KNKT Minta Transjakarta Tingkatkan Keselamatan dengan Bantuan Auditor Keselamatan
Transjakarta kembali jadi sorotan. Satu penumpang meninggal setelah tertabrak bus, Sabtu (16/7/2022). KNKT usulkan Transjakarta libatkan auditor keselamatan luar untuk perbaikan, DTKJ soroti divisi keselamatan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta kembali terjadi, Sabtu (16/7/2022) malam, dan mengakibatkan satu penumpang meninggal. Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyarankan manajemen Transjakarta meminta bantuan auditor keselamatan untuk memotret aspek manajemen keselamatan dan melakukan perbaikan. Sementara Dewan Transportasi Kota Jakarta meminta adanya evaluasi divisi keselamatan Transjakarta.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, Senin (18/7/2022), menjelaskan, sejak KNKT turun tangan memotret dan mengevaluasi rentetan kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta pada 2021, KNKT sudah menyusun sejumlah rekomendasi. Salah satunya rekomendasi pembentukan divisi keselamatan.
”Kita masih berproses mempersiapkan unit keselamatan itu. KNKT masih dalam proses mengevaluasi prosedur keselamatan standar yang disusun dan melatih personel-personel unit keselamatan itu,” kata Soerjanto.
Namun, lanjut Soerjanto, saat unit keselamatan Transjakarta masih berproses, kecelakaan demi kecelakaan terus terjadi. Untuk itu, KNKT mengusulkan kepada manajemen Transjakarta supaya ada beberapa auditor keselamatan dari moda lain yang diperbantukan sementara untuk memotret aspek keselamatan dan perbaikan secara cepat sambil KNKT melatih personel-personel divisi keselamatan.
Auditor keselamatan dari moda lain itu, menurut Soerjanto, bisa dari moda transportasi udara yang memang sudah memiliki pengalaman. Dari moda udara, ada banyak auditor keselamatan baik yang berasal dari Kementerian Perhubungan maupun pihak swasta.
”Butuh orang yang sudah berpengalaman, mungkin dari unit moda lainnya yang juga sebagai auditor keselamatan. Itu kita usulkan sebelum mereka (Transjakarta) mampu untuk mengatasi,” ucap Soerjanto.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammedan, secara terpisah, menyatakan harus ada evaluasi menyeluruh terkait kejadian itu. Bukan hanya kinerja pramudi, tetapi juga hubungan kerja pramudi dengan manajemen atau juga antara PT Transportasi Jakarta dan mitra operator. ”Jangan-jangan ada masalah antara PT Transjakarta dan mitra operator,” ucap Haris.
Haris pun menyoroti divisi keselamatan yang dibentuk atas rekomendasi KNKT. Seharusnya divisi keselamatan ini menyoroti juga standar keselamatan yang belum dipenuhi di jembatan penyeberangan orang (JPO), di jalur, hingga di persimpangan. Hal-hal itu seharusnya menjadi hal-hal yang direkomendasikan kepada dinas bina marga, dinas perhubungan, juga kepada dinas tata ruang untuk perbaikan.
”Divisi keselamatan itu dibentuk untuk meningkatkan keselamatan. Jangan ada lagi kecelakaan ataupun korban jiwa,” katanya.
Ketua Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ Prayudi mengingatkan, rekomendasi perbaikan aspek keselamatan sudah dibuat sejak Desember 2021. ”Namun, improvement-nya belum ketahuan. Kalau masih ada kecelakaan berarti belum ada perbaikan. Kalau masih ada kesalahan berulang dia tidak bekerja,” kata Prayudi.
Data paparan Dishub DKI Jakarta dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar DTKJ April silam, pada triwulan pertama 2022 sudah terjadi 207 kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta. Sementara sepanjang Januari-Desember 2021, data DTKJ menunjukkan terjadi 508 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta.
Prayudi kembali mengingatkan manajemen Transjakarta untuk memperhatikan betul faktor kesehatan para pramudi. Seharusnya ada pemeriksaan kesehatan sebelum bertugas atau kapan saja untuk meyakinkan kondisi kesehatan pramudi.
Transjakarta dan mitra operator juga mesti menyediakan mes atau tempat istirahat bagi pramudi yang bertugas pagi dan dijaga betul jam istirahatnya. Harus pula ada pelatihan atau pemutakhiran keahlian bagi para pramudi. Pramudi juga dipastikan membawa kendaraan yang sama di rute yang tidak diganti-ganti supaya lebih mengenal dan memahami faktor risiko di rute tersebut.
Selain itu, mesti ada sopir pengganti juga tempat istirahat di ujung untuk mengatasi kelelahan sopir. ”Transjakarta harus serius mengelola pelayanan dan pramudi. Para pramudi itu ujung tombak pelayanan,” ucap Prayudi.
Dengan kecelakaan yang masih terus terjadi, Prayudi mengingatkan, ini akan berdampak pada brand image atau nama baik Transjakarta dan tentunya keselamatan.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi juga sepakat kecelakaan demi kecelakaan yang menimpa atau melibatkan bus Transjakarta sudah pasti memperburuk nama baik atau citra Transjakarta.
Untuk itu, senada dengan Haris dan Prayudi, Prasetio meminta Transjakarta betul-betul memperhatikan faktor pelayanan dan operasional yang berkeselamatan. Di antaranya dengan menjaga kesehatan pramudi, istirahat pramudi, hingga penjadwalan operasional layanan yang proporsional.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan belasungkawanya atas korban meninggal setelah tertabrak bus Transjakarta. Diakui Ahmad Riza, sampai saat ini Transjakarta masih menyusun dan mengimplementasikan SOP pencegahan, bahkan sopir-sopir Transjakarta dilatih dan dididik supaya hati-hati.
Terkait kecelakaan itu, menurut Ahmad Riza, korban turun dari bus, kemudian dia menyeberang di depan bus itu sendiri kemudian tertabrak bus itu. ”Jadi memang sekali lagi bagi seluruh warga hati-hati kalau menyeberang. Jangan di depan bus Transjakarta karena busnya tinggi. Saat kita menyeberang, sopir tidak melihat orang yang di bawahnya,” kata Ahmad Riza mengingatkan.
Dengan kejadian itu, ia memastikan Transjakarta akan mengecek, memeriksa bagaimana sebenarnya. ”Ini menjadi perhatian kita bersama, mudah-mudahan bisa selesai dan ke depan tidak terjadi lagi. Jadi penting ke depan kita sosialisasikan terus kepada warga, pada masyarakat, jangan menyeberang sembarangan, apalagi di depan bus Transjakarta,” kata Ahmad Riza.