Zulpikar, pasukan oranye penganiaya pacarnya yang sesama pasukan oranye, menjadi tersangka dan mendekam di Polsek Mampang, Jakarta Selatan. Tindakan Zulpikar mencoreng nama baik PPSU yang menjadi tumpuan kebersihan kota.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·5 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Petugas penanganan prasarana dan sarana umum membersihkan sampah warga di daerah Dukuh Atas, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2022) sore.
Pasukan oranye, sebutan untuk petugas penanganan prasarana dan sarana umum atau PPSU, kembali menjadi sorotan setelah penganiayaan oleh salah satu petugasnya. Keberadaan mereka tujuh tahun ini di Ibu Kota tak luput dari prestasi hingga kriminalitas.
Zulpikar, petugas PPSU Kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi tersangka penganiayaan Eti, petugas PPSU Kelurahan Bangka yang bertugas di Jalan Kemang Dalam VI.
Zulpikar menganiaya Eti yang dipacarinya setahun belakangan lantaran api cemburu. Dia menendang tubuh ibu tiga anak itu dengan kaki kirinya, kemudian menjenggut rambut Eti yang tertunduk. Seakan belum cukup, dia naik ke sepeda motor lalu menabrak Eti hingga terjatuh.
Kekerasan dalam pacaran itu terekam dalam video belasan detik yang dipublikasikan di akun Instagram Margaretha Wahyuningsih, Selasa (9/8/2022). Zulpikar yang berkaus hijau, berdiri di pinggir jalan, menganiaya Eti yang duduk di samping pagar semak di Jalan Kemang Dalam VI, Kecamatan Mampang Prapatan.
Kapolsek Mampang Komisaris Supriadi mengatakan, Zulpikar telah ditetapkan sebagai tersangka setelah Eti divisum dan keluarga melaporkan penganiayaan tersebut. Dia dikenai Pasal 351 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang penganiayaan dengan hukuman penjara maksimal dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak Rp 4.500.
”Pelaku cemburu dibandingkan dengan mantan korban. Dia kesal sehingga menganiaya korban. Penyidik masih menelusuri beberapa penganiayaan lain yang dilakukan pelaku terhadap korban,” kata Supriadi, Kamis (11/8/2022).
Namun, alasan apa pun tidak ada yang membenarkan tindak kekerasan terhadap diri sendiri, apalagi orang lain. Zulpikar kini mendekam dalam tahanan Polsek Mampang. Sementara Eti mendapatkan pendampingan psikologi dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Tapi, bila khawatir keselamatan atau akan memperburuk keadaan, silakan foto/rekam dan laporkan kepada yang berwenang atau hubungi Jakarta Siaga 112.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Petugas PPSU meramaikan HUT Ke-495 DKI Jakarta dengan mempercantik dinding kota di Palmeriam, Matraman, Jakarta TImur, Minggu (19/6/2022).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun Instagramnya pada Rabu (10/8/2022) mengecam kekerasan tersebut. Tidak ada ruang bagi kekerasan dan pelecehan di seluruh lingkungan kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan hukumannya adalah pemecatan seketika dan diserahkan kepada pihak berwajib.
”Pelaku kekerasan di video yang viral sudah kami ketahui dan langsung dipecat hari itu juga, lalu diserahkan kepada polisi untuk ditindak secara hukum. Korban sudah kami lindungi dan diberikan pendampingan kesehatan, psikologis, dan hukum. Terima kasih atas kepedulian dan video laporan netizen (warganet) terkait tindakan brutal, barbar, dan sama sekali tidak bisa ditolerir ini,” ujar Anies dalam unggahannya.
Anies juga memberikan opsi bagi publik, yaitu apabila melihat tindak kekerasan, usahakan langsung mencegahnya sama-sama. ”Tapi, bila khawatir keselamatan atau akan memperburuk keadaan, silakan foto/rekam dan laporkan kepada yang berwenang atau hubungi Jakarta Siaga 112,” tulisnya lagi.
Ray Prama Abdullah (28), PPSU di Sawah Besar, Jakarta Pusat, mengklarifikasi laporan palsunya ke polisi, Kamis (28/4/2022). Sebelumnya, ia mengaku menjadi korban pencurian yang membuat uang THR-nya senilai Rp 4,4 juta ludes. Ia membuat laporan itu karena kalah judi dan takut dimarahi istri.
