SPG dan SPB atau pramuniaga bukan sekadar pemanis suatu pameran, seperti di Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta. Selain berpenampilan menarik, mereka cakap berkomunikasi dan menjelaskan produk kepada pembeli.
Oleh
ERIKA KURNIA DAN FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·5 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Sales promotion girl atau pramuniaga mengitari area Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022). Mereka berkeliling menawarkan produk kepada pengunjung yang lalu lalang.
Pramuniaga yang lebih dikenal sebagai SPG alias sales promotion girl dan ada juga yang laki-laki disebut sales promotion boy tak semata menjual penampilan, senyum, dan sapa untuk memikat pembeli. Mereka harus cakap berkomunikasi, menguasai informasi terkait produk yang dipasarkan, tahan berdiri seharian sembari menawarkan produk, serta tak malu berinteraksi dengan banyak orang.
Louis (17) mengulurkan lengan kanannya begitu seorang perempuan tertarik mengintip ke dalam selembar brosur yang dipegangnya. Segenggam brosur itu berisi daftar produk sepeda motor dan aksesorinya, lengkap dengan harga yang sudah terdiskonkan.
Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta membuatnya mencicipi pekerjaan sebagai pramuniaga untuk pertama kalinya. Tidak hanya untuk membagikan brosur, tugasnya di area pameran juga untuk menjelaskan produk yang terpampang di stan perusahaan otomotif tempatnya bekerja.
”Kesulitan saya beberapa hari ini menghafal produk yang dijual. Sebentar lagi, sih, saya yakin bisa hafalin produk dengan mudah, jadi gampang nawarin produk ke orang-orang,” kata pemuda yang baru lulus SMA ini di hari keempat menjadi SPB di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2022).
Ini jadi nilai plus mereka yang kami rekrut. Itung-itung bisa bantu promosi gratis, jadi enggak perlu KOL ( key opinion leader/pemengaruh). Standar follower 20.000 oke. Bahkan, ada yang 100.000-an. Biasanya SPG-SPG ini follower-nya banyak.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Sales promotion girl atau pramuniaga saat Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).
Sebelum turun ke medan juang selama 39 hari, ia dan pramuniaga lain diajak menengok pabrik otomotif. Dalam tur sehari, mereka diajak berkeliling supaya mengenal produk-produk dasar sepeda motor, seperti apa itu busi hingga aki.
Louis mengaku sudah cukup familier dengan produk-produk tersebut karena orangtuanya pernah memiliki usaha di industri serupa. Namun, ia tetap meniatkan pekerjaan paruh waktu ini sebagai pengalaman guna memahami cara kerja pemasaran di lapangan.
Gaji yang akan didapatkan turut jadi motivasi lantaran untuk membiayai pengobatan orangtua dan jajan sehari-hari. Kumpulan semangat positif itu pun membuatnya tidak malu bekerja sebagai pramuniaga.
”Kita sekarang di sini untuk bekerja, cari pengalaman, bukan soal gengsi. Yang penting kita sudah kerja cari pengalaman, selama duit yang kita cari halal, lihat positif saja,” ujar warga Bekasi, Jawa Barat, itu.
Sales promotion girl atau pramuniaga menjelaskan produk rumah tangga kepada pengunjung stannya saat Jakarta Fair Kemayoran atau Pekan Raya Jakarta di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022). Mereka harus cakap berkomunikasi dan menguasai produk yang akan dijual demi memikat pembeli.
Wynona (17) sigap menyambut pengunjung yang datang ke stan produk rumah tangga tempatnya bekerja. Sambil tersenyum dan menyapa, ia menunjukkan katalog yang ada dalam genggaman.
Gadis belia ini mulai menanyakan apa yang dicari pengunjung, kemudian membolak-balikkan halaman katalog sambil menjelaskan bahan, ukuran, dan kualitas produk.
”Sebelum mulai kerja, ada pengenalan produk dari perusahaan. Kami (pramuniaga) harus hafal karena ada target setiap pekan minimal jual 300 produk,” kata lulusan SMA ini di sela-sela waktu istirahat. Sejauh ini ia sudah menjual 200 produk rumah tangga.
Wynona sudah hafal beragam produk yang harus dijualnya. Semua terasa ringan karena ia suka mengobrol dan menikmati interaksi dengan pengunjung.
Sanggup berdiri berjam-jam, menjual ratusan produk, dan tahan malu itu diganjar upah Rp 150.000 setiap hari kerja dan Rp 250.000 setiap akhir pekan. Upah ini belum termasuk bonus Rp 300.000 jika sanggup menjual 300 produk setiap pekan.
Sales promotion girl atau pramuniaga mencari calon pembeli saat Jakarta Fair Kemayoran atau Jakarta Fair Kemayoran di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).
