Bangunan rusun yang berubah jadi tempat wisata horor itu merupakan bagian dari program 1.000 ”tower” Kementerian Perumahan Rakyat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Oleh
STEFANUS ATO
·5 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah pengunjung saat berada di salah satu lantai bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022). Rusun ini merupakan salah satu lokasi shooting film Pengabdi Setan 2:Communion.
Pengabdi Setan 2:Communion sukses membuat penonton panik, histeris, dan larut dalam ketakutan. Film ini mengundang penasaran dan tanya tentang rusun yang dijadikan latar adegan utama dari cerita horor itu. Tak disangka, rusun yang awalnya dibangun untuk memenuhi kebutuhan rumah di kota dengan kepadatan lebih dari 1,5 juta penduduk itu justru berakhir jadi tempat wisata horor.
Selasa (10/8/2022) malam, di lantai 7 pusat perbelanjaan, di Senayan, Jakarta Pusat, jantung para penonton di salah satu bioskop seakan terus dipaksa berdegup kencang. Perasaan merinding, teriakan histeris, dan panik bercampur aduk.
Beberapa kali penonton tersenyum hingga dibuat tertawa saat ada adegan-adegan lucu yang diselipkan dalam film tersebut. Lelucon itu lumayan memberi jeda untuk menghela napas setelah penonton seolah-olah ikut masuk merasakan pergumulan para pemeran film yang berjuang melawan ketakutan saat muncul sosok-sosok misterius nan menyeramkan.
”Jalan ceritanya sangat menarik dan bagus. Semua dialog terdengar pas dengan sisipan komedi juga kritik di dalamnya,” kata Ira (27), salah satu penonton usai meninggalkan bioskop pada Selasa malam.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Kondisi bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022). Rusun ini merupakan salah satu lokasi shooting film Pengabdi Setan 2:Communion.
Nuansa horor yang memicu adrenalin penonton itu tidak terlepas dari berbagai adegan yang ditampilkan dalam film Pengabdi Setan 2:Communion yang sudah tayang di bioskop sejak 4 Agustus 2022. Film yang disutradarai Joko Anwar itu merupakan lanjutan atau sekuel dari Pengabdi Setan (2017).
Adegan dari Pengabdi Setan 2:Communion berkisah tentang Bapak (Bront Palarae) dan anak-anaknya, Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian), serta Bondi (Nasar Anuzbera). Mereka harus berjuang bertahan hidup di sebuah rusun kumuh dan sempit yang disebut berada di wilayah pesisir Jakarta.
Kisah horor yang tersaji dari layar lebar rupanya tak berakhir setelah penikmatnya meninggalkan bioskop. Sebagian penonton masih penasaran dan ingin melanjutkan petualangan horor dalam suasana yang lebih nyata.
Dari rasa penasaran, Dilto (27) bersama kekasihnya nekat memacu sepeda motor dari Karawang ke Kota Bekasi pada Selasa siang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam, mereka tiba di Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Selasa sekitar pukul 16.00.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Kondisi bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022). Rusun ini merupakan salah satu lokasi shooting film Pengabdi Setan 2:Communion.
Di belakang pasar inilah berdiri bangunan rusun yang belum selesai proses pembangunannya, tak lagi terawat, dan kumuh. Rusun ini merupakan tempat atau latar utama rangkaian horor yang tersaji dalam cerita film Pengabdi Setan 2.
Dilto sore itu tak langsung mendekati rusun. Dia bersama kekasihnya masih berputar-putar di salah satu sisi rusun dekat kompleks permukiman warga.
”Di filmnya, rusun ini menghadap ke laut. Makanya, mutar-mutar dulu, ternyata di sini perumahan semua,” kata karyawan salah satu perusahaan swasta di wilayah Jakarta Barat itu.
Ramai pengunjung
Rumah susun tempat pengambilan adegan film Pengabdi Setan 2 pada salah satu sisinya ditumbuhi rerumputan liar. Tempat itu juga dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan warga, tempat penyimpanan gerobak pedagang kaki lima, hingga gudang kopra.
