SPG yang Menghidupkan Pekan Raya Jakarta
Kehadiran pramuniaga, seperti di Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta, tak hanya untuk menjual produk. Senyum dan sapa mereka turut membuat pameran ke-53 itu makin hidup dan kian semarak.

Seorang pramuniaga tengah menawarkan menu makanan kepada pengunjung Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022).
Cuaca cerah nan panas dan keriuhan mewarnai Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta. Pameran multiproduk terbesar di Tanah Air, bahkan Asia Tenggara, yang berlangsung jelang Hari Ulang Tahun Ke-495 Jakarta.
Suasana kian meriah dengan kehadiran para sales promotion girl dan sales promotion boy atau pramuniaga dalam balutan seragam warna-warni di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Mereka tersenyum ramah sembari menyapa pengunjung yang lalu lalang dan tak pernah lelah menawarkan produk andalan kepada para calon konsumennya, Sabtu (18/6/2022).
”Selamat sore, permisi, bisa minta waktunya sebentar” berulang kali terucap dari bibir berlapis gincu para SPG, julukan akrab kepada para pramuniaga perempuan yang jumlahnya cukup mendominasi dibandingkan rekan laki-lakinya. Sejurus kemudian, mengalir penjelasan tentang suatu produk serta brosur pelengkapnya.
Para pramuniaga itu berstatus pekerja paruh waktu, mayoritas masih belia, berusia 17 sampai 20-an tahun. Tugas mereka ada yang hanya berjaga di stan. Ada juga yang harus berseliweran di seantero arena pameran sambil membawa produk di kedua tangan atau mendorong gerobak agar menjangkau lebih banyak pengunjung.
Seru. Ini pertama kali aku kerja jadi SPG. Dapat banyak pengalaman tentang jualan dan promosi produk. Walaupun capek juga, kebanyakan berdiri.

Sales promotion girl atau pramuniaga mencari calon pembeli dalam acara Jakarta Fair Kemayoran atau Jakarta Fair Kemayoran di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).
Di gerai yang menawarkan sepeda motor sport asal Jepang, beberapa pramuniaga mengenakan blus selutut warna hitam dengan aksen hijau. Mereka selalu ramah menyambut pengunjung stan. Mereka juga rela berkali-kali diminta membuka masker dan berpose di sepeda motor yang dipamerkan untuk diabadikan gambarnya oleh para pengunjung.
Salah satunya Talia (20), yang duduk di sepeda motor yang terpajang mengarah ke luar stan. Pengunjung yang tertarik dengan sepeda motor tersebut mau tak mau ikut menatap dara berambut pendek sebahu itu.
Ia sadar telah menambah daya tarik di gerai tempatnya bertugas. Talia juga tidak menampik bawah postur tubuhnya yang ideal menjadi satu dari sekian syarat diterima sebagai SPG untuk menarik calon pembeli.
”Selain itu, syaratnya enggak berat. Paling soal product knowledge, harus tahu sepeda motor ini modelnya apa, harga berapa, cc berapa. Kalau selebihnya, customer sudah nanya hal-hal mendalam, itu kami arahkan tanya ke sales langsung,” tutur mahasiswi semester IV jurusan hubungan internasional dari perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.
Baca juga : Kemiskinan di Jakarta Kembali ke 15 Tahun Lalu

