Cegah Kecelakaan, Nelayan di Jakarta Mendapat Pelatihan Dasar Keselamatan
Sejak 2021 hingga Oktober 2022, tujuh kecelakaan kapal nelayan terjadi di perairan utara Jakarta. Kompetensi nelayan untuk meningkatkan keselamatan berlaut perlu ditingkatkan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan nelayan di kawasan pantai utara Jakarta mendapatkan pelatihan dasar keselamatan. Pelatihan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan standar keamanan dan menjadi saluran kolaborasi guna mendukung budaya keselamatan di laut.
Pada Senin (10/10/2022), Direktorat Polisi Air dan Utara (Polairud) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang mengadakan pelatihan basic safety training (BST) Kapal Layar Motor (KPL) selama tiga hari sampai Rabu (12/10/2022), di Kantor Aula Perikanan Jakarta Nizam Zachman Muara Baru, Jakarta Utara.
Peserta terdiri dari 75 nelayan pesisir Muara Baru, 53 nelayan pesisir Muara Angke, 30 nelayan Cilincing, 10 nelayan Marunda, 14 nelayan pesisir PAM Jaya, dan 15 nelayan Kepulauan Seribu. Mereka dilatih 56 polisi dari Polda Metro Jaya dan 144 tenaga dari Politeknik Pelayaran Banten.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, yang membuka acara itu, mengatakan, pelatihan ini merupakan strategi pemolisian modern yang fokus pada pencegahan gangguan keamanan.
”Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan rekan-rekan nelayan dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan ketangkasan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lalu, bagaimana mencegah saudara-saudara kita yang bekerja di laut ini tidak menjadi korban karena kecelakaan laut,” ujar Fadil.
Berdasarkan data Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jakarta, sepanjang 2022 sampai awal Oktober ini, sudah terjadi dua kecelakaan kapal nelayan di wilayah pantai utara wilayah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi.
Kejadian pertama pada Maret 2022, satu perahu yang ditumpangi dua nelayan menabrak kapal barang MV Tanto Mandiri di perairan Teluk Jakarta. Satu nelayan ditemukan selamat, sedangkan seorang lainnya dinyatakan hilang setelah kejadian. Lalu, pada bulan sama, Tim SAR Jakarta mengevakuasi nelayan dari kapal yang mengalami mati mesin di Pulau Opak Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Selama 2021, Kantor SAR Jakarta juga mencatat ada lima laporan kejadian kecelakaan yang melibatkan nelayan. Ada dua kejadian terkait nelayan jatuh dari kapal, masing-masing di perairan Nusantara Regas 1, Kepulauan Seribu, dan perairan Marunda, Teluk Utara Jakarta.
Lalu, ada satu kejadian karena kapal bocor di sekitar Kepulauan Seribu dan satu kejadian kapal kehilangan kontrol di sekitar Pulau Bidadari di Kepulauan Seribu. Pada September 2021, ada kejadian satu kapal terbalik di perairan Teluk Jakarta. Kecelakaan itu dialami Kapal Motor Elang Laut akibat cuaca buruk.
Akibatnya, satu orang meninggal dan tiga orang hilang. Enam orang lainnya yang ikut dalam kapal itu berhasil diselamatkan dengan cepat oleh tim gabungan.
Wakil Direktur Politeknik Negeri Pelayaran Banten Soleh Uddin, dalam acara yang sama, mengatakan, ia mendukung Kapolda Metro Jaya bahwa nelayan perlu memiliki kompetensi terkait keselamatan kerja serta peralatan keamanan yang memadai saat bekerja. Namun, kebutuhan itu juga perlu dikolaborasikan dengan pihak lain, seperti regulator dan pengguna jasa.
”Diperlukan suatu komitmen bersama, baik itu regulator, operator, dan juga pengguna jasa untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya. Pemenuhan aturan tentang keselamatan kapal, kompetensi sumber daya manusia yang andal, tidak lagi untuk sekadar pemenuhan tanggung jawab dan kewajiban, tetapi juga menjadi suatu kebutuhan,” ujarnya.