Enggak kalah seram sama filmnya. Kamar-kamarnya gelap dan berbahaya. Harus ekstra hati-hati, bangunannya masih banyak bolong. (Dian Gita)
Lantai satu rusun ini digunakan sebagian warga sebagai warung makan hingga tempat biliar. Akses untuk naik ke lantai dua hingga lantai atas mudah dijangkau melalui sejumlah tangga.
Warga mengunjungi bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022).
Pada Selasa sore, di sejumlah lantai atas rusun ini dipadati pengunjung berbagai usia. Ada warga yang yang sekadar berkunjung untuk merasakan aura seram di setiap blok kamar bangunan-bangunan tua itu hingga ada yang memanfaatkan momen dan situasi di dalam rusun tersebut untuk membuat konten.
Dian Gita (18), misalnya, datang dari Jakarta bersama tiga kerabatnya untuk membuat konten tentang bangun-bangunan berhantu. Konten yang mereka buat bertujuan untuk memberi gambaran kepada para pengikut Youtube mereka tentang aura mistis dan horor yang ada di rusun itu.
”Enggak kalah seram sama filmnya. Kamar-kamarnya gelap dan berbahaya. Harus ekstra hati-hati, bangunannya masih banyak bolong,” ucap perempuan asal Jakarta Selatan tersebut.
Slamet, kordinator sekaligus petugas keamanan rusun, mengatakan, warga mulai penasaran dan terus berdatangan ke rusun tersebut selama sepekan terakhir. Ada sejumlah warga bahkan nekat datang ke sana saat malam hari.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Pengunjung berswafoto di bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022).
”Ke sini mau uji nyali. Tetapi demi keselamatan, kami tidak perbolehkan mereka masuk,” ujarnya.
Progrma 1.000 ”tower”
Bangunan rusun yang berubah jadi tempat wisata horor itu dibangun pada 2007. Pembangunan rusun ini merupakan bagian dari program 1.000 tower Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Dari catatan Kompas, Presiden SBY pada 2007 menyetujui pemberian insentif bagi terwujudnya pembangunan 1.000 tower atau setara dengan 600.000 rumah susun untuk lima tahun mendatang. Rusun dibangun di kota-kota dengan kepadatan 1,5 juta penduduk.
Dana pembangunan 1.000 rusun itu sebesar Rp 50 triliun. Pembiayaan bersumber dari pengembang yang tergabung dalam Realestat Indonesia (REI) dan perbankan. Pengembang REI memberi komitmen pendanaan 30 persen dan sebanyak 70 persen berasal dari perbankan (Kompas, 8/2/2007).
KOMPAS/STEFANUS ATO
Kondisi bangunan rumah susun mangkrak di belakang Pasar Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Selasa (9/8/2022).
Program ini kemudian mulai memunculkan persoalan pada 2011. Dari catatan Kompas, di tahun itu, angka kebutuhan rumah di Indonesia berkisar 7,1 juta-8 juta unit. Ironisnya, ribuan unit rumah susun yang telah dibangun dengan total dana ratusan miliaran rupiah dibiarkan kosong, digunakan tak sesuai peruntukkan, dan ada yang akhirnya hancur sebelum digunakan. Rusun-rusun sewa yang bermasalah itu disebut tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Kompas, 28/2/2011).
Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S Atmawidjaja mengakui, kalau rusun mangkrak yang dijadikan lokasi shooting film Pengabdi Setan 2 di Bekasi merupakan bagian dari program 1.000 tower Kemenpera (Kemenpera digabung jadi Kementerian PUPR sejak 2014). Pembangunan rusun itu dilakukan oleh salah satu pengembang swasta. Namun, dalam perjalanannya, pengembang kesulitan dalam menyelesaikan pembangunan.
”Dugaan saya pada saat itu pengembangnya kesulitan untuk membiayai pembangunan rusunnya. Jadi memang kami sebut mangkrak. Kalau tidak ada kelanjutan, salah satunya karena pendanaannya habis,” kata Endra, seperti dikutip dari Kompas.com.
Keberadaan rusun yang mangkrak jelas memprihatinkan, di tengah kebutuhan yang tinggi akan perumahan bagi warga. Keberadaan rusun itu seharusnya tidak hanya menarik perhatian publik karena menjadi lokasi shooting film, tetapi juga memantik kesadaran pihak terkait untuk mengoptimalkannya sesuai peruntukan semula, yakni menjadi tempat tinggal warga.