Seorang sales promotion girl (SPG) produk sepeda motor asal Jepang tengah difoto pengunjung Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022). Keberadaan SPG dalam kegiatan pameran industri itu memang kerap hanya berfungsi sebagai pemanis.
Pramuniaga, baginya, merupakan pemanis yang bertugas menjembatani calon pembeli dan penjual. Hal itu sama sekali tidak membebani karena tidak diberi target penjualan, seperti di beberapa pameran sebelumnya.
Talia sudah sekitar 10 kali menjadi pramuniaga sejak November 2021. Pekerjaan menarik calon pembeli itu diganjar bayaran yang besar. Di stan sepeda motor di PRJ ini, ia dikontrak selama 22 hari. Setelah bekerja satu sif atau piket sehari, ia akan mengantongi Rp 500.000. Bayaran harian ini diakui terbesar selama dirinya mencari uang dengan menjadi pramuniaga. Paling sedikit, ia dibayar Rp 300.000 oleh agensi untuk pameran perusahaan lain sebelum PRJ.
Ia tidak ambil pusing dengan bisik-bisik orang yang merendahkan pekerjaannya selama bisa meraih rupiah dengan cara halal.
Baca juga : Berbagai Alasan Kembali ke Jakarta Fair Kemayoran

Seorang pramuniaga menjakakan barang dagangan kepada pengunjung di alun-alun Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022).
Senyum dan sapa
Masih di arena PRJ, Valerie Elviani (17) menyapa suami istri yang membawa dua anaknya. Dari mulut gadis belia ini keluar tawaran produk susu kemasan. Sementara tangannya menunjukkan varian rasa dan ukuran susu kemasan.
”Ukuran 200 ml untuk remaja. Kalau 125 ml untuk anak. Ada rasa kurma, cokelat, stoberi, dan plain (tawar). Semua mengandung maxinutri (nutrisi yang maksimal) dengan kalsium, fosfor, dan vitamin B2,” ucapnya lancar.
Remaja yang tengah menunggu hasil kelulusan SMA-nya ini sudah hafal di luar kepala tentang produk susu beserta harganya. Ia menghafal beberapa hal terkait produk yang akan dijajakannya sejak sepekan sebelum pameran. Hal itu memudahkan Valerie berinteraksi dengan pelanggan. Apalagi, mereka punya target menjual 65-75 paket susu setiap pekan.
”Seru. Ini pertama kali aku kerja jadi SPG. Dapat banyak pengalaman tentang jualan dan promosi produk. Walaupun capek juga, kebanyakan berdiri,” katanya.

Seorang sales promotion girl (SPG) yang memegang balon dan berpakaian unik tengah berusaha memikat hati pengunjung Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022).
Walau ini pertama kali, aku kan semakin dewasa, kalau takut terus kapan berani mendekati orang, bisa pintar ngomong sama orang. Jadi, ini bener-bener untuk nambah keahlian dan pengalaman cari duit.
Warga Cengkareng, Jakarta Barat, itu mendapat sif kerja empat hari setiap pekan sepanjang PRJ digelar. Waktunya sejak pukul 15.00 hingga pukul 22.00, tanpa jam khusus untuk dandan dan istirahat, serta tidak ada jemputan. Valerie dan rekan-rekannya berdandan sejak dari rumah atau mencuri kesempatan ketika ke kamar kecil.
Awalnya, ia masih malu menawarkan produk karena grogi dan mereka-reka pengunjung bakal beli atau tidak. Lama-kelamaan pekerjaannya terasa lebih enteng, termasuk berkat semangat atau dukungan dari orangtua.
”Orangtua bilang hati-hati, jangan gampang menyerah. Bisa saja orang yang tadinya enggak tertarik jadi mau beli,” ucap Valerie, yang diupah Rp 175.000 setiap masuk kerja.
Uang lelah sebagai pramuniaga bakal ditabung untuk keperluan pribadi. Valerie berharap di masa libur sekolah ini ia tak merepotkan ibunya yang bekerja sebagai kasir dan ayahnya yang kehilangan pekerjaan karena terdampak pandemi Covid-19.

