Transjakarta Tempuh Retrofit untuk Percepatan Elektrifikasi Bus
Transjakarta menempuh upaya retrofit, mengonversi bus konvensional ke bus dengan mesin bertenaga listrik untuk mempercepat elektrifikasi bus. Upaya itu ditandai penandatanganan kesepahaman antara DKI dan pihak terkait.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MOU dengan Equipmake Holdings Plc dan PT VKTR Teknologi Mobilitas. Hal tersebut untuk mempercepat elektrifikasi bus atau peralihan ke armada bertenaga listrik dengan cara retrofit.
Anang Rizkani Noor, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Jumat (19/8/2022), menjelaskan, penandatanganan MOU itu berlangsung pada Kamis (18/8/2022). Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Transjakarta M Yana Aditya, Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono, dan CEO Equipmake Holdings Plc Ian D Foley. Penandatanganan MOU itu disaksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Dalam proses elektrifikasi bus secara retrofit, Equipmake Holdings Plc, perusahaan spesialis elektrifikasi kendaraan komersial yang berbasis di Inggris, akan menjadi penyedia teknologi dan komponen. Sementara VKTR menjadi manufaktur atau yang memproduksi.
Adapun bus-bus yang akan dikonversi menjadi bus listrik adalah bus-bus berbahan bakar fosil Transjakarta yang masa waktu pakainya berakhir. Nantinya mesin konvensional akan digantikan oleh mesin yang digerakkan oleh listrik.
Menurut Anang, penandatanganan MOU itu menjadi payung dalam kerja sama untuk konversi dari bus berbahan bakar fosil ke bus bertenaga listrik. Seusai MOU, masih akan diikuti dengan pembahasan detail aspek teknis dan pendanaan. Begitu pembahasan sudah mantap, baru bisa diketahui jumlah bus yang akan masuk program retrofit ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria secara terpisah menyatakan optimismenya dengan terobosan retrofit itu.
”Ini sesuatu yang baik dan luar biasa. Sekarang ini semuanya sudah beralih ke listrik, ke elektrik. Beberapa negara kita lihat, di Swiss, di Norwegia itu sudah ada kota yang wajib (kendaraan) listrik. Saya kira Jakarta karena sebagai kota global, kita juga harus bisa dan memang harus bisa,” katanya.
Kita punya target tahun 2030, harapannya semua bus di Jakarta sudah menggunakan listrik. Mudah-mudahan hadirnya konversi dan profit seperti ini akan mempermudah dan mempercepat (Ahmad Riza Patria).
Kerja sama tiga pihak dalam upaya retrofit itu diharapkan dapat memenuhi target elektrifikasi 10.000 bus Transjakarta pada 2030 dan meningkatkan kemampuan manufaktur dalam negeri.
Pihak Equipmake dan Vektor saat ini sedang mempersiapkan pembuatan mesin bus listrik dengan cara retrofit untuk memenuhi kebutuhan Transjakarta. Program elektrifikasi bus itu merupakan bagian dari program langit biru Jakarta. Program itu menjadi upaya Jakarta mengurangi emisi dan polusi.
Retrofit dipilih karena biaya pengadaan bus menjadi lebih murah. Apabila membeli baru, harga per unit bus Rp 5 miliar-Rp 5,2 miliar.
”Kita optimis karena sudah berhasil dilakukan di beberapa negara. Insya Allah kita akan mulai di Jakarta. Ini upaya yang baik, ini terobosan yang luar biasa, mudah-mudahan ini bisa diwujudkan,” kata Ahmad Riza.
Ahmad Riza menilai, MOU ini satu pertanda baik. ”Kita punya target tahun 2030, harapannya semua bus di Jakarta sudah menggunakan listrik. Mudah-mudahan hadirnya konversi dan profit seperti ini akan mempermudah dan mempercepat,” katanya
Yana Aditya melalui keterangan resmi Transjakarta mengatakan, ”Untuk itulah Transjakarta menandatangani MOU dengan sebuah perusahaan Equipmake sebagai pemilik teknologi dan komponen retrofit serta Vektor sebagai pemegang lisensi yang akan memproduksi mesin retrofit.”
Sementara itu, dari program bus listrik sebanyak 100 unit tahun ini, saat ini Transjakarta melalui mitra operator Mayasari Bakti sudah mengoperasikan 30 unit. Pengadaan 100 unit ini merupakan pengadaan dengan pembelian bus listrik baru.