Karena Hama dan Hujan, Pasokan Cabai ke Jakarta Turun
Memasuki pekan kedua Juni 2022, harga cabai rawit merah di Jakarta melonjak hingga Rp 120.000 per kilogram. DKPKP DKI memantau lonjakan harga terjadi karena pasokan menurun dari daerah produsen akibat hama dan hujan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki pekan kedua Juni 2022, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta memantau pasokan cabai rawit merah ke Jakarta turun sehingga membuat harga cabai di Jakarta kembali naik. Pasokan turun akibat di daerah produsen terjadi serangan hama patek dan layu daun, serta juga hujan yang turun.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPKP DKI Jakarta Lya Imbasari, Sabtu (11/6/2022), menjelaskan,memasuki pekan kedua bulan Juni 2022, sejumlah komoditas pangan, termasuk cabai, mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga terjadi akibat pasokan yang masuk ke Jakarta berkurang.
Jumlah rata-rata normal cabai yang masuk ke DKI Jakarta berkisar 35-40 ton per hari. Saat ini pasokan yang masuk hanya 30 ton per hari.
Dari situs informasi pangan Jakarta, per Sabtu, harga cabai rawit rata-rata di DKI Jakarta Rp 95.321 per kilogram. Harga tertinggi di angka Rp 120.000/kg di Pasar Mayestik dan harga terendah Rp 9.000/kg di Pasar Cipete.
Sementara dari Pasar Induk Kramat Jati, harga komoditas cabe rawit merah besar naik sebesar 36,81 persen. Kenaikannya dari Rp 52.000/kg menjadi Rp 71.143/kg.
Lya menjelaskan, pasokan yang menurun disebabkan di daerah produsen sedang mengalami serangan hama patek dan layu daun. Selain itu, juga terjadi penurunan panen akibat hujan yang berlangsung.
”Harga perolehan dari daerah mengalami kenaikan harga cukup tinggi sehingga Pasar Induk Kramat Jati harus menyesuaikan harga sesuai dengan mekanisme pasar,” kata Lya.
Untuk mengatasi kenaikan harga cabai, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan mesin controlled atmosphere storage (CAS) atau mesin penyimpan komoditas dengan pengaturan suhu yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Selain melalui optimalisasi mesin CAS, Perumda Pasar Jaya juga melakukan kerja sama antardaerah dengan cara pembelian langsung ke kelompok tani penghasil cabai.
Pemprov DKI Jakarta juga mengembangkan pertanian perkotaan. Salah satu bentuk kegiatannya adalah penanaman cabai di lahan sekitar perumahan, sekolah, perkantoran, serta fasilitas umum dan sosial.
William Aditya Sarana, anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, juga mengemukakan solusi jangka panjang terkait pasokan cabai yang menurun dengan mengerjakan urban farming atau pertanian perkotaan.
”Petakan aset-aset tanah kosong pemprov yang selama ini tidak rapi untuk ditanam. Warga di tingkat RT pun bisa digalakkan untuk menanam cabai karena menanam cabai tidak sulit,” ujarnya.
Solusi jangka pendek dilakukan dengan memperbanyak pasokan cabai dari daerah luar Jakarta yang memiliki pasokan mencukupi.