Pengunjung Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022), tengah membeli produk makanan yang ditawarkan seorang sales promotion girl (SPG).
Generasi Z lainnya, seperti Shalom (19), juga tidak keberatan dengan pekerjaan paruh waktu sebagai SPG yang ia pilih. Mahasiswi jurusan psikologi dari perguruan tinggi di Depok, Jawa Barat, ini mendaftar sebagai pramuniaga perusahaan teknologi finansial di Jakarta Fair Kemayoran.
Berkaus putih dengan celana jins hitam, ia membawa papan informasi poin dari penggunaan jasa aplikasi pembayaran. Ketika ada pengunjung yang berminat, dengan sabar ia akan memandu pengunjung membuka aplikasi dan menu-menu terkait di gawai mereka.
Sering kali dara ini harus mengencangkan suara agar bisa terdengar di tengah keriuhan dan masker yang harus terus dikenakan selama bekerja. ”Seru-seru saja, walau ada tekanan. Namanya juga kerja,” kata warga Jakarta yang baru perdana terjun sebagai pramuniaga itu.
Selama pameran, Shalom tidak diberi target khusus. Seharian ke sana ke sini menjaring calon pelanggan, ia diupah Rp 200.000 atau hampir setara upah minimum provinsi DKI Jakarta jika bekerja sebulan penuh. Lembaran rupiah tersebut bagi anak seusianya terbilang menggiurkan, tetapi bukan menjadi motivasi utama.
”Walau ini pertama kali, aku kan semakin dewasa, kalau takut terus kapan berani mendekati orang, bisa pintar ngomong sama orang. Jadi, ini bener-bener untuk nambah keahlian dan pengalaman cari duit,” ujarnya.

Pramuniaga berjalan dengan membawa papan promosi produk dompet digital untuk ditawarkan kepada pengunjung Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022).
Kebutuhan pameran
Badan Pusat Statistik memasukkan pekerja paruh waktu dalam kategori bekerja dalam Survei Angkatan Kerja Nasional. Pekerjaan sebagai tenaga usaha penjualan, seperti yang dilakoni pramuniaga, termasuk bidang yang diminati, bahkan meningkat pada tahun 2022 ini.
Data menunjukkan, jumlah angkatan kerja yang bermata pencarian sebagai tenaga usaha penjualan, yang masuk sebagai salah satu dari delapan jenis pekerjaan utama, pada Februari 2022 sebanyak 26 juta orang atau 19,83 persen. Jumlah itu naik dari hanya 19,69 persen angkatan kerja pada Februari 2021.
Mayoritas pekerja ini berlatar belakang pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Sekitar 20 juta dari kategori tenaga kerja ini bekerja untuk sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor.
Kemudian, dari keseluruhan jumlah tenaga usaha penjualan tahun ini, 17 juta orang di antaranya bekerja di perkotaan. Secara jender, perempuan mendominasi pekerja tenaga usaha penjualan.
Baca juga : Target Transaksi Rp 7,5 Triliun, Jakarta Fair Kemayoran Digelar Pekan Ini

Pramuniaga atau sales promotion girl (SPG) berdiri di alun-alun Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022), untuk mencari calon pembeli.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia Hosea Andreas Runkat mengatakan, keberadaan pramuniaga menjadi kebutuhan dasar sebagai atraksi atau daya tarik penyelenggaraan kegiatan pameran. Keberadaan mereka itu tidak bisa 100 persen tergantikan.
”Misalnya, di pameran mobil atau motor, masih perlu SDM (sumber daya manusia) yang good looking. Ini mendasar karena attraction-nya di situ, enggak mungkin jualan kalau enggak ada wanita cantik. Itu tetap diperlukan, walau jumlahnya enggak banyak, karena informasi bisa dilihat secara digital," katanya.
Digitalisasi tidak bisa diragukan dapat mengurangi kebutuhan akan pramuniaga. Namun, promosi produk secara massal tetap membutuhkan mereka.
”Untuk promosi mass product masih butuh SPG dalam pameran, seperti di Jakarta Fair Kemayoran. Hanya beberapa produk yang bisa pakai digital,” ucapnya.
Bisa dibilang, senyum dan sapa para pramuniaga turut menjamin hidup dan semaraknya ajang Jakarta Fair Kemayoran Ke-53 itu.
Baca juga : Ke Jakarta Ku Terus Kembali