Polisi Bakal Tindak Gubuk Narkoba di Kampung Bahari
Upaya mengubah atau membersihkan Kampung Bahari dari narkoba tak mudah. Narkoba yang sejatinya merupakan perbuatan pidana atau menyimpang dianggap hal biasa dan malah dijadikan sebagai mata pencarian.
Oleh
STEFANUS ATO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara akan mengecek temuan gubuk narkoba di Kampung Bahari, Jakarta Utara. Patroli polisi masih rutin digelar. Tingkat peredaran narkoba di sana pun diklaim telah jauh berkurang.
Dari penelusuran Kompas pada Senin (17/10/2022), ada gubuk biru di tengah-tengah pelintasan rel kereta api, wilayah RW 007, Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang digunakan sebagai tempat transaksi narkoba. Transaksi di gubuk yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari pos polisi itu dilakukan terang-terangan (Kompas, 18/10/2022).
”Kalau ada informasi disampaikan. Mereka mungkin kucing-kucingan juga. Ketika kami patroli mereka enggak ini (menghindar). Mereka juga membaca situasi,” kata Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Slamet Riyanto, saat dihubungi Selasa (18/10) di Jakarta.
Menurut Slamet, upaya patroli polisi melibatkan berbagai personel Polres Metro Jakarta Utara di Kampung Bahari rutin digelar setiap hari. Upaya itu disebut perlahan mampu mengurangi tingkat peredaran narkoba di kampung itu.
”Setidaknya tidak lagi seperti dulu. Kemungkinan (peredaran narkoba) memang masih ada. Kami tetap berupaya, patroli, pencegahan,” kata Slamet.
Jaringan peredaran nakorba di tempat tersebut, kata Slamet, didominasi bandar-bandar lokal. Mereka sering kali memakai dan menggunakan narkoba di kawasan rumah warga. Situasi ini pula yang sering kali menyulitkan polisi dalam melacak jaringan peredaran narkoba di sana.
Sudah terbiasa
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan, upaya mengubah atau membersihkan Kampung Bahari dari narkoba tak mudah. Narkoba yang sejatinya merupakan perbuatan pidana atau menyimpang dianggap hal biasa dan malah dijadikan sebagai mata pencarian.
”Sudah ada value yang berkembang, dari penyimpangan menjadi hal yang diterima,” kata Adrianus, Senin (17/10/2022) malam.
Penyimpangan yang dianggap biasa itu terlihat dari perilaku sebagian kalangan masyarakat di Kampung Bahari yang menjadikan narkoba sebagai mata pencarian. Adrianus menyebut, ada tiga sampai empat generasi di kampung itu yang hidup dari narkoba.
Salah satu tokoh masyarakat Kampung Bahari, Z, pun mengakui hal tersebut. Dia menyebut, paparan narkoba di wilayahnya telah mengakar dan terus menular. Satu-satunya cara untuk bebas dari pengaruh negatif lingkungan itu adalah pergi dari wilayah itu (Kompas, 18/10/2022).
Menurut Adrianus, Kampung Bahari, termasuk Kampung Ambon di Jakarta Barat, menjadi pilihan beredarnya bisnis haram nakorba lantaran tempat itu menjanjikan tempat untuk berjualan. Di tempat itu juga tersedia pasar narkoba dengan sasaran pengguna dan pengedar kalangan kelas menengah ke bawah.