Dua Pekan, Tiga Korban Jatuh akibat Kekerasan Jalanan
Kekerasan jalanan terus saja terjadi meski polisi sudah berupaya menekan aksi yang mengganggu ketertiban umum itu. Warga pun diminta aktif membantu menjaga keamanan lingkungan agar tidak makin banyak korban berjatuhan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Sektor Cilandak memburu sejumlah orang bersenjata tajam yang membacok seorang pemuda hingga tewas di Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam dua pekan terakhir tercatat ada tiga korban luka dan meninggal akibat kekerasan jalanan di Jakarta.
Kepala Polsek Cilandak Komisaris Multazam mengatakan, tiga pemuda diserang sekelompok orang tak dikenal yang kerap disebut ”gangster” bersenjata di Jalan H Nawi, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (30/7/2022) dini hari.
Akibat serangan tersebut, satu pemuda terkena luka bacok dua kali di bagian punggung. Pemuda berinisial BS itu tewas karena luka berat meski sudah mendapatkan pertolongan.
”Kami, penyidik Polsek Cilandak dan Polres Metro Jakarta Selatan, memeriksa saksi-saksi, korban, dan rekaman CCTV di sekitar lokasi penyerangan. Kami juga masih dalam pengejaran kelompok penyerang itu,” kata Multazam, Minggu (31/7/2022).
Multazam melanjutkan, dua korban lainnya saat ini masih dalam perawatan karena juga menjadi sasaran penyerangan. ”Luka di bagian kepala. Satu korban lagi kehilangan sepeda motor karena diduga diambil gangster bersenjata itu,” lanjutnya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kata Multazam, pihaknya terus menggelar patroli rutin, terutama saat jam dan di lokasi yang dianggap rawan. Selain itu, ia meminta anak-anak muda tidak berkumpul, nongkrong, konvoi, saat tengah malam di wilayah Cilandak.
”Kami gencar patroli. Kami beberapa kali sudah membubarkan kumpulan pemuda. Kami imbau untuk tidak kumpul-kumpul. Kejahatan jalanan harus ditekan dengan keterlibatan aktif warga,” ujar Multazam.
Kena luka bacok. Pelajar itu korban salah sasaran karena dia mengenakan seragam SMA.
Dalam sepekan terakhir, aksi kekerasan jalanan di Jakarta menimbulkan dua korban. Di Jakarta Timur, satu pelajar menjadi korban luka karena senjata tajam saat melintas di lokasi tawuran di Jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Duren Sawit, Senin (25/7/2022).
Kepala Kepolisian Sektor Duren Sawit Komisaris M Marbun menyebutkan, pelajar yang menjadi korban bukan berasal dari kelompok tawuran. Saat itu, korban hanya kebetulan lewat di lokasi tawuran.
”Kena luka bacok. Pelajar itu korban salah sasaran karena dia mengenakan seragam SMA. Sudah dapat perawatan medis. Kami masih selidiki kelompok sekolah atau remaja yang terlibat tawuran,” ujar Marbun.
Aksi kekerasan jalanan selanjutnya terjadi di Jakarta Barat. Kepolisian Sektor Metro Tamansari Ajun Komisaris Roland mengatakan, pihaknya sudah menggali identitas dan mengejar dalang tawuran sekitar 10 pemuda yang mengakibatkan satu remaja tewas di Gang Kesederhanaan, Jalan Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (19/7/2022).
”Ada 10 orang yang diduga pelajar. Akibat aksi tawuran, satu remaja lainnya tewas. Dari hasil penyelidikan, mereka membawa senjata,” katanya.
Roland juga mengajak masyarakat dan sekolah ikut terlibat mengawasi keamanan dan ketertiban lingkungan agar tidak banyak korban sia-sia berjatuhan karena tindakan tawuran atau aksi kekerasan jalanan.
Merespons aksi tawuran pelajar, Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Jakarta Barat II Masduki mengatakan, pihaknya akan menerapkan saksi tegas berupa pencabutan fasilitas Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada pelajar yang terlibat tawuran.
”Jika pelajar ketahuan terlibat tawuran, kami akan cabut KJP secara bertahap dari sekolah hingga ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kami tunggu proses hukum sebelum mengenakan sanksi,” kata Masduki.
Pencabutan itu, tambah Masduki, berdasarkan aturan pada Pasal 23 Peraturan Gubernur Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Biaya Pendidikan. Dalam pasal itu disebutkan, peserta didik yang merupakan penerima bantuan sosial pendidikan dilarang melakukan perbuatan asusila, perundungan, tawuran, hingga minum minuman beralkohol.