Penumpang Transjakarta Masih Keluhkan Sistem ”Tap In Tap Out”
Untuk menerapkan sistem integrasi, mulai Selasa (4/10/2022) Jaklingko Indonesia menerapkan satu penumpang satu kartu dan penumpang Transjakarta harus ”tap in” dan ”tap out”. Kendala ditemui karena minim sosialisasi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah kebijakan mendadak tap in tap out di halte Transjakarta, Selasa (4/10/2022), penumpang masih menghadapi kesulitan pada Rabu (5/10/2022) ini. JakLingko Indonesia diminta terus melakukan sosialisasi. Sementara Transjakarta diminta menyiapkan antisipasi di halte untuk membantu penumpang yang saldonya kurang.
Natalia (25), warga Karang Anyar, Jakarta Barat, yang ditemui di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022), mengatakan, kartu perbankan miliknya sempat tidak bisa terpakai. Ia sampai tiga kali melakukan tap in di gerbang pembayaran dan tiga kali pula gagal.
Ia lalu berganti kartu perbankan lainnya dan bisa tap in. Pada Selasa (4/10/2022) sore ia melakukan perjalanan lain dengan bus non-BRT dan lupa tidak tap out.
”Tadi saat saya mau pakai kartu itu, kartu keblokir. Jadi dibantu petugas,” katanya.
Lidya (24), warga Larangan Utara, Tangerang Selatan, kaget saat tap in di bus rute 1A Balai Kota-PIK. Mesin tap on bus (TOB) menunjukkan kartunya terpotong Rp 3.500 dua kali.
Setelah ditanya petugas, Lidya mengatakan, pada Selasa malam ia turun dari 1A di Halte IRTI dan tidak tap out. Akibatnya, Rabu siang ini ia hendak tap in di bus 1A untuk menuju Halte CSW, kartu yang sama yang ia pakai menunjukkan saldo yang terpotong dua kali.
Minimum saldo Rp 5.000 bikin kesel. Lalu tap in harus tap out. Kalau tidak tap out, kena penalty harus reset di halte dan itu makan waktu. Makanya harus disosialisasikan jauh-jauh hari sebetulnya. (Satrio)
Adrianus Satrio Adi Nugroho, pendiri Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ), mengatakan, kebijakan tap in tap out di halte Transjakarta itu merupakan upaya PT JakLingko Indonesia menerapkan sistem baru di alat-alat TOB dan di gerbang pembayaran. Sistem itu merupakan sistem baru yang diaplikasikan untuk bisa melakukan integrasi sistem.
”Integrasi tarif itu bagus, tapi harus disosialisasikan jauh-jauh hari. Tidak dadakan seperti kemarin di hari kerja. Penumpang banyak yang marah karena susah mengakses angkutan umum,” kata Satrio.
FDTJ melihat, seharusnya PT JLI berkoordinasi dulu dengan operator angkutan umum yang akan terintegrasi, yaitu Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Setelah itu baru ke masyarakat.
Koordinasi perlu karena di gerbang pembayaran MRT dan LRT, menurut Satrio, sempat ada delay system atau sistem yang melambat saat tap in. Di Tranjakarta, malah satu penumpang perlu 7 detik untuk tap in. Itu membuat terjadi antrean panjang.
Belum lagi ketika kartu tidak sesuai dengan sistem, kartu itu harus disesuaikan. Juga batas minimum saldo Rp 5.000 di dalam kartu selama ini tidak ada, lalu ada.
”Minimum saldo Rp 5.000 bikin kesel. Lalu tap in harus tap out. Kalau tidak tap out kena penalty harus reset di halte dan itu makan waktu. Makanya harus disosialisasikan jauh-jauh hari sebetulnya,” kata Satrio.
Untuk masalah yang timbul, menurut Satrio, Transjakarta mesti membuat antisipasi. Untuk ketentuan saldo minimum Rp 5.000, tidak semua halte Transjakarta dilengkapi vending machine.
”Ada baiknya selama sepekan ini sambil terus sosialisasi, Transjakarta menempatkan petugas dengan mesin EDC untuk membantu penumpang mengisi ulang kartu saat saldonya tidak mencukupi,” ujar Satrio.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta Anang Rizkani Noor mengatakan, usulan tersebut membantu Transjakarta mengatasi masalah yang timbul. Menurutnya, penempatan petugas dengan mesin EDC akan membantu.
Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin melalui keterangan tertulis menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pelanggan atas kendala dan ketidaknyamanan yang dirasakan akibat perubahan kebijakan yang dilaksanakan per Selasa (4/10/2022).
”Per kemarin (Senin (3/10/2022) sampai dengan hari ini, kami terus berupaya melakukan perbaikan yang diperlukan, seperti optimasi sistem dan mempersiapkan gate tambahan di halte-halte yang ramai. Selanjutnya kami juga terus menyosialisasikan kebijakan ini pada media sosial kami, serta berkolaborasi dengan Pemprov DKI agar jangkauan sosialisasi semakin luas,” kata Kamal.
PT JakLingko Indonesia mengingatkan para penumpang, apabila pelanggan mengalami kendala kartu terblokir pada saat ingin memasuki halte atau stasiun, dapat dilakukan sejumlah langkah.
Pertama, memastikan setiap perjalanan untuk tap in dan tap out. Jika perjalanan sebelumnya tidak melakukan tap out, kartu akan menunjukkan pesan error, ”Kartu telah digunakan, silahkan gunakan kartu lainnya.”
Bila muncul pesan itu, penumpang dapat melakukan reset kartu MRTJ dan kartu LRTJ pada loket. Kartu Transjakarta bisa di-reset dengan melakukan dua kali tap in pada mesin pembaca.
Penumpang mesti memastikan saldo di kartu mencukupi sesuai dengan harga tiket perjalanan penumpang berikutnya. Untuk membuka blokir, akan dipotong biaya perjalanan terjauh sebelumnya pada kartu penumpang.
Kamaluddin menambahkan, apabila pelanggan khususnya pengguna Transjakarta merasa telah melakukan tap out pada perjalanan sebelumnya, serta masih mengalami kendala kartu terblokir dan melanjutkan perjalanan dengan membeli tiket kembali, pelanggan dapat menghubungi JakLingko Customer Care.
Dijelaskan Kamaluddin, pelanggan bisa menghubungi JakLingko Customer Care pada kanal terlampir; pelanggan melaporkan nomor kartu dan detail kejadian; serta pelanggan melaporkan nomor handphone pengguna yang dapat dihubungi.
”Dalam hal hasil pemeriksaan dan investigasi JakLingko Customer Care menemukan kesalahan pada transaksi, PT JakLingko Indonesia bertanggung jawab terhadap transaksi tersebut. Menyikapi hal ini, PT JakLingko Indonesia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan,” kata Kamaluddin.