Proteksi Minim, Kebakaran di Arena Permukiman Padat Jakarta Berulang
Kebakaran berulang di Jakarta memerlukan strategi penanggulangan yang komprehensif. Salah satunya dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·5 menit baca
Kebakaran yang menghanguskan kediaman ratusan warga hingga menelan korban jiwa terus berulang di Jakarta. Sebagian besar pemicunya ialah hubungan pendek arus listrik atau korsleting.
Proses pemadaman pun kerap terkendala akses ke permukiman yang sempit. Belum lagi terbatasnya sumber air untuk menjinakkan si jago merah.
Senin (29/8/2022) dini hari, kebakaran melanda permukiman padat di RT 013 RW 002 Kampung Pulo Kambing, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Sebanyak 40 rumah milik 35 keluarga atau 105 jiwa ludes dan tersisa puing-puing.
Warga melihat api berawal dari bagian tengah permukiman. Api kian membesar sehingga warga menghubungi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur pukul 03.24. Sebanyak 80 petugas dengan 16 mobil pemadam berjibaku memadamkan api hingga pukul 04.53.
Luas area kebakaran mencapai 800 meter persegi. Taksiran kerugian mencapai Rp 600 juta.
Rabu (31/8/2022) siang, pencari rongsokan tengah mengais sisa-sisa kebakaran. Sementara warga korban amuk api mengungsi di dua tenda milik dinas sosial dan badan penanggulangan bencana daerah, serta rumah warga sekitar.
Api cepat membesar karena banyak bangunan semi permanen atau menggunakan material tripleks. Gang yang sempit, hanya selebar 1 meter di muka dan belakang permukiman, turut menghambat proses pemadaman.
”Mobil pemadam parkir di gang. Petugas tarik selang padamkan api. Dugaannya korsleting karena warga tidak disiplin matikan instalasi listrik,” tutur Mahmud Efendi (53), warga yang menghubungi pemadam kebakaran.
Sepengetahuannya sudah dua kali terjadi kebakaran di Kampung Pulo Kambing. Kebakaran pertama melahap satu rumah pada lima tahun silam.
Lurah Jatinegara Slamet Sihabuddin menyebutkan, tanggap darurat berlangsung sepekan sambil berkoordinasi untuk bantuan pembangunan kembali hunian warga. Untuk diketahui, 70 persen lahan di Kampung Pulo milik PT JIEP, sisanya punya 4 warga dengan bukti sertifikat atau hak guna bangunan.
”Kami koordinasi untuk bangun kembali rumah warga. Kami usahakan semua dapat walaupun sebagian di atas tanah PT JIEP,” ujar Slamet.
Amuk api
Kebakaran paling banyak terjadi di Jakarta Selatan (287 kejadian), disusul Jakarta Barat (207), Jakarta Timur (190), Jakarta Utara (134), dan Jakarta Pusat (112). Secara keseluruhan, luasan area kebakaran mencapai 67.556 meter persegi. Sebanyak 17.697 petugas dengan 3.686 mobil pemadam terlibat dalam operasi pemadaman yang dominan terjadi di perumahan (317 kejadian), instalasi luar gedung (296 kejadian), serta bangunan umum dan perdagangan (115 kejadian).
Masalah kelistrikan mengakibatkan 621 kebakaran. Kemudian masalah lainnya menimbulkan 158 kebakaran, serta kebakaran yang dipicu gas ada 103 kejadian. Total kerugian mencapai Rp 131 miliar.
Kebakaran tersebut berlanjut hingga Agustus. Sebelumnya, 100 rumah milik 133 keluarga atau 398 warga Simprug, Jakarta Selatan, terbakar Senin (22/8/2022). Hanya tersisa puing dan beberapa bangunan dengan bekas kehitaman dari lahapan si jago merah.
Bahkan, enam penghuni indekos meregang nyawa dan tiga lainnya terluka bakar dalam kebakaran di Jalan Duri Selatan, Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (17/8/2022) pagi. Polisi menduga korban sulit menyelamatkan diri karena terali besi yang terpasang dari lantai dua hingga empat ruko. Terali besi yang seharusnya menjadi sarana pengaman rumah justru menjadi jebakan maut saat kebakaran.
Dinas Gulkarmat DKI Jakarta kini dalam proses memetakan daerah rawan kebakaran. Penentuannya bukan hanya melalui parameter frekuensi kebakaran saja.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan dalam rapat dengan Komisi A DPRD DKI, Senin (14/3/2022), mengakui kesulitan mengadakan pelatihan penanganan kebakaran di masa pandemi Covid-19. Namun, ada terobosan dengan edukasi kepada warga melalui pengeras suara di 27.000 masjid atau mushala di permukiman yang bisa menekan 31 persen frekuensi kebakaran.
Pada tahun 2022, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk kajian rencana induk sistem proteksi kebakaran.
”Kami juga sedang membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran untuk memetakan semua RW di DKI Jakarta yang memiliki kategori rawan kebakaran. Tahun 2022 ada anggaran Rp 600 juta untuk memetakan RW mana saja yang rawan kebakaran sehingga bisa melakukan evakuasi lebih cepat,” katanya seperti dikutip dari situs DPRD DKI Jakarta.
Rencana induk
Kompas
Kompas
Jakarta harus punya rencana induk sistem proteksi kebakaran supaya ada perencanaan dan strategi penanggulangan kebakaran. (Manlian RA Simanjuntak)
Menggunakan jaringan jalan OpenStreetMap, diketahui setiap kelurahan di Jakarta memiliki rata-rata 18,6 persen jalan yang tergolong sempit dan tidak bisa dilewati truk damkar. Tanpa jalan yang memadai, damkar sulit melayani dengan baik.
Pemadaman kebakaran juga dipersulit minimnya sumber air yang tersedia. Dari data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta ditemukan, terdapat 1.213 hidran di seluruh kota Jakarta. Namun, hanya sekitar sepertiga atau 421 hidran yang berfungsi sempurna.
Atas berbagai persoalan tersebut, Pengurus Bidang V Pengembangan Penyelenggaraan Jasa dan Usaha Sektor Konstruksi Kementerian PUPR Manlian RA Simanjuntak menyarankan Pemprov DKI merampungkan rencana induk sistem proteksi kebakaran.
”Jakarta harus punya rencana induk sistem proteksi kebakaran supaya ada perencanaan dan strategi penanggulangan kebakaran,” kata Manlian.
Rencana induk sistem proteksi kebakaran penting untuk memotret risiko kebakaran dari terendah hingga tertinggi dan bentuk proteksi kebakaran yang tepat.
Manlian menyebutkan, rencana induk sistem proteksi kebakaran membuat penataan tata ruang yang lebih baik. Namun, tetap butuh strategi pendamping berupa edukasi penggunaan material tahan api, penyediaan tempat penampungan atau kawasan baru bagi korban kebakaran, dan sistem manajemen proteksi kebakaran di gedung atau bangunan.
”Terakhir pastikan masyarakat peduli api. Tidak timbulkan api dan mampu padamkan, tahu sumber air dan cara matikan api,” ujar Manlian.