Ada 1.020 Warga di Kabupaten Bogor Terdampak Pergerakan Tanah
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada serta siaga terhadap potensi bencana susulan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Bencana pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan setidaknya 278 rumah terdampak. Warga saat ini mengungsi dan ada potensi pergerakan tanah susulan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan, peristiwa yang bermula dari intensitas hujan deras pada Rabu (14/9/2022), pukul 11.00, mengakibatkan bencana pergerakan tanah.
Lalu, pada Sabtu (17/9/2022), pergerakan tanah kembali terjadi sehingga menyebabkan Desa Banyuwangi, Cigudeg, terisolasi karena akses jalan menuju desa itu rusak.
”Ada tercatat 1.020 jiwa atau 278 keluarga terdampak. Korban turut terdampak sebanyak 147 keluarga atau 572 jiwa. Korban terancam sebanyak 131 keluarga atau 448 jiwa,” kata Aris dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/9/2022).
Selain itu, 328 rumah warga rusak. Rinciannya 9 unit rusak berat, 73 unit rusak sedang, dan 246 rusak ringan. Dampak lainnya sejumlah fasilitas umum, seperti jalan, tempat ibadah, fasilitas pendidikan PAUD, mengalami kerusakan.
”Sejumlah lokasi pengungsian disiapkan. Begitu juga kebutuhan dasar warga logistik tanggap darurat, air bersih, dan toilet,” ujar Aris.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan.
Situasi hingga Rabu (20/9/2022) masih terjadi pergerakan tanah di wilayah tersebut. Warga bersama petugas gabungan bergotong royong memperbaiki akses jalan yang hancur agar kendaraan bisa dilalui.
”Tim TRC beserta aparat desa terus bergantian memantau lokasi pergerakan tanah karena struktur tanah yang masih labil dikhawatirkan apabila hujan turun, akan terjadinya pergerakan tanah kembali,” katanya.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengatakan, ada 41 warga mengungsi dan bertahan karena situasi belum kondusif akibat pergerakan tanah masih terjadi.
Abdul mengatakan, BPBD Kabupaten Bogor bersama dinas terkait telah memberikan pelayanan dasar kepada para pengungsi. Listrik di wilayah terdampak dipadamkan untuk menghindari masalah hubungan pendek arus ataupun hal lain yang tidak diinginkan.
Abdul mengingatkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Hal itu mengacu pada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Rabu (21/9/2022).
Berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, kata Abdul, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
”BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” ujar Abdul.
Adapun masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah terancam gerakan tanah bisa melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman hingga situasi kondusif.