Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Bantah Ada Praktik Pungli
Sebelumnya sempat ramai isu pungli yang dilakukan salah satu petugas Penyedia Jasa Layanan Perorangan terhadap petugas gerobak sampah di Jakarta Pusat.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
Kompas
Nuanta (27), petugas gerobak sampah sedang memilah sampah plastik di TPS Dipo Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat masih melakukan penyelidikan terkait dugaan pungutan liar yang terjadi di Jakarta. Hingga saat ini, pihaknya membantah ada praktik pungutan liar yang dilakukan petugas Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan terhadap petugas gerobak sampah.
Dugaan adanya praktik pungli itu terjadi di beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) di Jakarta Pusat, beberapa di antaranya dipo Johar Baru dan dipo Rawa Kerbau.
Salah satu anggota Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP) Dipo Rawa Kerbau di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Catur Waluyo (43), sempat dicatut inisialnya sebagai CTR, yakni orang yang diduga melakukan praktik pungli. Saat ditanyai, Catur membantah tuduhan itu.
”Tidak sama sekali. Saya tidak pernah meminta uang sepeser pun kepada para petugas gerobak sampah di sini, yang ada adalah iuran bukan pungli,” katanya, hari ini.
Demi mengusut soal pungli ini, pertemuan dilakukan oleh pihak Sudin LH Jakarta Pusat dengan sejumlah pihak, seperti Pelaksana Tugas Sudin LH Jakarta Pusat, anggota PJLP terduga oknum praktik pungli, Kepala Satuan Pelayanan Sudin LH Jakarta Pusat, Pengawas Lapangan Sudin LH Jakarta Pusat, dan Kepala Bagian TI Sudin LH Jakarta Pusat, dan sejumlah awak media, Jumat (21/10/2022) ini.
AYU OCTAVI ANJANI
Pertemuan dilakukan oleh pihak Sudin LH Jakarta Pusat dengan sejumlah pihak, Jumat (21/10/2022).
Kepala Satuan Pelayanan Sudin LH Jakarta Pusat Tommy Arwindo langsung mengecek setelah dugaan praktik pungli yang mencatut inisial PJLP Dipo Cempaka Putih itu beredar. Setelah dikonfirmasi, menurut dia, para petugas gerobak sampah tidak pernah dimintai uang pungli oleh terduga Catur Waluyo.
Meski begitu, tetap akan dilakukan penyelidikan mendalam terkait orang yang memberikan informasi terkait pencatutan nama Catur Waluyo. Adapun Pelaksana Tugas Sudin LH Jakarta Pusat Edy Mulyanto akan menindak tegas PJLP yang melakukan praktik pungli jika memang benar terjadi.
”Kami tidak segan memecat PJLP jika memang terbukti ada oknum yang melakukan praktik pungli. Oleh karena itu, hingga saat ini masih kami selidiki kebenarannya,” katanya.
Selain itu, akan ada patroli ke seluruh kecamatan di Jakarta Pusat untuk mengantisipasi terjadinya praktik pungli. Akan dilakukan koordinasi dengan kasatpel dan akan ada instruksi untuk menindak tegas jika terbukti ada oknum PJLP yang melakukan praktik pungli pada petugas gerobak sampah.
Hanya iuran
Nuanta (27), petugas gerobak sampah di Dipo Johar Baru, Jakarta Pusat, mengatakan, tuduhan pungutan liar atau pungli itu tidak benar. Tidak pernah ada pungli, tetapi petugas gerobak sampah hanya melakukan iuran.
”Tidak ada pungli sama sekali. Kami tidak pernah dimintai uang oleh PJLP di sini, yang ada kami melakukan iuran untuk keperluan pribadi menggunakan dana pribadi juga, misalnya rokok dan kopi,” katanya.
Nuanta juga mengatakan, sangat tidak terima kalau harus ada praktik pungli. Menurut dia, penghasilan dari RT yang berkisar Rp 700.000-Rp 1.500.000 saja sudah sangat sulit memenuhi kebutuhan sehari-harinya, apalagi kalau ada pungli.
Luki Luhur Haryanto (35), petugas gerobak sampah di Dipo Rawa Kerbau, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tidak pernah dimintai uang atas praktik pungli oleh PJLP setempat. Namun, para petugas gerobak sampah selalu melakukan iuran untuk sekadar merokok dan minum kopi.
Kalaupun ada uang, itu untuk iuran dan memberi ke sopir shovel secara sukarela karena sudah mengangkut sampah.
AYU OCTAVI ANJANI
Para petugas gerobak sampah di TPS Dipo Rawa Kerbau, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat berfoto bersama pada Jumat (21/10/2022).
”Saya sebagai petugas gerobak sampah ini sebenarnya agak dirugikan ya dengan pemberitaan pungli, karena tidak pernah terjadi pungli di sini. Kalaupun ada uang, itu untuk iuran dan memberi ke sopir shovel secara sukarela karena sudah mengangkut sampah,” kata Luki.
Hingga saat ini, Luki masih ikut memantau perkembangan dan tindak lanjut terkait orang yang telah menyebarkan berita terkait praktik pungli di Jakarta. Menurut dia, hal ini justru dapat mencemarkan nama baik pihak tertentu.
Kasatpel LH Kecamatan Johar Baru Hasudungan juga mengatakan, dugaan pungli masih diselidiki. Adapun Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah memerintahkan pemanggilan camat, kasudin LH Jakarta Pusat, dan Kadis LH DKI Jakarta terkait isu ini.