DPRD DKI Minta Pemprov Percepat dan Perluas Cakupan Vaksinasi Ketiga
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta kembali meningkat, bahkan ada ancaman varian baru Omicron. DPRD DKI Jakarta mendorong Pemprov DKI bergerak cepat melakukan antisipasi dan memperluas cakupan vaksinasi penguat di masyarakat.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan, seusai Lebaran, kasus Covid-19 di Jakarta kembali meningkat, bahkan ada ancaman varian baru. Pemerintah Provinsi DKI dan DPRD DKI meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan dan aktif mengakses fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi ketiga.
”Seusai libur Lebaran ada peningkatan. Untuk itu, sekalipun sudah diperkenankan tidak menggunakan masker di ruang terbuka, kami minta warga Jakarta khususnya tetap patuh, taat, disiplin, bertanggung jawab untuk melaksanakan protokol kesehatan,” kata Ahmad Riza, Senin (13/6/2022).
Hal lain yang penting dilakukan masyarakat, lanjutnya, adalah memastikan warga mendapatkan vaksinasi ketiga. ”Pemprov DKI akan memastikan seluruh warga mendapatkan vaksinasi booster atau vaksinasi penguat,” ujarnya.
Terkait varian baru omicron, menurut Ahmad Riza, upaya pencegahan sudah dilakukan bersama Kementerian Kesehatan. ”Prinsipnya Pemprov DKI sudah menyiapkan sarana-prasarana, tenaga kesehatan, juga sosialisasi. Tapi, semua itu yang lebih penting kesadaran warga itu sendiri. Betapa baiknya fasilitas, tenaga kesehatan yang kami siapkan, semua berpulang kepada kita seluruh warga untuk disiplin,” ujarnya.
Kita harus siaga melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan. Jangan sampai pemulihan ekonomi kembali terhambat karena kurang antisipasi.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengingatkan Pemprov DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI memang sudah memiliki pengalaman menghadapi dua tahun pandemi dengan varian Delta dan Omicron. Namun, ia berharap Dinkes DKI melakukan antisipatif dengan kemungkinan besar perkembangannya.
”Jadi, paling tidak Dinkes DKI sudah memperkuat sosialisasi kepada warga untuk bersiap-siap serta tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker,” kata Simanjuntak yang berasal dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ia juga mendorong masyarakat untuk aktif mendapatkan vaksinasi ketiga. Di tingkat masyarakat,vaksinasi ketiga (booster) itu tidak sehebat vaksinasi pertama dan kedua. Daya gedornya tidak sehebat vaksinasi pertama dan kedua.
”Dinkes DKI baiknya semakin menggaungkan. Tidak menutup kemungkinan, sampaikan kepada warga semacam warning juga, jika masyarakat tidak disiplin, prokes tidak dilaksanakan, dan sebagainya, akan kami lakukan lockdown,” ungkap Simanjuntak.
Dinkes DKI, lanjut Simanjuntak, bisa melakukan penjemputan langsung ke masyarakat. Apabila akses sulit, pengurus di tingat RW bisa dilibatkan.
Terpisah, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia, Idris Ahmad, meminta Pemprov DKI mengambil tindakan cepat yang diperlukan dalam mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta yang sedang dalam masa pemulihan ekonomi. Idris merujuk pada data Covid-19, Minggu (12/6/2022), ketika DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi yang menyumbangkan kasus positif Covid-19 tertinggi dengan total 322 kasus dari keseluruhan 551 kasus.
”Kita sudah pernah menghadapi beberapa masa lonjakan kasus, saya harap geraknya lebih cepat. Apalagi, sekarang ada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat. Kita harus siaga melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan. Jangan sampai pemulihan ekonomi kembali terhambat karena kurang antisipasi. Kasihan nanti resto, warung, UMKM harus mengurangi kapasitas atau malah harus tutup,” katanya.
Idris meminta Pemprov DKI tidak tutup mata terhadap kemungkinan ada lonjakan kasus Covid-19 ke depan karena saat ini kegiatan sudah berjalan seperti keadaan normal.
”Jangan sampai karena sekarang seakan-akan semuanya sudah normal, jadi tidak ada persiapan dari Pemprov. Seperti Singapura, misalnya, sudah memprediksi bahwa akibat dari subvarian Omicron tersebut, akan ada gelombang lonjakan di Singapura pada Juli atau Agustus 2022 mendatang,” tambahnya.
Menurut Idris, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak lagi sentra vaksinasi penguat yang angka capaiannya belum optimal. Per Senin (13/6/2022), jumlah penerima vaksinasi booster di Jakarta total 3,9 juta orang. Padahal, jumlah penerima vaksinasi dosis pertama dan kedua yang ber-KTP Jakarta mencapai 8,8 juta orang dan 7,9 juta orang.
”Artinya, belum sampai 50 persen. Saya mendorong Pemprov DKI kembali memasifkan sentra-sentra vaksinasi di semua wilayah untuk melindungi warga Jakarta,” pungkasnya.