Penertiban di Kampung Bayam dan Kampung Bambu dibutuhkan agar lingkungan sekitar Jakarta Internasional Stadium rapi, bersih, dan menarik. Namun, sebagian warga yang tergusur kini bingung akan tinggal di mana.
Oleh
STEFANUS ATO, HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan bangunan semi permanen milik warga di Kampung Bambu dan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, rata dengan tanah, pada Selasa (11/10/2022). Penertiban ini untuk memastikan jalur kereta api bersih dari permukiman liar dan demi keindahan kawasan Jakarta International Stadium. Usai penertiban, sebagian warga kebingungan cari tempat tinggal.
Pada Selasa sore, sudah tak ada lagi perumahan atau bangunan milik warga yang berdiri di sekitar area lintasan kereta rel listrik Jakarta Kota-Tanjung Priok. Sebagian warga masih bertahan di tengah-tengah puing bangunan yang telah dibongkar sukarelawan warga, PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, polisi, dan TNI.
Irma (34), salah satu warga yang terdampak pembongkaran, mengatakan, dirinya bersama suami serta dua anaknya masih bertahan di sisa-sisa puing rumah yang telah dihancurkan. Mereka kebingungan lantaran belum memiliki tempat tinggal lain.
”Enggak tahu ke mana ini, pusing. Anak saya dua sekolah semua,” kata perempuan yang telah tinggal di sana sekitar 13 tahun yang lalu.
Perempuan asal Madura, Jawa Timur, itu mengatakan, mereka mendapat kompensasi dari pemerintah sebagai ganti untung terhadap bangunan rumah mereka yang telah dibongkar. Uang kompensasi yang dia dapatkan sebesar Rp 2 juta.
Namun, uang tersebut tak cukup untuk mencari rumah kontrakan. Di satu sisi, warga yang selama ini tinggal di sana, hidup dengan berjualan kopi dan minuman sejenis lainnya.
Mereka berdagang sembari menanti pelanggan yang biasanya ramai saat malam tiba. Tempat itu ramai ketika malam lantaran jadi salah satu tempat prostitusi.
Tidak bermaksud menggusur. Bagi warga yang berhak akan direlokasi ke tempat-tempat lain yang kami alokasikan
Terpisah, Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, mengatakan, pembersihan di area jalur kereta api lintas Tanjung Priok-Jakarta Utara di KM 5+200-5+900 atau di sekitar Jakarta International Stadium untuk menjamin keselamatan dan perjalanan kereta api. Ada 254 bangunan yang dibongkar bersama warga, PT KAI, polisi, TNI, dan pemerintah kota.
”Warga kooperatif sehingga penertiban tidak dilakukan. Kegiatan tadi fokus kerja bakti kewilayahan dengan membantu memindahkan barang-barang warga. Pemindahan menggunakan sejumlah kendaraan yang telah disiapkan,” kata Eva, dalam siaran pers.
Proses pemindahan dan pembersihan tersebut tak menggunakan alat berat. Warga sejak awal secara mandiri mengosongkan bangunan-bangunan di sana secara bertahap.
Tanggung jawab PJ
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penertiban di Kampung Bayam dan Kampung Bambu dibutuhkan agar lingkungan sekitar rapi, bersih, dan menarik. Pembersihan ini juga demi memastikan agar pemandangan Jakarta International Stadium bisa dinikmati secara luas.
”Tidak bermaksud menggusur. Bagi warga yang berhak akan direlokasi ke tempat-tempat lain yang kami alokasikan,” kata Riza.
Adapun proses relokasi warga bagi terdampak penertiban, kata Riza, salah satunya di rumah susun yang ada di wilayah Kampung Bayam. Pengerjaan rumah susun itu disebut hampir rampung.
Proses relokasi bagi warga sekitar yang terimbas penertiban bakal dilakukan di masa Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Hal ini karena masa jabatan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria sebentar lagi selesai, yakni pada 16 Oktober 2022.
”Pak PJ gubernur, Pak Heru itu orang lama. Sudah sangat mengerti berbagai kompleks permasalahan yang ada di Jakarta. Daerah padat, permukiman masih kumuh, beliau sudah tahu, mengerti,” kata Riza.