Minim Sosialisasi, Penerapan Sistem Satu Kartu di Transjakarta Hambat Perjalanan
Penerapan sistem tarif baru sempat mengakibatkan kepadatan penumpang dan hambatan perjalanan di halte-halte bus Transjakarta.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Jaklingko Indonesia mulai menerapkan sistem satu kartu satu pelanggan di layanan bus Transjakarta, Selasa (4/10/2022). Perubahan sistem ini menjadi bagian dari penerapan tarif angkutan terintegrasi di Jakarta. Namun, hal ini sempat mengakibatkan kepadatan penumpang dan hambatan perjalanan di halte-halte bus tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT Jaklingko Indonesia Kevin Haikal menjelaskan, setiap penumpang bus Transjakarta per Selasa ini diwajibkan memiliki satu kartu uang elektronik. Selain itu, penumpang harus melakukan tap in dan tap out atau menempelkan kartu setiap akan mulai dan menyelesaikan perjalanan dengan bus.
”Sebelumnya, kita mengetahui penumpang itu bisa menggunakan satu kartu untuk beberapa orang. Lalu, hanya tap in, sedangkan tap out sering terlewati,” kata Kevin saat dihubungi siang ini.
Penerapan sistem baru ini sempat membuat perjalanan penumpang di banyak halte terhambat. Di Halte Gatot Subroto Jamsostek, Jakarta Selatan, sekitar pukul 09.00, penumpang harus mengantre lama untuk melakukan tap out kartu.
Banyak kartu penumpang gagal tap out di satu mesin dan harus dibantu petugas yang hanya seorang diri untuk bisa keluar. Masalah ini membuat penumpang mengantre tiga baris sampai memenuhi lebih dari setengah ruang tunggu penumpang.
Ruang gerak penumpang yang akan naik dan turun pun terhambat. Akibatnya, bus harus berhenti di halte lebih lama dan mengakibatkan bus di belakangnya mengantre di jalur busway.
Antrean penumpang yang panjang juga terjadi saat akan memasuki halte. Sejumlah penumpang di banyak stasiun juga mengeluhkan kartu mereka terblokir saat akan tap in. Sebagian penumpang lain juga memprotes terpotongnya saldo saat tap in dan tap out.
Keluhan ini banyak disampaikan pelanggan melalui akun Twitter @PT_Transjakarta. ”Mesti ada kompensasi akan hal ini. Saya biasanya Rp 2.000 kepotong Rp 4.000 hari ini. Saya nggak terima,” tulis salah satu penumpang pemilik akun Twitter @fajarwahyu99.
Membalas cuitan tersebut, pihak admin Transjakarta hanya mengatakan akan menindaklanjuti dan mengevaluasi keluhan pelanggan tersebut.
Pagi ini juga, Transjakarta melakukan rapat untuk membahas penerapan sistem baru itu. Namun, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor meminta Kompas untuk meminta keterangan ke Jaklingko.
Kevin pun mengatakan, kendala yang terjadi pada banyak penumpang tadi pagi disebabkan penumpang tidak melakukan tap out pada perjalanan kemarin. ”Mungkin dia pulang kantor kemarin dan belum tap out. Ketika kebijakan ini dilaksanakan pagi ini jadi error saat tap in,” ujarnya.
Sistem akan otomatis memotong saldo kartu sesuai tarif perjalanan terjauh hanya saat kartu penumpang terbaca belum tap out di perjalanan sebelumnya. ”Penumpang juga harus melakukan reset kartu di mesin mengecek saldo dan memastikan saldo kartu minimal Rp 5.000,” lanjutnya.
Kebijakan ini berlaku baik untuk perjalanan bus yang melalui halte maupun bus pengumpan yang beririsan dengan halte. Penumpang bus pengumpan yang tidak beririsan dengan halte juga tetap dianjurkan melakukan tap in dan tap out meski sistem itu masih akan disiapkan.
Minimnya sosialisasi kebijakan ini juga dikeluhkan banyak penumpang. Randy (25), karyawan yang bekerja di kawasan Senayan, misalnya, sempat mengalami kendala tap in di Halte Puri Beta, Tangerang. Ia pun harus mengantre sampai hampir setengah jam dan kesal karena saldonya terpotong.
”Di bus itu belakangan kalau enggak salah ada pengumuman suara harus tap in dan tap out. Tapi, saya sebagai penumpang reguler bus Transjakarta kecewa karena tidak ada sosialisasi yang mengena, terlebih terkait kartu yang bisa error,” ujarnya.
Ia meminta pengelola moda transportasi di Jakarta untuk selalu mematangkan sosialisasi setiap ada kebijakan baru.
Pihak Jaklingko dan Transjakarta, kata Kevin, sudah menyosialisasikan perubahan sistem itu sejak beberapa bulan lalu. Akun Instagram @pt_transjakarta, misalnya, sudah mengimbau pelanggan menerapkan satu kartu satu penumpang sejak Agustus 2022. Namun, dalam unggahan itu belum ada penjelasan teknisnya.
”Intinya, saat ini masa uji coba, karena kami lihat ada kendala dan ini kami akan perbaiki. Terkait peluncuran sendiri, tanggal 7 Oktober akan diresmikan bersama Pak Gubernur. Peresmian terkait sistem tarif integrasi, baik dari aplikasi maupun uang elektronik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sistem tarif terintegrasi angkutan umum itu dirancang untuk penggunaan tiga moda di bawah pengelolaan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, yakni bus Transjakarta, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta. Ini sebelumnya sudah disahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Keputusan Gubernur Nomor 733 Tahun 2022 tentang Besaran Tarif Angkutan Umum Massal.