Kriteria khusus
Perusahaan mempunyai kriteria tertentu dalam merekrut pramuniaga. Syaratnya tak melulu soal penampilan atau kemolekan yang mudah memikat mata pengunjung.
Tiffany Sebayang, tenaga staf pemasaran dan komunikasi produk sepeda motor asal Jepang, menuturkan, pramuniaga dibutuhkan untuk mendukung pameran di luar jaringan karena otomotif yang pasarnya laki-laki masih identik dengan model perempuan. Selain penampilan fisik, pramuniaga harus mampu berinteraksi untuk melakukan pekerjaan, seperti mengarahkan pengunjung ke stan, mengisi survei, dan menjelaskan produk dasar.
”Dipilihnya tergantung atasan. Di sini dicari perempuan di bawah 25 tahun dan tinggi minimal 160 sentimeter. Kemarin 30 orang dipanggil ke kantor untuk dipilih mana yang cantik, ini cakep, ini cakep. Fungsi mereka untuk penarik saja, sih,” kata Tiffany.
Untuk pertama kali di tahun ini juga, mereka mencari pramuniaga yang memiliki banyak pengikut di media sosial. Kriteria itu menjadi nilai tambah, dengan harapan para pramuniaga bisa ikut mempromosikan kegiatan jenama yang mempekerjakan mereka ke khalayak ramai di jagat media sosial.
”Ini jadi nilai plus mereka yang kami rekrut. Itung-itung bisa bantu promosi gratis, jadi enggak perlu KOL (key opinion leader/pemengaruh). Standar follower 20.000 oke. Bahkan, ada yang 100.000-an. Biasanya SPG-SPG ini follower-nya banyak,” tuturnya.
Efek multiplier penyelenggaraan pameran menghadirkan venue, stand contractor, bisnis lain untuk mendukung akan membuat kegiatan pameran bisa terselenggara, hingga bisa memunculkan peluang kerja sementara seperti SPG dan SPB.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Dua pramuniaga atau sales promotion girl (SPG) berdiri di alun-alun Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022), untuk mencari calon pembeli.
Nathalia, kepala pramuniaga produk rumah tangga, menyasar mereka yang bisa kerja 39 hari penuh, cekatan, dan sanggup bekerja sambil menghafal ratusan produk. Kriteria ini penting karena stannya tak menerapkan sif kerja dan pramuniaga harus mampu menarik lalu lalang pengunjung.
”Kami rekrut lagi orang lama yang pernah ikut tahun sebelumnya. Sisanya anak baru yang komitmen ikut 39 hari. Mereka kerja sambil belajar, cekatan menarik orang supaya tahu ada promo,” tuturnya sembari mengarahkan pramuniaga untuk menghampiri pengunjung di sekitar stan.
Christina L Rudatin, dosen Politeknik Negeri Jakarta yang membidangi MICE (pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran), menyebutkan, keberadaan pramuniaga berkesinambungan dengan kebutuhan penyelenggaraan pameran di luar jaringan. Terbukanya peluang kerja ini terbilang besar di Jakarta yang menjadi destinasi penyelenggaraan pameran di Indonesia.
”Efek multiplier penyelenggaraan pameran menghadirkan venue, stand contractor, bisnis lain untuk mendukung akan membuat kegiatan pameran bisa terselenggara, hingga bisa memunculkan peluang kerja sementara seperti SPG dan SPB,” ucapnya.
Talia (20), seorang sales promotion girl (SPG) merek produk sepeda motor asal Jepang dalam acara tahunan Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/6/2022).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia Hosea Andreas Runkat menambahkan, ajang besar di Jakarta, seperti Jakarta Fair Kemayoran tahun ini, merupakan bukti bahwa acara perdagangan di luar jaringan tidak tergantikan. Apalagi, Jakarta sebagai kota dagang masih menjadi destinasi penyelenggaraan pameran terbesar di Indonesia.
Meski demikian, ia mengingatkan agar tenaga kerja penjualan yang terlibat dalam pameran meningkatkan keahliannya. Selain karena banyaknya pencari kerja, kemajuan teknologi digitalisasi juga bisa mengurangi kebutuhan tenaga manusia.
”Digitalisasi ini tidak menggantikan pameran secara utuh. Dampaknya pada SDM, bisa saja mengurangi jumlah orang, misal biasanya satu pameran butuh 100 orang, kini jadi setengahnya. Pameran juga bisa begitu. Makanya, SDM ini penting meningkatkan skill-nya,” katanya.
Untuk itu, pramuniaga masa kini hadir tak sekadar memamerkan tubuh menarik serta kebeliaannya, tetapi juga kecakapan berkomunikasi, menguasai informasi produk, pekerja keras, hingga eksis di dunia maya. Pengalaman sebagai pramuniaga pun kelak menjadi bekal menggapai karier yang lebih baik.