Sistem Pengendali Banjir Jakarta Dua Kali Juara Dunia
Sistem pengendalian banjir Jakarta telah berbasis internet untuk segala dan mesin pembelajar untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis prediktif.
Oleh
HAMZIRWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sistem pengendali banjir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dua kali berturut-turut meraih juara ajang internasional. Sistem yang diperlombakan ini bersaing sengit dengan inovasi dari negara tetangga, seperti Filipina, Taiwan, dan China.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Jakarta Smart City menyabet trofi pemenang pertama dalam ajang internasional IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2022 untuk Sistem Pengendalian Banjir. Yudhistira Nugraha, Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City, mengatakan, sistem itu juara dalam kategori Public Safety - Next-Generation Emergency Services.
”Sistem pengendalian banjir ini kami kembangkan setelah bencana banjir besar pada awal tahun 2020. Sistem ini dibangun untuk perbaikan sistem pengendalian banjir yang sebelumnya manual menjadi sistem berbasis manajemen ilmu pengetahuan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data dan diseminasi informasi secara cepat dan akurat kepada masyarakat,” paparnya, Jumat (10/6/2022).
Dalam keterangan tertulis yang dikutip hari ini, Jumat (10/6/2022), inovasi Jakarta Smart City bersaing dengan milik negara lain, yakni ICT-Based Emergency Management, Yangzhou Emergency Management Bureau, China; Three-dimensional Response and Disaster Reduction Smart-Cloud System Development in Taoyuan City, Taoyuan City Government, Taiwan.
Lalu, Bushfire Modelling and Prediction, CSIRO, Australia, dan HazardHunterPH, The Department of Science and Technology Philippine Institute of Volcanology and Seismology (DOST-Phivolcs), Filipina.
”Sistem pengendalian banjir ini merupakan contoh nyata yang sangat baik dalam penggunaan teknologi baru untuk membantu mengatasi permasalahan suatu kota dan meningkatkan kualitas hidup warganya,” kata Mevira Munindra, Country Manager IDC Indonesia.
Pada awal Juni sistem pengendalian banjir ini juga menyabet kejuaraan utama bersama 18 pemenang lain di World Summit on Information Society (WSIS) Prizes 2022. WSIS merupakan acara tahunan International Telecommunication Union (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2013.
Inovasi sistem pengendali banjir ini masuk nominasi WSIS Prizes 2022 lewat kategori AL C7. Jakarta bersaing dengan negara lain seperti Arab Saudi, Italia, Chile, dan China di dalam kategori itu.
Lebih mudah
Terkait cara kerjanya, sistem berbasis internet untuk segala (internet of things/IoT) dan mesin pembelajar (machine learning) ini mengumpulkan data dan melakukan analisis prediktif. Ini membantu meningkatkan kemampuan pemerintah dalam mendeteksi bencana, mempercepat waktu tanggap, serta melakukan pengawasan secara langsung.
Sistem ini juga dilengkapi dengan sensor di 178 titik lokasi serta data cuaca untuk mendapatkan gambaran situasi dan kondisi langsung untuk memprediksi di mana banjir akan terjadi. Sistem ini dapat juga memberi tanda bahaya, peringatan, dan rekomendasi dalam pengambilan keputusan.
”Dengan kata lain, inovasi ini tidak hanya mempercepat respons, tetapi juga membuat proses pengendalian banjir menjadi lebih efisien dan efektif. Melalui flood control system, petugas Dinas Sumber Daya Air (DSDA) tidak perlu lagi meng-input data pemantauan secara manual,” kata Yudhistira.
Fajri, warga RT 015 RW 003 Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, mengakui, warga kini lebih mudah memprediksi potensi banjir di tempat tinggalnya yang berada di tepi Sungai Ciliwung. Prediksi itu didapat dari informasi peringatan dini yang dibagikan di internet oleh lembaga seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
”Dari sisi peringatan dini bedanya sekarang kita bisa akses melalu internet dan biasanya di tingkat RT/RW untuk peringatan dini hanya share data dari BPBD ke grup Whatsapp warga,” katanya saat dihubungi, Jumat (10/6/2022).
Informasi yang bisa dibagikan secara berkala itu pun membantu warga sekitar tempat tinggal masing-masing bersiap sebelum banjir kiriman sampai di rumah mereka. Seperti pada Rabu (1/6/2022), di saat banjir kiriman dari Bogor merendam permukiman mereka hingga setinggi 2 meter. Jenis banjir yang terjadi meski Jakarta tidak hujan itu memang kerap datang.
”Seperti kemarin, kami di sini mengecek sendiri melalui situs BPBD untuk melihat ketinggian air di Bendungan Katulampa,” kata Fajri.