Hati Gembira dan Hidup Lebih Lama dengan Musik
Musik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Alunan musik disebut-sebut mampu meningkatkan perasaan bahagia hingga hidup bertahan lebih lama.

Antusiasme penonton saat menyaksikan penampilan grup musik Kahitna dalam Jakarta International BNI Java Jazz Festival XVII di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2022) malam.
Music makes the world go round. In music I feel safe and sound.
Begitulah kira-kira sepenggal lagu yang dipopulerkan oleh band rock ternama asal Swiss, The Lovebugs. Lagu yang dirilis pada tahun 2001 itu menyiratkan bahwa musik mampu membuat dunia tetap berputar. Bahkan, dalam musik, seseorang dapat merasa sehat dan aman. Musik mampu memberikan ketenangan meski kegelisahan menyelimuti hati dan pikiran.
Responden Jajak Pendapat Kompas pun mengaku merasakan hal yang sama ketika mendengarkan musik. Dalam jajak pendapat yang dilakukan pada 7-9 Juni tersebut, mayoritas (92 persen) responden setuju bahwa musik dapat menjadi salah satu sarana penghilang penat.
Maka, tak heran jika musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam keseharian, musik kerap hadir menemani beragam aktivitas. Saat dalam perjalanan, bekerja, berolahraga, hingga sebagai pengantar tidur. Ketika terlelap pun, tak jarang alunan musik masih ”hidup” menemani para pendengarnya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (tengah) berada di tengah-tengah kerumunan warga dalam acara Konser Kebangsaan bersama band Kotak di Alun-Alun Kota Tangerang, Banten, Minggu (12/6/2022).
Lebih dari separuh responden mengaku, mereka mendengarkan musik setiap hari. Tak hanya oleh kaum millenial, kebiasaan tersebut juga dialami oleh kalangan dewasa yang masuk kelompok generasi X. Riya, misalnya. Ibu rumah tangga berusia 44 tahun itu mengaku bahwa musik tak pernah absen dari kesehariannya.
Baca juga: Konser Musik Bersemi Lagi
Setiap hari, alunan musik yang berpusat di ruang tamu menggema hingga ke dapur dan kamar mandi, menemaninya saat memasak ataupun mencuci. ”Saya juga membeli radio kecil khusus ditempatkan di kamar, untuk mendengarkan musik ketika menjelang tidur dan menemani tidur,” tegasnya dengan gembira.
Sementara seperlima responden lainnya mendengarkan musik hanya beberapa hari dalam seminggu. Sisanya hanya mendengarkan musik sekali dalam seminggu atau hanya saat hari libur.
Hidup lebih lama
Tak hanya menjadi sarana hiburan, musik juga disebut-sebut mampu membuat seseorang berumur panjang. Musik dapat didengarkan melalui banyak media, seperti telepon genggam, radio, hingga kanal-kanal daring yang kini marak di kalangan masyarakat.
Namun, studi yang dilakukan oleh Patrick Fagan, ahli ilmu perilaku dan dosen Universitas Goldsmith, London, Inggris, menemukan bahwa mengikuti konser dua minggu sekali mampu membuat hidup sembilan tahun lebih lama. Hal itu terjadi lantaran konser musik mampu menimbulkan perasaan bahagia.
Dalam penelitian tersebut, Fagan mengungkapkan bahwa perasaan bahagia seseorang yang menonton konser musik secara langsung dapat meningkat 21 persen meski hanya menonton selama 20 menit. Kepuasan, produktivitas, dan harga diri pun turut berada pada tingkat tertinggi. Tak menafikan manfaat olahraga, tetapi penelitian tersebut juga menemukan bahwa mereka yang melakukan yoga dengan durasi yang sama, tingkat kebahagiaannya hanya bertambah 10 persen.
Hal tersebut senada dengan Jajak Pendapat Kompas. Lebih dari seperempat responden mengaku menyukai konser musik karena semarak dan kemeriahan selama konser mampu membangkitkan semangat dan kegembiraan.

Perasaan gembira juga dapat timbul dari pertemuan para penonton dengan penyanyi atau grup band idola mereka, seperti yang diungkapkan oleh 24 persen responden lainnya.
Tak hanya itu, menonton konser musik juga diakui sebagian responden jajak pendapat sebagai sarana untuk menghabiskan waktu dengan diri sendiri.
Baca juga: Raisa Siapkan Konser Istimewa
Kaum millenial kini menyebutnya me time. Mengetahui secara langsung kualitas musisi kesayangan mereka juga menjadi salah satu tujuan mereka menonton konser.
Konser kembali bersemi
Saat kasus Covid-19 masih sangat tinggi dan kebijakan pembatasan aktivitas masih diberlakukan, euforia dari konser musik tak bisa didapatkan. Musik hanya dapat dinikmati melalui kanal-kanal daring.
Namun, akhir Maret lalu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa konser musik diizinkan untuk kembali digelar. Hal tersebut seiring dengan pandemi yang kian mereda. Sejak saat itu, gemerlap panggung-panggung konser di sejumlah kota kembali terpancar dan menggelegar.

Pengunjung Ancol menonton konser Band Wali sebelum acara Formula E dimulai, di area Taman Lumba-Lumba Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/2022).
Seperempat responden menyatakan bahwa sudah banyak konser musik digelar di daerah mereka. Adapun beberapa daerah yang sudah banyak menggelar konser antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat.
Baru-baru ini, para pencinta musik dimanjakan dengan hadirnya kembali Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Festival Jazz terbesar di Asia itu digelar selama tiga hari (27-29 Mei) dengan menghadirkan sejumlah artis papan atas.
Baca juga: Kemeriahan Jakarta Fair Kemayoran Berlanjut
Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair pun turut digelar dengan mendatangkan musisi-musisi ternama. Pameran terbesar di Asia Tenggara tersebut digelar selama 39 hari (9 Juni-17 Juli) di Arena JIExpo Kemayoran.
Tak hanya memeriahkan panggung di Jakarta, sejumlah musisi kebanggaan Indonesia pun melakukan tur konser dan siap meramaikan panggung-panggung di sejumlah kota besar di Indonesia.
Kabar gembira itu pun disambut antusias para pencinta musik. Hampir separuh dari responden mengaku akan datang dan turut memeriahkan konser. Sebagian dari mereka rela merogoh kocek untuk menonton sebuah konser karena sudah sangat merindukan euforia konser musik.

Malam terakhir di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, 1 Juni 2022, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo menghabiskan malam bersama masyarakat dengan menonton pergelaran musik bertajuk konser kebangsaan, membumikan Pancasila dari NTT untuk Nusantara.
Antusiasme tersebut harus ditanggapi dengan persiapan yang matang oleh penyelenggara konser. Tentu tak diharapkan kericuhan di tengah konser di Yogyakarta baru-baru ini kembali terjadi.
Protokol kesehatan pun masih harus diterapkan. Pasalnya, beberapa hari terakhir kasus baru Covid-19 kembali meningkat seiring munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk ke Indonesia.
Diperlukan kerja sama yang baik dari sejumlah pihak agar pergelaran musik dapat berjalan dengan lancar dan aman. Pegiat musik kembali bersemangat untuk berkarya. Penikmat musik pun pulang dengan hati yang senang dan pikiran lebih tenang.