Jakarta Bangun Terowongan Penghubung Bawah Tanah di Dukuh Atas
Pembangunan ini tidak hanya menguatkan fasilitas berorientasi transit, tetapi juga memberi nilai tambah ke perekonomian Ibu Kota ataupun nasional.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Terowongan bawah tanah akan terbangun di daerah Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta Pusat, untuk menghubungkan Stasiun MRT, KRL, Halte Bus Transjakarta, serta kawasan perkantoran di sekitarnya. Pembangunan ini tidak hanya menguatkan fasilitas berorientasi transit, tetapi juga memberi nilai tambah ke perekonomian.
Kamis (7/7/2022), Direktur Pengembangan Bisnis dan Usaha PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dan Direktur Utama PT Wisma Kartika Alvin Gozali menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Pembangunan Bangunan dan Fasilitas Interkoneksi Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI di Jakarta. Acara itu disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.
Menurut rencana, mereka akan membangun akses pejalan kaki dua lantai sepanjang 80 meter dengan lebar 5 meter. Pada lantai 1, terowongan bawah tanah itu akan menghubungkan akses stasiun MRT ke halte TransJakarta, stasiun KRL Commuter Line, dan angkutan umum lainnya. Semenatra lantai 2 integrasinya menghubungkan stasiun dengan perkantoran.
Ini adalah cara terbaik untuk menghidupkan kawasan berorientasi transit sebagai pusat ekonomi baru di Jakarta.
Terowongan bawah tanah itu juga akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang, seperti retail, storage room, eskalator, dan elevator. Terowongan ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit yang universal, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas.
”Ini hari yang bersejarah. Ini sejarah baru di Jakarta dan Indonesia, karena kita memulai sebuah proyek pembangunan jalan pedestrian di bawah tanah, di mana penumpang MRT nantinya akan melewati tunnel yang langsung menjangkau gedung-gedung di sekitar stasiun,” kata Anies dalam sambutan penandatanganan kerja sama yang bersamaan dengan kegiatan TOD Forum.
Pembangunan ini melengkapi pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas yang dimulai sejak tahun 2018. Sejak saat itu, kawasan Dukuh Atas menjadi area pengembangan berorientasi transit pertama yang memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda, serta ruang aktivitas seni dan budaya masyarakat Jakarta.
Anies berharap ini membuat masyarakat semakin mempertimbangkan transportasi umum daripada kendaraan pribadi karena lebih hemat secara biaya dan waktu.
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia-Jakarta, Doti Windajani, berpendapat, pembangunan infrastruktur transportasi ini merupakan bentuk adaptasi perubahan iklim dan perbaikan tata ruang dan tata bangunan melalui regenerasi urban dengan integrasi hunian, tempat kerja, dan ruang sosial.
”Hadirnya terowongan ini juga merupakan hal yang baik. Semoga nantinya lebih seamless ke arah Jalan Blora. Kemudian, perlu juga perhatian untuk penataan UMKM di kawasan tersebut,” ujarnya.
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna, mengatakan, terobosan integrasi antarfungsi bangunan di sekitar stasiun meningkatkan dua fungsi layanan, yaitu transportasi dan jasa perdagangan. ”Ini adalah cara terbaik untuk menghidupkan kawasan berorientasi transit sebagai pusat ekonomi baru di Jakarta,” katanya.
Terowongan bawah tanah di Dukuh Atas ini melengkapi interkoneksi layang Stasiun Blok M BCA dan Blok M Plaza yang telah terbangun, serta interkoneksi layang Stasiun Lebak Bulus Grab-Pondok Indah Square yang sedang dalam tahap konstruksi. Selain itu, ada lima interkoneksi bawah tanah dan layang yang saat ini sedang dalam tahap persiapan.
William Sabandar menjelaskan, semua stasiun MRT sudah dirancang untuk dapat terkoneksi dengan bangunan sekitar. Untuk itu, PT MRT Jakarta mengundang para pemilik bangunan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan jaringan interkoneksi di sepanjang jalur MRT.
Sejumlah gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta, diakui, berpotensi untuk terkoneksi secara langsung, seperti Wisma Nusantara dan Hotel Pullman dengan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Sudirman 7.8 dengan Stasiun Setiabudi Astra. Lalu, Wisma Intiland dengan Stasiun Bendungan Hilir, Menara Mandiri dengan Stasiun Istora Mandiri, dan yang sedang dibangun dan akan diresmikan pada Agustus ialah Poins Square dan Stasiun Lebak Bulus.
”Jaringan interkoneksi ini akan berdampak dua hal, yaitu kenaikan angka keterangkutan MRT Jakarta dan keberlanjutan pelaku ekonomi di sekitar stasiun MRT Jakarta, terutama peluang bertumbuh,” ujarnya.