Emosi di Jalan Renggut Nyawa Pengojek di Tanah Abang
Terjadi dua penusukan di tempat berbeda yang menyebabkan dua orang tewas. Dua peristiwa ini terjadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan di Serang, Banten. Polisi masih mencari para pelaku.
Oleh
ERIKA KURNIA, FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi memburu pelaku yang menusuk MR, seorang pengojek daring, hingga tewas di Jalan KH Mas Mansyur, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022) siang. Sehari sebelumnya, di Serang, Banten, Muhammad Naufal (37) tewas dengan luka tusuk di punggung.
Kasus di Tanah Abang, berdasarkan penyelidikan polisi, diketahui penusukan terjadi saat MR membela kakaknya, yang juga pengojek, dalam cekcok dengan pengendara sepeda motor tak dikenal di pinggir jalan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin, Senin (24/10/2022), menjelaskan, kejadian sekitar pukul 13.00 Sabtu lalu itu mengakibatkan MR (24) meninggal di rumah sakit karena tusukan pisau. Polisi segera memeriksa saksi-saksi dan beberapa bukti rekaman video dari warga dan kamera pengawas untuk menemukan identitas pelaku.
”Identitas sudah kami kantongi. Saat ini, pelaku sedang kami buru,” kata Komarudin saat dihubungi via telepon.
Sejauh ini, polisi mengejar keberadaan pelaku di tiga wikayah. ”Kami sedang lakukan pencarian di tiga titik, ada di Jakarta, ada di luar daerah juga,” katanya.
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Komisaris Besar Komarudin
Penusukan itu berawal dari cekcok antara saksi bernama Rizky, yang merupakan kakak MR, dengan pengendara sepeda motor lain, yaitu pelaku. Rizky sempat melawan arus di Jalan KH Mas Mansyur menuju Stasiun Karet. Di jalan itu, pesepeda motor memang kerap melawan arah dari jalan yang menyempit di sisi timur jalan layang dekat Stasiun Karet menuju kawasan Tanah Abang.
Rizky, kakak korban, mengakui cekcok terjadi karena kesalahannya sehingga bersenggolan dengan pelaku. Di sisi lain, pelaku merespons dengan bahasa kasar sehingga tidak diterima Rizky. Keduanya lalu bertengkar.
Tidak lama kemudian, MR datang. Korban lalu agresif melawan pelaku yang dibalas hujaman pisau lipat.
”Saya ngeliat pisaunya di tangan (pelaku), terus tangannya saya tikem di belakang. Di situ posisi (pengemudi) ojek banyak, cuma enggak ada yang mau nolongin. Cuma nontonin, udah gitu doang,” ujar Rizky.
Pelaku menikam MR dengan pisau di bagian dada kiri, tangan, dan perut hingga terkapar di jalan aspal. Pelaku tidak segera melarikan diri, tetapi justru duduk di trotoar hingga orang-orang yang melihat menyuruhnya bertanggung jawab.
Pelaku akhirnya ikut Rizky yang membawa MR ke rumah sakit. Di rumah sakit, Rizky mengurus adiknya yang akhirnya meninggal. Pelaku lantas kabur meninggalkan Rizky dan korban.
Penusukan di Serang
Kasus penusukan sebelumnya menimpa Muhammad Naufal (37), wiraswasta di Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Korban tewas dengan luka tusuk di punggung sepulang shalat Jumat pada Jumat (21/10/2022). Orang tidak dikenal menusuknya di Jalan Kebaharan Masjid yang dekat tempat tinggalnya.
Penusukan berlangsung cepat saat korban dalam perjalanan pulang. Pelaku yang kini dicari polisi itu menusuknya dari belakang sehingga timbul luka sobek pada punggung.
Kami belum tahu motif pelaku menusuk korban. Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku dari hasil cek lokasi kejadian, rekaman kamera pemantau (CCTV) di lokasi, dan keterangan saksi.
Kapolsek Serang Ajun Komisaris Tedy Heru Murtianto menyebutkan, pelaku menusuknya satu kali dan langsung melarikan diri dengan sepeda motor. Pada saat yang sama, korban menyelamatkan diri ke rumah saudaranya di dekat lokasi penusukan. Namun, korban tidak sadarkan diri karena kehabisan darah di rumah saudaranya dan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.
”Kami belum tahu motif pelaku menusuk korban. Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku dari hasil cek lokasi kejadian, rekaman kamera pemantau (CCTV) di lokasi, dan keterangan saksi,” katanya.
Reza Indragiri Amriel, psikolog forensik, menjelaskan, kejahatan yang melukai fisik dapat disebabkan dua motif, yaitu motif instrumental dan motif emosional. Motif instrumental berkaitan dengan keinginan merampas barang berharga korban, motif emosional karena alasan emosi.
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Reza Indragiri Amriel
Motif ini tidak hanya dapat mencelakai korban, tetapi juga orang lain yang menjadi pengganti untuk pelampiasan, atau dalam istilah psikologi disebut displacement. Adapun target pengganti ini umumnya orang lain yang kedudukannya lebih lemah.
Pelaku kejahatan seperti itu, kata Reza, perlu mendapat penegakan hukum yang setimpal mengingat pelaku kejahatan di Indonesia banyak memakan korban. Berdasarkan data Pusat Data Informasi Kriminalitas Nasional Polri di 2021, dari 100.000 orang di Indonesia, sebanyak 100 orang menjadi korban kejahatan. Dalam waktu 30 menit, ada satu peristiwa kejahatan yang memakan korban.
Data Statistik Kriminalitas Provinsi DKI Jakarta 2021 juga menunjukkan, kejahatan terhadap fisik atau nyawa berada di urutan ketiga teratas. Persentasenya meningkat dari 12,70 persen di 2020 menjadi 13,73 persen di 2021.