Dari JIS, Jakarta Menyerukan Setara dengan Kota Global
Jakarta Hajatan di Jakarta International Stadium atau JIS juga berupaya mengenalkan kepada warga Jakarta ekosistem yang mengedepankan teknologi dan inklusivitas.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
Jakarta International Stadium, Sabtu (25/6/2022) malam itu untuk pertama kalinya diisi sekitar 70.000 pengunjung. Mereka merayakan puncak Hari Ulang Tahun Jakarta ke-495 yang bertema "Kolaborasi, Akselerasi, Elevasi". Warga Jakarta dari berbagai wilayah datang, tua-muda, sempurna secara fisik maupun disabilitas. Eksistensi stadion yang mencoba menjadi inklusi itu dimaksudkan mengukuhkan Jakarta sebagai Kota Global.
Warna-warni cahaya lampu menari-nari di sisi luar stadion di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu. Teramat banyak warga berseliweran di sekitarnya. Sebagian berbondong-bondong untuk masuk ke dalam stadion. Hiburan oleh sejumlah penyanyi dan band Indonesia tersuguhkan di dalamnya sejak pukul 19.00.
Nita (40) pun tertarik segera masuk ke dalam dengan kursi rodanya. Warga Jakarta Pusat itu dan sejumlah rekan sesama pengguna kursi roda dilayani baik oleh petugas yang berjaga di sejumlah titik. Mereka dibantu untuk sampai ke level tribun yang terdesain untuk tempat menonton pengunjung dengan kursi roda.
Nita dan rombongannya memang datang telat karena kemacetan di jalan. Namun, perihal waktu bukan lagi perkara. Bisa menonton konser di stadion megah dengan kursi roda adalah kemewahan yang pertama kali ia rasakan. Perempuan yang sudah 10 tahun berkusi roda itu pun bangga dengan Jakarta.
"Kalau tidak karena diundang mungkin saya tidak akan jalan dan tahu, karena orang seperti kami bisa mudahnya masuk ke dalam stadion. Pengalaman ini belum pernah saya coba di tempat lain karena kadung paranoid sama keribetan di tempat umum," kata dia.
Setelah ini, ia pun bertekad untuk berani menjajal stadion lain dan fasilitas umum lain yang ramah pengguna kursi roda sepertinya. "Kalau kata teman saya yang sudah sering ke mana-mana, Jakarta sudah jauh lebih ramah buat disabilitas seperti saya," ujarnya.
Warga Marunda, Jakarta Utara, seperti Anggi (35) yang datang bersama beberapa tetangganya juga diliputi kesan menyenangkan. Sebagai orang Jakarta, ia belum pernah menyaksikan acara hiburan di lokasi modern dan megah seperti di JIS. Terlebih di perayaan ulang tahun Jakarta.
"Perayaan ulang tahun Jakarta yang punya panggung hiburan seperti ini sudah jarang. Kalau pun ada harus bayar. Jakarta perlu buat acara seperti ini, yang bikin warga tidak perlu pusing mengeluarkan uang," ujarnya sambil tertawa.
Kegembiraan warga di Jakarta International Stadium (JIS) itu mewujud bersama acara yang dinamai Jakarta Hajatan ke-495. Acara itu berisi rangkaian hiburan di panggung luar stadion, bazar oleh sekitar 50 pelaku usaha, dan acara utama yang menyuguhkan serangkaian penampilan seni, utamanya musik.
Lebih dari itu, acara ini juga berupaya mengenalkan kepada warga Jakarta ekosistem yang mengedepankan teknologi dan inklusivitas. Sistem ini terasa sejak pemesanan tiket acara yang gratis melalui aplikasi. Lalu, penyediaan transportasi massal ke lokasi acara untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang hadir dalam acara itu menyebut, pemanfaatan sistem dan teknologi digital yang maju dalam layanan publiknya telah menunjukkan Jakarta bisa disebut kota global. Anies pun memastikan Jakarta layak bersaing dengan kota di negara lain.
“Dan, di usianya yang ke-495 ini kita ingin menggaungkan pesan bahwa Jakarta adalah kota global, kota yang berdiri sejajar dengan kota-kota besar dunia lainnya, kota yang tak ragu menjadi wakil bangsa Indonesia di mata dunia,” tegasnya.
Anies juga menjelaskan beberapa faktor yang membuat Jakarta layak sebagai Kota Global. Pertama, fasilitas publik yang yang setara dengan kota-kota dunia lainnya. Selain stadion berstandar internasional, ada gedung seni budaya, stasiun dan halte, trotoar, pelayanan kesehatan, transportasi publik, dan lainnya yang berstandar internasional.
Namun, ia tak menyebut pemanfaatan sejumlah fasilitas itu yang kini masih butuh perhatian khusus, seperti pemanfaatan trotoar yang diokupasi -termasuk jalur khusus orang dengan gangguan penglihatan- sebagai tempat parkir sepeda motor maupun pedagang kaki lima yang membuatnya semrawut.
JIS pernah mendapat predikat bangunan hijau "green building grade platinum". Kemudian, Jakarta juga telah bisa menyabet penghargaan Sustainable Transport Award 2021.
"Tapi, yang terpenting bukan hanya infrastruktur, bukan hanya pengakuan dunia, bukan hanya event dunia. Keramahan, keterbukaan, kesanggupan berdiri setara dengan siapa pun yang datang menjadikan warga Jakarta ramah bagi semua tamu yang datang," pungkas Anies.
Sepanjang malam itu, hingar bingar JIS memang tak terhentikan. Seru dan bergelora layaknya sebuah pesta besar. Di luar stadion megah itu, persoalan nyata keseharian di Ibu Kota terpampang nyata, baik yang kelihatan nyata oleh publik maupun hal lain yang bersifat layanan birokrasi yang bersih dan transparan. Jakarta perlu bekerja lebih keras secara nyata dan terukur untuk menjadi setara dengan kota-kota maju lainnya di tataran global.