Harga BBM Naik, Jumlah Penumpang Transjakarta Naik 10 Persen
Kenaikan harga BBM membuat jumlah penumpang angkutan umum naik. MRT Jakarta mencatatkan kenaikan 3,8 persen, Transjakarta mengklaim kenaikan 10 persen. Selain itu, ada perluasan layanan sehingga penumpang bertambah.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan harga bahan bakar minyak kini mulai menarik sebagian masyarakat beralih dari kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan umum. Operator angkutan umum di Jakarta mencatat ada kenaikan jumlah penumpang. Transjakarta mengklaim terjadi kenaikan jumlah penumpang 10 persen dan MRT Jakarta mencatatkan kenaikan jumlah pengguna 3,8 persen.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta Anang Rizkani Noor, Kamis (29/9/2022), melalui keterangan tertulis menjelaskan, sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diumumkan pada 3 September 2022 lalu, sampai hari ini jumlah penumpang MRT Jakarta naik hingga 10 persen. Namun, ia tidak menyebutkan perbandingan angka penumpang dari sebelum kenaikan harga BBM hingga setelah kenaikan harga BBM.
”Penambahan jumlah pelanggan membuktikan lebih banyak lagi warga yang menggunakan transportasi pubik. Dengan begitu, secara tidak langsung telah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon,” ujar Anang.
Untuk kenaikan jumlah penumpang itu, Anang membandingkan data jumlah penumpang pada 26 Agustus 2022 sebanyak 707.000 orang dengan jumlah penumpang pada 26 September 2022 yang mencapai 784.000 orang.
Meski harga BBM naik, tarif Transjakarta tetap Rp 3.500 untuk seluruh layanan koridor maupun nonkoridor, Rp 0 untuk layanan Mikrotrans dan bus tingkat, serta Rp 20.000 untuk layanan premium Royaltrans.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi secara terpisah menyampaikan, MRT Jakarta juga mendapatkan dampak dari kenaikan harga BBM. Pada 2020 hingga awal 2022, gelombang pandemi Covid-19 membuat jumlah penumpang MRT Jakarta berfluktuasi. Kini, kenaikan harga BBM kembali berpengaruh pada ridership atau jumlah penumpang yang diangkut.
Dari data MRT Jakarta, setelah rata-rata penumpang harian sempat turun pada Februari 2022 dengan angka 19.024 orang, jumlah rata-rata penumpang harian mulai merangkak pada bulan Maret 2022, yaitu menjadi 29.474 orang.
Angka itu terus naik, hingga pada Agustus 2022, jumlah rata-rata penumpang harian menjadi 59.731 orang dan pada September 2022 sampai dengan 15 September sebanyak 61.978 orang.
Jika dibandingkan, jumlah rata-rata pengguna MRT per hari sebelum kenaikan harga BBM adalah 61.014 orang, sedangkan setelah kenaikan harga BBM sebanyak 63.339. Artinya, rata-rata terjadi peningkatan 3,8 persen. Peningkatan tertinggi terjadi pada hari kerja, yaitu 8,5 persen. Pada hari kerja sebelum kenaikan harga BBM, rata-rata jumlah pengguna harian MRT sebanyak 67.212 orang. Setelah kenaikan harga BBM, rata-rata jumlah pengguna harian MRT mencapai 72.947 orang.
Pada akhir pekan, peningkatan jumlah penumpang sebesar 4,0 persen. Sebelum kenaikan harga BBM, jumlah rata-rata pengguna harian MRT pada akhir pekan sebanyak 42.417 orang. Setelah kenaikan harga BBM, jumlah rata-rata pengguna harian MRT pada akhir pekan naik menjadi 44.123 orang.
Anang menambahkan, kenaikan jumlah penumpang Transjakarta, selain karena imbas kenaikan BBM, juga diperkirakan karena upaya Transjakarta memperluas jangkauan layanan. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan pembukaan rute-rute baru, penambahan jam layanan dan waktu operasional, serta penambahan jumlah bus. Selain itu, tarif Transjakarta tidak ikut mengalami kenaikan.
”Meski harga BBM naik, tarif Transjakarta tetap Rp 3.500 untuk seluruh layanan koridor maupun nonkoridor, Rp 0 untuk layanan Mikrotrans dan bus tingkat, serta Rp 20.000 untuk layanan premium Royaltrans,” kata Anang.
Sementara MRT Jakarta, menurut Effendi, untuk memudahkan penumpang dari arah selatan Jakarta mencapai layanan MRT, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja sama dengan banyak pihak untuk menyediakan angkutan pengumpan (feeder).
”Kami kerja sama dengan banyak pihak, dengan Grab, Transjakarta, PPD, itu lebih untuk membantu para pengguna MRT yang ada di luar stasiun MRT. Jadi, pengguna MRT dari arah selatan, seperti Depok, Sawangan, Serpong, tetap bisa naik MRT dari depan rumah dengan kami bekerja sama dengan feeder-feeder,” kata Effendi.
Selain itu, dinas perhubungan juga membantu MRT dengan menyiapkan bus sekolah. ”Anak-anak sekolah itu, mereka menggunakan bus gratis dan diantarkan ke stasiun MRT dan kembali ke rumahnya,” ujarnya.