Prestasi hingga kriminalitas
Pasukan oranye ada di garda depan penanganan prasarana dan sarana jalan, saluran, taman, kebersihan, dan penerangan jalan umum. Jumlahnya mencapai 20.190 orang yang tersebar di 267 kelurahan se-Jakarta.
Pada 2015, dua hari menjelang Hari Kemerdekaan Ke-70 RI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut puluhan ribu pekerja lepas, yang sepertiganya merupakan PPSU. Basuki melegalkan keberadaan PPSU melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2015 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Tingkat Kelurahan (Kompas, 18/8/2015).
PPSU kemudian diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur No 7/2017 tentang PPSU Tingkat Kelurahan.
Amanah besar ada di pundak mereka. Mereka diharapkan bisa mengoptimalkan pekerjaan puluhan ribu pekerja harian lepas rekrutan suku dinas, termasuk warga yang tak sanggup mengatasi masalah sampah dan saluran air mampat.
Sejak saat itu, PPSU tidak lepas dari aksi heroik. Musim hujan 2017, misalnya, seorang anggota pasukan oranye menyelam di got penuh air menghitam terekam dalam video berdurasi 1 menit 44 detik.
Dadan Wiradana yang menjadi sorotan dalam aksi tersebut menyelam selama 10-15 detik sambil mengais sampah dengan alat kerjanya. Dia mengeluarkan sampah tak berbentuk dari got besar di Jalan Lombok, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Warga juga bisa melihat PPSU saban hari bekerja sendiri atau berkelompok. Mereka memungut sampah, menyapu jalan, dan membersihkan selokan. Pekerjaan itu dilakukan dengan peralatan sederhana, seperti sapu lidi, cangkul, sekop, dan karung.
Walaupun tampak mudah, pekerjaan mulia untuk menciptakan Jakarta yang bersih, resik, juga tak lepas dari risiko. Pada 21 Februari 2017, seorang pasukan oranye, Dennis Nenometa, meninggal ketika bertugas di tengah banjir. Dia terpeleset dan jatuh ke Kali Penghubung Betik di Rawa Sengon, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, saat masih mengenakan pakaian tugasnya dan membawa beberapa alat kebersihan.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas PPSU menurunkan paket sembako bantuan untuk warga yang isolasi mandiri (isoman) di rumah karena salah satu atau lebih anggota keluarganya positif Covid-19 di RW 010 Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (26/2/2022).
PPSU juga beberapa kali terlibat proyek besar di luar pekerjaan utamanya. Proyek itu seperti penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games di Jakarta 2018. Selain tetap memastikan kota bersih dari sampah, mereka juga mendadak menjadi pelukis mural di jalanan Ibu Kota.
Bahkan, saat Jakarta terpuruk oleh pandemi Covid-19, berbekal video tata cara pemulasaraan jenazah, pasukan oranye, seperti dari Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, terjun sebagai tim pemulasaraan jenazah.
Mereka siap sedia di kantor kelurahan hingga ada panggilan pemulasaraan. Kelurahan membekali mereka dengan alat dan cairan disinfeksi, minuman kemasan, alat pemulasaraan, dan alat pelindung diri, serta satu minibus dengan seorang sopir untuk mobilitas.
Aksi PPSU pun tak selalu heroik. Sebelum Zulpikar, ada Ray Prama Abdullah (28), petugas PPSU di Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Dia mengaku jadi korban begal dan kehilangan uang tunjangan hari raya. Kejadian itu dilaporkan ke polisi dan mendapat simpati dari aparat dan warga. Polisi memberikan bantuan berupa paket sembako untuk meringankan bebannya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, tidak lama berselang, dia mengakui laporan itu hanya rekayasa belaka. Kamis (28/4/2022), Ray membuat video klarifikasi terkait laporan palsunya ke polisi. Sebenarnya dia kalah judi, bukan dibegal.
PPSU tak lepas dari keseharian warga Ibu Kota. Keberadaan mereka meringankan sebagian beban warga. Di sisi lain, mereka juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Akan tetapi, kesalahan yang sampai melanggar hukum tetaplah harus dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.