Tiga Negara Siap Menjadi Investor MRT Tahap Lanjutan
Menhub Budi Karya Sumadi memastikan, investor dari Jepang, Inggris, dan Korea Selatan menjadi investor pembangunan MRT fase 3 dan fase 4. MOU dengan investor akan dlakukan pada agenda G20 bulan depan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan investor dari Jepang dan Inggris merupakan investor untuk pembangunan MRT koridor Timur-Barat atau East West, sementara Korea Selatan menjadi investor untuk MRT fase 4 Fatmawati-Taman Mini Indonesia Indah. Penandatanganan nota kesepahaman akan dilakukan dalam kegiatan G20 bulan depan.
Seusai menerima Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Gedung Kementerian Perhubungan, Senin (24/10/2022), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan, MRT fase 3 koridor Timur-Barat akan melewati 3 provinsi, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Terbentang sepanjang 87 kilometer, MRT fase 3 koridor Timur-Barat akan menghubungkan Cikarang di Jawa Barat sampai Balaraja di Banten.
Untuk pembangunan MRT fase 3 tersebut, saat ini proses kajian kelayakan tengah dikerjakan. Proses kajian kelayakan diperkirakan selesai pada 2023 sehingga MRT fase 3 bisa mulai dibangun pada 2024.
”Jadi memang kajian kelayakan untuk koridor East-West atau Timur-Barat sedang kita lakukan. Kita harapkan bisa selesai pada 2023, pada 2024 kita sudah mulai (pembangunan),” jelas Budi.
Terkait besaran pembiayaan yang akan dilakukan oleh investor dari Jepang dan Inggris tersebut, menurut Budi Karya, akan muncul setelah proses kajian kelayakan selesai. “Jadi saat ini belum,” jelas Menhub.
Seperti diberitakan, dalam agenda Forum Jurnalis PT MRT Jakarta (Perseroda) pada 30 Juni 2022, Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menerangkan, Pemerintah Jepang berkomitmen untuk mendanai pembangunan MRT fase 3 koridor Timur-Barat. Komitmen itu khususnya untuk membiayai pembangunan MRT fase 3 segmen 1 di wilayah DKI Jakarta.
Seperti diketahui, dari perencanaan MRT fase 3 sepanjang 87 km, di wilayah DKI Jakarta sendiri trase fase 3 adalah sepanjang 31,7 km. Selebihnya, 55,3 km terbagi di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Untuk fase 3 yang melewati DKI Jakarta, pembangunan MRT dibagi ke dalam dua segmen. Segmen 1 dari Tomang ke Ujung Menteng dan segmen 2 dari Tomang ke Kembangan.
Pemerintah Jepang dipastikan tertarik dan berkomitmen mendanai pembangunan MRT fase 3 segmen 1 wilayah DKI Jakarta dari Tomang ke Ujung Menteng sejauh 24,527 km.
Selain fase MRT fase 3 Koridor Timur-Barat, menurut Menhub, dalam pembahasan dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta tersebut juga terungkap, MRT fase 4 Koridor Fatmawati-TMII juga sudah mendapatkan investor, yaitu dari Korea Selatan.
”Ini keuntungan kita. Dengan adanya investor multinasional, tender bisa kita buka, semua bisa ikut sehingga kita mendapatkan yang lebih murah. Dengan ini ada kompetisi dan kami sudah berkoordinasi dengan para pihak itu dan mereka setuju untuk sama-sama membangun transportasi,” kata Budi Karya.
Dalam kesempatan tersebut, Heru menjelaskan, DKI Jakarta fokus pada transportasi umum, utamanya terkait dengan LRT dan MRT. Selain itu, DKI Jakarta akan melakukan sinkronisasi terkait dengan pembiayaan di APBD 2023.
”Ada beberapa yang bisa kami lakukan. Masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan terkait transportasi, nanti secara bertahap hal yang kita prioritaskan hasilnya akan terlihat,” jelas Heru.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, untuk pekerjaan paket kontrak (CP) 202 dari Harmoni ke Mangga Besar yang dimulai Juli silam, dilakukan rekayasa lalu lintas untuk mendukung pekerjaan konstruksi. ”Rekayasa lalu lintas mulai berlaku 14 Oktober 2022 sampai dengan 28 Februari 2023,” kata Syafrin.
Perubahan lalu lintas yang akan terjadi, arus lalu lintas baik di Jalan Gajah Mada (arah Kota) maupun Jalan Hayam Wuruk tetap sama dengan pengaturan lalu lintas saat ini. Artinya, mulai dari simpang Harmoni sampai simpang Jalan KH. Hasyim Ashari, arus lalu lintas terdiri dari 2 lajur reguler dan 2 lajur Transjakarta. Kemudian, dari simpang Jalan KH Hasyim Ashari hingga simpang Mangga Besar, lalu lintas terdiri dari 2 lajur kendaraan reguler dan 1 lajur campuran antara lajur kendaraan reguler dan bus Transjakarta.
“Pengguna Jalan Gajah Mada yang ingin berputar balik menuju Jalan Hayam Wuruk di perempatan Sawah Besar dan di persimpangan Mangga Besar dapat mengambil jalur paling kanan,” jelas Syafrin.
Adapun pekerjaan persiapan konstruksi yang dilakukan, pagar proyek di Jalan Gajah Mada tepatnya di depan Gedung Duta Merlin, CIMB Niaga, Gajah Mada Plaza, Telesindo, dan Bank Jasa Jakarta akan dibongkar. Kemudian area pekerjaan di depan Grand Paragon akan bergeser ke tengah Jalan Gajah Mada, sedangkan pagar proyek lainnya tetap sama dengan kondisi eksisting karena pekerjaan masih berjalan.