Labkesda DKI Jadi Rujukan Pengujian Kasus Gagal Ginjal Akut
Labkesda DKI Jakarta siap menjadi tempat rujukan dan penguin kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak. Labkesda DKI juga akan menjadi tempat pelatihan bagi laboratorium daerah lain,
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan menetapkan Laboratorium Kesehatan Daerah atau Labkesda DKI Jakarta sebagai tempat pelatihan dan rujukan bagi laboratorium-laboratorium daerah lain. Labkesda DKI Jakarta juga akan menjadi tempat uji toksikologi kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak yang merebak akhir-akhir ini.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Kamis (20/10/2022), menjelaskan, Labkesda DKI Jakarta akan menjadi tempat rujukan dan pelatihan bagi laboratorium kesehatan daerah lainnya supaya sama standarnya. Dalam kunjungannya ke Labkesda DKI Jakarta, Kamis siang, Heru memastikan kesiapan Labkesda DKI untuk menjadi lokasi pengujian toksilogi.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, terkait kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak, Labkesda DKI Jakarta siap menjadi laboratorium pendamping untuk pemeriksaan toksikologi. ”Labkesda DKI ditetapkan Kementerian Kesehatan menjadi tempat pelatihan bagi laboratorium-laboratorium daerah lain seluruh Indonesia,” jelas Widyastuti.
Penetapan itu dilakukan karena Labkesda DKI dinilai siap dan memiliki peralatan yang lengkap. Dalam penanganan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak tersebut, jelas Widyastuti, dari Januari sampai dengan 19 Oktober 2022 terdapat 71 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak.
”Saat ini yang masih mendapat perawatan 16 orang, mereka dirawat di RS pemerintah, RS BUMN, juga RS, baik vertikal maupun RS daerah,” jelas Widyastuti.
Dinkes DKI, lanjut Widyastuti, mengumpulkan manajemen seluruh rumah sakit di DKI Jakarta untuk sosialisasi dan edukasi terkait surat edaran Kementerian Kesehatan berkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Langkah itu dilakukan supaya ada sensitivitas dan identifikasi lebih dini apakah memang di rumah sakit ada kasus yang belum dilaporkan.
”Jadi, kami menyisir semua RS di DKI Jakarta, apakah memang ada kasus di sana dan dilaporkan ke kami,” jelas Widyastuti.
Langkah lain yang ditempuh, jelas Widyastuti, Dinkes DKI berkoordinasi dengan rumah sakit vertikal dan Kemenkes memberikan pembekalan bagi perawat dan dokter anak. Dengan begitu, nanti akan ada lebih banyak sumber daya tenaga kesehatan yang bisa menangani kasus berikutnya.