Transjakarta Tambah 44 Bus Listrik Baru pada Oktober 2022
Transjakarta akan mengoperasikan 44 bus listrik baru selambatnya Oktober 2022. Saat ini proses pengadaan masih berlangsung, harapannya sampai dengan akhir 2022 ada 100 bus listrik mengaspal di Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Bus listrik Transjakarta melintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Selain untuk mengurangi kemacetan, penggunaan bus listrik juga untuk mengurangi polusi suara dan emisi CO gas buang kendaraan.
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendukung transportasi hijau, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menambah 44 unit bus listrik pada Oktober 2022. Bus listrik baru akan melengkapi 30 unit bus listrik yang saat ini dioperasikan PT Transportasi Jakarta. Hingga akhir 2022, ditargetkan 100 unit bus listrik sudah mengaspal di Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, di sela-sela agenda Urban 20 Mayor Summit 2022, Selasa (30/8/2022), menjelaskan, BUMD DKI Jakarta di bidang transportasi umum PT Transportasi Jakarta kembali akan menambah jumlah armada bus listrik. ”Dalam waktu dekat, akan ada 74 unit bus listrik beroperasi di Jakarta. Ada 44 bus listrik tambahan yang akan beroperasi selambatnya Oktober 2022,” jelas Syafrin.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya menjelaskan, unit bus listrik tambahan itu merupakan bus baru, bukan retrofit. Pengadaan bus listrik baru itu, menurut rencana, dilakukan oleh mitra operator Transjakarta.
”Saat ini masih berproses untuk pengadaan. Mitranya apa saja, nanti diumumkan. Kita menunggu sampai dengan akhir September,” kata Yana.
Syafrin melanjutkan, pengadaan bus listrik dilakukan melalui katalog lokal DKI Jakarta. PT Transjakarta yang memproses pengadaan itu.
Dalam pengadaan bus listrik itu, Transjakarta bakal menguji coba terlebih dahulu sejumlah bus listrik dari berbagai merek. Yang sudah selesai uji coba adalah merek Higer dan Build Your Dream (BYD). Sementara yang masih berproses uji coba adalah bus listrik merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon.
”Untuk pengadaan, terserah operator mau pilih yang mana. Kami tidak menentukan yang mana,” kata Yana.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Bus Listrik Transjakarta X Higer Berpelanggan memasuki Terminal Blok M, Jakarta, Jumat (17/9/2021). Selama tiga bulan ke depan, PT Transportasi Jakarta mengajak masyarakat untuk menjajal Bus Listrik Transjakarta X Higer Berpelanggan dengan rute Blok M-Balai Kota DKI Jakarta (EV1). Masyarakat bisa mencoba Bus Listrik Transjakarta X Higer Berpelanggan tanpa dikenakan biaya alias gratis. Untuk sekali jalan, Bus Listrik Transjakarta X Higer Berpelanggan hanya boleh diisi oleh 25 orang pelanggan. Proses uji coba ini lakukan sebagai salah satu tahapan dalam upaya merealisasikan rencana penggunaan kendaraan bus listrik berbasis baterai yang ramah lingkungan. Ke depannya, armada bus konvensional Transjakarta secara bertahap akan beralih menggunakan armada listrik.
Syafrin menambahkan, setelah ke-44 unit bus listrik baru beroperasi, selanjutnya akan ada 26 bus listrik baru lainnya yang akan beroperasi. Sehingga sampai dengan akhir Desember 2022 sebanyak 100 unit bus listrik akan beroperasi di Jakarta,” kata Syafrin.
10.000 bus listrik
Seperti diketahui, pengadaan bus listrik Transjakarta merupakan upaya DKI Jakarta mengurangi emisi dan mengelola transportasi umum yang ramah lingkungan. Transjakarta menargetkan, sampai dengan 2030 sebanyak 10.000 unit bus listrik akan dioperasikan.
Untuk mencapai 10.000 unit, selain dengan pembelian unit baru, Transjakarta juga mengupayakan pengembangan dan pengadaan bus listrik dengan cara retrofit. Cara itu adalah dengan mengubah bus-bus berbahan bakar fosil, menjadi bus dengan mesin yang digerakkan tenaga listrik.
Menurut Yana, cara itu dilakukan karena membeli unit baru lebih mahal. Untuk memangkas biaya, Transjakarta menempuh upaya retrofit, dengan memanfaatkan bus-bus Transjakarta yang sudah berumur 10 tahun atau habis masa berlakunya, tetapi masih bagus.
Untuk bisa melakukan retrofit, saat ini Transjakarta tengah melakukan riset konversi. Upaya riset itu, menurut Yana, membutuhkan waktu, sehingga retrofikasi bus-bus Transjakarta kemungkinan baru bisa dilakukan tahun depan.
”Itu juga bila hasil riset menunjukkan bus-bus existing bisa diretrofikasi. Bus-bus itu harus lulus kajian atau riset,” kata Yana.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
PT Transjakarta melakukan uji coba bus listrik untuk antar-jemput pengunjung Monas dari parkiran IRTI hingga ke pintu masuk Tugu Monas, Jakarta, dan sebaliknya, Minggu (19/5/2019). Menurut rencana, uji coba ini akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Direktur Teknik dan Digital PT Transjakarta Mohamad Indrayana mengatakan, untuk layanan Transjakarta hari ini, ada 3.500 unit bus yang beroperasi. Apabila seluruh bus itu bisa dikonversi ke bus listrik, Transjakarta masih perlu menambah 7.000 unit untuk bisa mencapai 10.000 unit.
”Berarti ini penambahan yang luar biasa, baik melalui pembelian baru maupun dengan mengonversi bus,” kata Indrayana.
Menurut dia, konversi bus tidak hanya membutuhkan waktu. Ada persoalan bahwa bus-bus yang akan dikonversi itu masih beroperasi dan pihak operator terikat kontrak.
”Jadi, sebenarnya bukan untuk tahun ini. Akan tetapi, kita mempersiapkan mulai tahun depan. Saat ini kita sedang mempelajari teknologi mana yang paling cocok untuk kita bisa terapkan di sini,” jelas Indrayana.
Untuk retrofit itu Transjakarta belajar dari sejumlah negara, kemudian akan dilihat tipe mana yang paling pas. Transjakarta juga akan melihat bus-bus yang sudah akan berakhir masa kontraknya.
”Jadi, yang masa kontrak sudah akan berakhir baru setelah itu kita retrofit. Kita juga perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait regulasi untuk bisa memanfaatkan bus retrofit,” kata Indrayana.
Menurut Indrayana, ada banyak proses yang mesti dilalui. Karena Transjakarta juga menginginkan saat bus bisa diretrofit, bus-bus itu harus dihitung sebagai bus baru.