Gangguan Ginjal Meningkat, Kasus Covid-19 Juga Merangkak Naik
Dinas Kesehatan DKI mencatat, angka kasus gangguan ginjal sampai dengan 30 Oktober sebanyak 142 kasus. Ada tren peningkatan kasus dalam 3 bulan terakhir. Selain itu, kasus positif Covid-19 di Jakarta kembali naik.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendata, kasus gagal ginjal di DKI Jakarta mulai meningkat pada tiga bulan terakhir. Sampai dengan 30 Oktober 2022, Dinkes DKI Jakarta mendata terdapat 142 pasien gangguan ginjal akut dengan 70 orang di antaranya meninggal.
Ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/10/2022), Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, data yang dimiliki Dinkes DKI Jakarta merupakan hasil hospital record review. Data tersebut didapat tim Dinkes DKI bersama seluruh RS dan puskesmas di Ibu Kota yang proaktif mencari kasus dan mendata hingga beberapa waktu ke belakang, tepatnya sejak Januari sampai dengan Oktober 2022.
”Sampai kemarin, di DKI Jakarta terdapat 142 kasus gagal ginjal akut misterius yang terlaporkan,” kata Widyastuti.
Dari kasus sebanyak itu, catatan Dinkes DKI menunjukkan peningkatan kasus yang sangat signifikan terjadi di 3 bulan terakhir, yaitu di sejak Agustus, September, hingga Oktober. Dari total 142 penderita itu, 70 orang di antaranya meninggal, 50 pasien sembuh, dan 22 orang dalam perawatan. ”Ini semuanya tidak tinggal di DKI Jakarta, ya,” ujarnya tanpa memerinci peningkatan kasus dalam 3 bulan terakhir. Adapun dari data itu, 34 pasien tinggal di Jakarta Timur.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta juga mengalami peningkatan. Apalagi, saat ini sudah ditemukan adanya varian XBB dan BA 2.7.5 di DKI Jakarta.
”Varian XBB menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara,” kata Ngabila yang juga Sekretaris Dokter Alumni SMAN 8 Jakarta itu.
Untuk DKI Jakarta, positivity rate atau persentase kasus positif naik 4 persen dari pekan sebelumnya. Kasus positif naik 38 persen dari minggu sebelumnya, sementara kematian naik 56 persen dari minggu sebelumnya.
Untuk varian XBB ini sudah ditemukan lima kasus, sementara varian B 2.7.5 sudah ditemukan 17 kasus. ”Ada tren kenaikan kasus kepada anak balita dan anak usia 6-18 tahun, tetapi proporsi kasus positif pada anak tidak naik,” ujar Ngabila.
Data dari situs Corona.jakarta.go.id menyebutkan, tren kenaikan kasus positif harian terjadi sejak 25 Oktober 2022 dengan 889 kasus. Kemudian, setelahnya sampai 30 Oktober 2022, kasus positif harian di atas 1.000 kasus per hari.
Menurut Ngabila, kondisi pancaroba dan cuaca yang kurang baik membuat kondisi imunitas manusia terganggu dan memudahkan kuman untuk masuk ke dalam tubuh.
”Untuk meningkatkan imunitas, dianjurkan pola hidup sehat dilakukan. Sebaiknya juga vaksinasi influenza mandiri, terutama untuk anak, lansia, dan tenaga kesehatan,” kata Ngabila.
Kepada masyarakat, ia meminta masyarakat mencegah sakit dengan mengenakan masker, menjaga ventilasi, serta menjaga imunitas, baik dengan pola hidup sehat setiap hari, istirahat cukup, maupun mengelola stres.
Untuk dinas kesehatan, menurut Ngabila, surveilans whole genome sequencing (WGS) perlu ditingkatkan, terutama untuk kasus berat dan meninggal di RS dan secara random kasus positif pada masyarakat. Tes PCR juga sebaiknya terus ditingkatkan untuk suspek dan kontak erat guna mencegah missing cases.
”Komorbid TB konsisten menjadi penyerta kematian. Pikirkan kolaborasi TB-Covid-19,” kata Ngabila.