Ada dugaan pengemudi truk, AS (30), lalai sehingga memicu kecelakaan dan menyebabkan 10 orang tewas dan 23 korban luka-luka. Pengecekan awal, kondisi truk laik jalan.
Oleh
STEFANUS ATO, AGUIDO ADRI, HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sebanyak 10 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022) pagi. Penyebab kecelakaan diduga akibat kelalaian sopir.
Kondisi lalu lintas di Jalan Sultan Agung masih padat hingga Rabu (31/8/2022) sore. Di jalanan itu, kemarin sekitar pukul 10.00, terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk gandeng bermuatan besi.
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki di Bekasi, Rabu (31/8/2022) pukul 18.00, mengatakan, jumlah korban jiwa dalam kecelakaan maut ini ada 10 orang. ”Semua sudah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing,” ujar Hengki.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah saksi di lapangan, truk itu awalnya melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Kranji ke daerah Cakung, Jakarta Timur. Saat mendekati Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru II dan III, di Jalan Sultan Agung, posisi truk tidak seimbang dan oleng.
”Truk ini dari jauh sudah oleng, entah karena rem blong atau apa, saya tidak tahu. Namun, posisinya kencang dan langsung menabrak tower,” kata Asmawi, Ketua Rukun Warga (RW) 001 Kelurahan Baru, Bekasi Barat.
Sesaat sebelum kecelakaan, area depan SDN Baru tengah padat dengan aktivitas warga. Saat itu, sebagian orangtua tengah menanti anak-anak mereka yang baru keluar dari kelas. Sebagian pelajar berdiri di tepi jalan hingga halte bus sembari menanti angkutan umum atau jemputan. Di depan SDN itu, ada sejumlah pedagang kuliner sedang menjajakan kulinernya.
Akan kami buktikan, kami punya teknologi. Akan ketahuan, sesaat sebelum kejadian berapa kecepatannya, saat kejadian, dan setelah tabrakan.
Truk yang oleng itu kemudian merapat ke bagian kiri tepi Jalan Sultan Agung dan menabrak menara base transceiver station (BTS). Benturan itu mengakibatkan menara telekomunikasi terjatuh ke arah kanan dan menimpa mobil boks yang tengah melintas dari arah berlawanan. Dua dari tiga penumpang mobil boks tewas seketika.
Dari data Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi dan RS Ananda, 10 korban tewas, yaitu Abdul Muis Al Habsi (11), Samsudin Baharsa (25), Timo (59), Ilham Agustis Saifullah (13), Taufik (22), Muryati (37), Vidi Vidiyono (9), Ridho Santoso (20), Santoso Fauzi (33), dan Nouval (8). Selain itu, terdapat 23 orang yang mengalami luka ringan hingga parah.
Dugaan lalai
Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Kota Komisaris Salahuddin mengatakan, jumlah korban tewas akibat kecelakaan kontainer menabrak menara BTS hingga pukul 16.00 berjumlah 10 orang. Dia menyebut, ada 7 korban jiwa yang dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi dan 3 korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Ananda. Sebanyak tujuh dari delapan korban jiwa di RSUD Bekasi datanya sudah terverifikasi.
”Ini jelas kelalaian sopir truk. Apakah mengantuk, tidak konsentrasi, kami belum bisa pastikan. Tadi, kami coba interogasi, tetapi belum bisa karena masih shock,” kata Salahuddin.
Menurut Salahuddin, ada dugaan pengemudi truk yang berinisial AS (30) itu lalai lantaran dari pengecekan awal, kondisi mobil laik jalan. Sistem pengereman mobil tersebut juga dipastikan berfungsi baik.
Direktur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Aan Suhanan mengatakan, polisi masih menyelidiki secara mendalam penyebab kecelakaan. Ada beberapa dugaan penyebab kecelakan, antara lain, kesalahan manusia, gagal rem, atau bermuatan melebihi daya angkut.
”Akan kami buktikan, kami punya teknologi. Akan ketahuan sesaat sebelum kejadian berapa kecepatannya, saat kejadian, dan setelah tabrakan,” kata Aan.
Menurut Aan, sopir truk telah menjalani tes urine dengan hasil negatif narkoba. Sopir truk maut itu diketahui tidak dalam pengaruh alkohol.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan di Bekasi. Ridwan Kamil yang ditemui saat berkegiatan di Balai Kota DKI Jakarta juga akan mengevaluasi keselamatan transportasi dari pengoperasian kendaraan-kendaraan berat pengangkutan.