Teror Kejahatan di Bekasi via Medsos Resahkan Orangtua
Maraknya remaja yang menyebarkan teror aksi kejahatan di Kota Bekasi melalui media sosial membuat para orangtua resah. Polda Metro Jaya berkomitmen meningkatkan frekuensi patroli keamanan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maraknya remaja yang menyebarkan teror aksi kejahatan di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, melalui media sosial membuat para orangtua resah. Polda Metro Jaya menangkap fenomena tersebut dan berjanji akan meningkatkan frekuensi patroli keamanan.
Sejumlah foto, video, serta tangkapan layar pesan peringatan teror terkait aksi kenakalan remaja di Bekasi Selatan belum lama ini sampai ke tangan Retma. Pada Jumat (7/10/2022), ia mendapatkan konten itu dari grup aplikasi pesan orangtua murid dan anaknya yang saat ini duduk di kelas IX SMP.
Salah satu video merekam konvoi sepeda motor remaja laki-laki berseragam putih abu-abu saat hari masih terang hari. Salah satu dari mereka mengacungkan celurit, lalu turun dari motor untuk menyerang rombongan bermotor dari arah berlawanan. Aksi itu terjadi di samping jalan tol dekat kawasan Grand Galaxy City.
Ia juga menunjukkan foto-foto perkelahian kelompok remaja berseragam di ujung sebuah tribune. Kejadian itu juga terlihat dilakukan saat hari masih terang. Ada juga tangkapan layar percakapan di aplikasi pesan mengenai rencana remaja mencari korban.
”Saya mengenali daerah-daerah di video dan foto itu sebagai daerah sekitaran sekolah anakku. Kami para orangtua murid jadi waswas,” kata karyawan swasta itu saat dihubungi di Jakarta.
Ia semakin khawatir saat wali murid di sekolah anaknya memperingatkan orangtua untuk melindungi anak-anaknya dua hari lalu. Guru mengingatkan agar anak-anak segera pulang dan tidak berkeliaran di luar rumah dengan seragam sekolah. Pesan itu berangkat dari kejadian pembacokan gengster di Bekasi Timur.
Informasi-informasi itu pun tidak ingin ditelan mentah-mentah oleh Retma. Ia meneruskan dan melaporkan informasi itu ke pihak polisi melalui saluran media sosial. Sayangnya, ia tidak mendapatkan respons yang diharapkan.
”Begitu awal-awal dapat video itu aku coba cek, tanyakan ke medsos Polsek Bekasi Selatan yang aku anggap aktif, rajin posting. Apakah ini benar? Tak direspons,” ucapnya.
Sementara itu, Inspektur Dua Iswahyudi, pemimpin Tim Patroli Perintis Presisi Polres Bekasi Kota, memastikan pihaknya terus memetakan daerah rawan kejahatan. Pemetaan ini baik melalui patroli langsung maupun media sosial, yang marak menjadi media komunikasi pelaku kejahatan.
Seperti belum lama ini, mereka mengamankan pelaku pembawa senjata tajam di Bekasi. Penangkapan itu berawal dari penyisiran informasi di media sosial.
”Sebelum melaksanakan patroli, kami memetakan kerawanan, menginventarisir tempat-tempat yang dilaporkan oleh masyarakat sering terjadi tindak pidana atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di malam hari. Kami melakukannya melalui akun-akun Instagram di Kota Bekasi,” tuturnya saat menghadiri acara peresmian Balai Forum Wartawan Polri di Markas Besar Polda Metro Jaya, Jakarta, hari ini.
Berangkat dari media sosial dan pemetaan aparat, tim patroli bergerak di jam rawan pada pukul 02.00 hingga 05.00. Patroli dilakukan hampir setiap hari. Hingga suatu hari, tim berpapasan dengan pelaku yang tengah mondar-mandir di sekitar Jalan Cikunir Raya, Bekasi. Pelaku bermotor itu pun mereka kejar.
”Kami berusaha mengikuti, mengejar. Namun, karena kami kehilangan jejak, kami berhenti di ujung jalan. Ketika mau balik kanan, ada warga yang memberitahukan, ’Pak, di kuburan.’ Akhirnya tim kami jalan kaki ke kuburan dan kita mendapati motor di sampingnya ada pelaku yang sedang tiarap,” kisahnya.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, pada kesempatan sama, mengapresiasi kerja Tim Patroli Perintis Presisi Bekasi. Ia menyadari, Bekasi banyak menjadi lokasi aksi kejahatan jalanan, seperti begal dan geng motor. Ia meminta tim patroli itu optimal dalam bertugas, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Fadil tidak menampik bahwa internet dan media sosial membuat ancaman lebih mudah disebarkan dan memicu ketakutan. Namun, ia memastikan pihaknya bisa melakukan kerja nyata untuk melawan ancaman tersebut.
”Memang pengaruh medsos ini juga luar biasa sehingga kita harus jawab dengan kerja nyata,” katanya.
Tidak hanya Bekasi, ia juga meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan patroli pengamanan di daerah dan waktu rawan. Perintah ini salah satunya untuk menanggapi ancaman aksi kejahatan oleh para gangster di malam hari di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jadetabek.
”Mulai malam hari ini, saya sudah memerintahkan jajaran untuk lebih meningkatkan frekuensi patroli. Kalau dulu ada Operasi Kilat Jaya, sekarang saya berharap Operasi Kilat Jaya ini kita modifikasi dengan sasaran yang lebih tegas,” ujarnya.