan dinas perhubungan. SKK khusus yang disusun menjadi materi bagi pelatihan untuk peningkatan keahlian mengemudi yang berkeselamatan.
Dari pelatihan bagi pengemudi bus-bus besar dari mitra operator, pelatihan yang dimulai Juli sampai dengan Oktober 2022 sudah menyasar 1.452 orang. Mereka merupakan pengemudi dari mitra operator PT Mayasari Bakti, PT Seady Safe, PT Pahala Kencana Transport, dan PPD.
Pelatihan terkait mengemudi yang berkeselamatan yang diberikan adalah defensive drive pengemudi, risiko berkendara, keselamatan dalam berkendara, titik buta atau blind spot, dan studi kasus kecelakaan.
Syafrin menambahkan, terkait kecelakaan yang masih terjadi, ke depan yang akan dilakukan Dishub DKI antara lain adalah harus ada SOP yang jelas terkait para pengemudi bisa dinyatakan siap operasi, apalagi sekarang sudah general checkup secara rutin. Lainnya, akan dilakukan semacam pendidikan pelatihan sehingga dari sisi keahliannya mengemudi itu terus terjaga.