Kasus Aktif Naik, Protokol Kesehatan Ketat Ditingkatkan
Selain menggencarkan 3T dan vaksinasi untuk menekan kasus Covid-19, upaya itu harus dibarengi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sebagai mitigasi utama.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, pengawasan dan kepatuhan protokol kesehatan ketat harus kembali digalakkan. Banyak warga abai menggunakan masker di tempat tertutup karena menganggap situasi pandemi Covid-19 sudah terkendali.
Berdasarkan data pada Senin (11/7/2022), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, jumlah kasus aktif di Jakarta 356 kasus sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 10.462 kasus yang masih dirawat atau menjalani isolasi.
Sebanyak 5.789 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 812 positif dan 4.977 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes antigen sebanyak 10.657 orang dites dengan hasil 405 positif dan 10.252 negatif.
Dari jumlah total kasus positif, total orang yang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.257.072 kasus dengan tingkat kesembuhan 98 persen. Dari sejak awal pandemi Covid-19, tercatat total 15.342 orang meninggal (1,2 persen) dan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,6 persen.
"Untuk rasio kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 13 persen, sedangkan rasio kasus positif secara total sebesar 11,5 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” ujar Dwi dalam keterangan tertulisnya.
Pemprov DKI Jakarta, kata Dwi, mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker saat sedang beraktivitas di luar rumah, terutama di tempat publik. Selain itu, warga juga disarankan untuk segera melengkapi vaksinasi penguat atau booster.
”Kami mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan virus Covid-19 karena pandemi belum usai. Upaya 3T (Testing, Tracing dan Treatment) terus digalakkan dan vaksinasi juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas,” ujar Dwi.
Data terbaru, cakupan vaksinasi Program, dosis satu 12.568.220 orang (124,6 persen) dengan proporsi 70,6 persen merupakan warga berkartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta dan 29,4 persen warga KTP non-DKI Jakarta.
Total dosis dua sebanyak 10.739.944 orang (106,5 persen), dengan proporsi 73,9 persen merupakan warga ber-KTP Jakarta dan 26,1 persen warga KTP non Jakarta. Adapun vaksinasi dosis tiga (booster) sebanyak 4.159.731 orang.
Epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, menuturkan, selain tetap terus meningkatkan 3T dan vaksinasi, perlu pula ketegasan pengawasan kepatuhan protokol kesehatan ketat. Hal ini harus dilakukan karena warga mulai longgar menerapkan mitigasi dasar tersebut.
”Harus dan tetap wajib menjalankan protokol kesehatan ketat. Ini mitigasi pertama yang tak boleh kendur,” kata Miko.
Tak dimungkiri, cakupan vaksin terus dilakukan secara luas. Namun, vaksinasi sebagai mitigasi kedua dalam menekan kasus Covid-19 harus dibarengi dengan kepatuhan protokol kesehatan. Warga perlu terus diedukasi pentingnya protokol kesehatan ketat meski sudah mendapat vaksin.
Haryo (38), warga Kemanggisan, Jakarta Barat, mengakui jarang menggunakan masker karena menganggap ia sudah kebal dan tidak mungkin terpapar Covid-19.
”Aman, sehat saja dan tidak masalah karena sudah vaksin booster. Masa mau ditakuti terus, kita enggak bakal lepas kalau terus ditakuti. Ini kan pola pikir juga. Kalau takut, Covid-19 datang,” kata Haryo.
Begitu pula Mila (32), warga Kebon Jeruk, hanya sesekali saja menggunakan masker. Jika berada di lingkungan sekitar rumah, ia tak pernah memakai masker.
”Insya Allah, tidak apa-apa. Saya tetap pakai masker kok kalau jalan jauh atau ke kantor. Kalau hanya sekitar rumah begini saja (lepas masker). Situasi (pandemi Covid-19) juga semakin terkendali. Kita juga sudah divaksin,” kata Mila yang baru mendapat vaksin dosis dua itu.
Sementara itu, Yudi (46), warga Pulo Kamboja, Jakarta Selatan, dalam aktivitas hariannya berusaha tetap menggunakan masker karena tidak ingin terpapar Covid-19. Pengalaman sekitar setahun lalu, saat keluarganya terpapar Covid-19, menyadarkan Yudi pentingnya protokol kesehatan ketat.
”Jangan sampai ada yang terpapar. Maka saya kudu pakai. Saya punya pengalaman itu, saat keluarga kena Covid-19. Jadi, jangan sampai kena lagi, ribet urusan," kata Yudi.