Bus dan Kereta Siap Layani Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pembangunan akses jalan terintegrasi menuju empat stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dikejar setahun ini jelang waktu target operasinya pada Juni 2023.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Selain konstruksi jalur kereta, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga tengah fokus membangun akses terintegrasi untuk penumpang menuju ke lokasi transit. Moda transportasi dari bus hingga kereta api akan disiapkan sebagai pengumpan.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi di Bekasi, Jakarta Barat, Senin (27/6/2022). Tidak tanggung-tanggung, KCIC membutuhkan biaya sekitar Rp 500 miliar untuk membangun sebagian akses terintegrasi menuju empat stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
”Jalan akses Kalimalang kita bangun, drop off untuk jalan tol kita bangun, Stasiun LRT di Halim, dan beberapa jalan akses lain kami bangun dengan kerja sama dengan pemerintah kota dan provinsi. Misalnya, Jalan Pangkalan Karawang, jalan akses diperbaiki Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena jalan provinsi,” katanya saat ditemui dalam acara perayaan keberhasilan pemasangan girder di area Casting Yard 1.
Dwiyana mengakui, pembangunan integrasi tersebut tidak hanya mahal, tetapi juga tidak mudah. Oleh karena itu, pihaknya menyambut kerja sama berbagai pihak untuk mendukung pembangunan kereta cepat yang berpotensi mengangkut 29.000 orang per hari tersebut.
Dalam satu tahun kita akan segera selesaikan akses jalan ini agar tidak hanya kereta yang beroperasi, tetapi dilengkapi akses jalan.
Harno Trimadi, Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, pada kesempatan sama menjelaskan, pihaknya siap mengoperasikan empat stasiun KCJB. Stasiun itu berlokasi di Halim di Jakarta Timur serta Karawang, Padalarang, dan Tegalluar di Jawa Barat.
Stasiun itu perlu didukung akses jalan dari perumahan hingga kawasan industri. Mereka pun bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat hingga operator transportasi publik dan jalan tol. Pekerjaan itu terus dikejar untuk menyesuaikan target waktu operasi pada Juni 2023.
”Akses jalan yang kita butuhkan banyak. Dalam satu tahun kita akan segera selesaikan akses jalan ini agar tidak hanya kereta yang beroperasi, tetapi dilengkapi akses jalan. Kereta cepat akan mengubah budaya komuter Jakarta-Bandung, dari yang biasanya 3 jam bisa menjadi 36 menit,” katanya.
Belum lama ini sudah ada diskusi di Bandung terkait penyediaan angkutan kereta api dari Stasiun Bandung dan bus Trans Bandung Raya menuju Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung. Demikian juga dengan akses menuju Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat yang menurut rencana akan dihubungkan dengan kereta pengumpan dari Stasiun Cimahi.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, menurut Sandry Pasambuna selaku Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha, akan menyiapkan lima rangkaian kereta dengan kapasitas 300 orang per satu rangkaian.
”Kalau di Padalarang, kami sudah kerja sama dengan pemerintah setempat dan beberapa perumahan. Jadi, di setiap stasiun, misal di Padalarang nanti dari KAI ada kereta feeder ke sana. Kalau di Karawang, baru mau membahas dengan pemda dan developer di sekitar stasiun, apa bisa shuttle bus seperti Damri masuk, dan sebagainya,” terang Harno.
Sementara itu, integrasi akses menuju Stasiun Halim sudah pasti akan didukung moda transportasi LRT (Light Rail Transit) dan bus dari PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Angkutan umum terintegrasi JakLingko bahkan juga disebutkan akan bergabung. Baca juga: Penggalian Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampung