JW, warga Tambun Selatan, tewas dikeroyok karena memaki orang-orang yang melintas di jalanan. Polres Metro Bekasi masih memburu pelaku pengeroyokan.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang pria berinisial JW (31) dikeroyok hingga tewas di Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Bekasi. Pria itu tewas dikeroyok oleh tiga orang setelah berteriak dan mengumpat kepada setiap orang yang melintas.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Bekasi Ajun Komisaris Besar Aris Timang mengatakan, JW pada Rabu (21/6/2022) sekitar pukul 01.00 duduk di depan Kantor Sekretariat RW 010, Desa Mangun Jaya, Tambun Selatan. Lelaki itu duduk sembari memukul tiang listrik, berteriak, dan mengumpat kepada setiap orang yang melintas.
”Lalu, ada tiga orang yang lewat dengan sepeda motor, diteriakin dengan sebutan nama hewan. Mereka putar balik dan menabrak korban, tetapi kena tiang listrik,” kata Aris, Rabu siang, di Bekasi.
Tiga pelaku tersebut kemudian kembali mengejar dan berhasil meraih korban. JW yang sudah tak bisa kabur dianiaya hingga tewas.
Polisi, kata Aris, saat ini sedang menyelidiki kasus penganiayaan itu. Tiga orang yang diduga kuat jadi pelaku pengeroyokan sedang diburu polisi.
”Korban sendiri warga sekitar. Alasan dia teriak dan maki-maki kami belum tahu penyebabnya,” ucap Aris.
Kepala Polres Metro Bekasi Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus pengeroyokan tersebut. Proses penyelidikan terkendala minimnya bukti yang ada di sekitar lokasi pengeroyokan.
”CCTV belum jelas terlihat wajah para pelaku. Jadi, kami melakukan penyelidikan dari bukti CCTV dan saksi-saksi yang ada di sana,” kata Gidion.
Penyiraman air keras
Menurut Gidion, selain memburu pelaku pengeroyokan, polisi juga tengah mengejar seorang pelaku bernama Kenji (26). Orang ini terlibat penyiraman air keras terhadap mertua, istri, dan anaknya yang masih berusia dua tahun di Sukatani, Kabupaten Bekasi, Senin (20/6/2022) dini hari.
”Pelaku lari-lari. Dari data scientific juga masih mobile. Jangan salahkan kami kalau kami bertindak keras karena dia berusaha menghindar dari perbuatan pidananya,” ujar Gidion.
Kenji sebelumnya menyiram istri, mertua, dan anaknya yang masih berusia 2 tahun dengan air keras. Penyiraman air keras ini terjadi ketika pasangan suami istri itu terlibat pertengkaran.
Pertengkaran pasangan suami istri ini dipicu permintaan dari istri yang ingin bercerai. Istri Kenji menilai suaminya tidak dapat menafkahi keluarga.
”Setelah terlibat cekcok, para korban sudah tidur. Tiba-tiba pelaku datang, dobrak pintu, dan menyiram air keras ke tubuh mertua, istri, dan anaknya,” ucap Gidion.
Siraman air keras itu mengakibatkan istri Kenji, mertua, dan anaknya menderita luka serius. Warga yang mengetahui kejadian itu kemudian membawa para korban untuk dirawat di rumah sakit.