Mayasari Bakti Operasikan 30 Bus Listrik dan Bangun 10 Stasiun Pengisi Daya
Untuk mendukung program pemerintah, Mayasari Bakti menjadi operator bus Transjakarta pertama yang mengoperasikan 30 bus listrik dan menyediakan stasiun pengisian daya. Bus-bus listrik itu sudah beroperasi di dua rute.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
KOMPAS/HELENA FRANSISCA NABABAN
Manager Engineering PT Powerindo Prima Perkasa Darmster F Yimmy R menunjukkan cara pengisian daya listrik ke bus listrik yang dioperasikan Mayasari Bakti di depo bus listrik Mayasari Bakti, Kamis (9/6/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan Otobus Mayasari Bakti telah meluncurkan 30 unit armada bus listrik dan dioperasikan di dua jalur non-BRT Transjakarta. Untuk mendukung operasional bus, Mayasari Bakti telah membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) berkapasitas 2,5 juta VA dengan 10 titik pengisian.
Direktur Operasional Mayasari Bakti Ahmad Zulkifli dalam keterangan kepada media di Depo Bus Listrik Mayasari Bakti, Jakarta Timur, Kamis (9/6/2022), menjelaskan, ke-30 bus listrik itu sebetulnya sudah mulai dioperasikan sejak awal Maret 2022. Kemudian secara total baru dioperasikan pada 7 Juni 2022.
Dari 30 bus, ada 27 unit yang beroperasi dan tiga lainnya sebagai bus cadangan. Ke-27 bus itu beroperasi di dua jalur non-BRT 1P Terminal Senen-Blok M dan 1N Tanah Abang-Blok M.
”Pengoperasian bus listrik ini merupakan komitmen Mayasari Bakti membangun angkutan umum berbasis jalan dan mengurangi pencemaran udara,” katanya.
Secara perlahan, bus-bus listrik ke depannya akan menggantikan bus-bus berbahan bakar gas ataupun fosil yang saat ini masih dioperasikan Mayasari Bakti dan mitra operator Transjakarta ataupun Transjakarta sendiri.
”Kami saat ini punya 419 unit bus. Ada 206 unit bermerek Scania yang terdiri dari 56 articulated bus atau bus ganging berbahan bakar gas dan 150 unit bus maxi berbahan bakar biosolar. Lalu, kami juga punya 183 bus merek Mercy berbahan biosolar,” kata Zulkifli.
Mayasari Baktı menjadi satu-satunya mitra operator Transjakarta yang melengkapi unit busnya dengan bus listrik. Bus listrik yang digunakan Mayasari Bakti adalah bus merek BYD dengan kapasitas baterai sebesar 324 kWh.
Sebagai operator bus yang pertama mengoperasikan bus listrik, Mayasari Bakti melengkapi sarana dengan infrastruktur stasiun pengisian daya. Stasiun pengisian daya atau yang disebut juga SPKLU itu dibangun di depo bus listrik Mayasari Bakti di Jakarta Timur oleh PT Powerindo Prima Perkasa dengan merek Proteksindo.
”Adapun suplai listrik oleh PLN. SPKLU Mayasari Bakti ini merupakan SPKLU pertama bus listrik di Indonesia dan berkapasitas 2,5 juta VA,” kata Zulkifli.
KOMPAS/HELENA FRANSISCA NABABAN
Direktur Operasional Mayasari Bakti Ahmad Zulkifli.
Manager Engineering PT Powerindo Prima Perkasa Darmstater F Yimmy R dalam kesempatan itu menjelaskan, SPKLU yang dibangun terdiri atas 10 titik pengisian. Dengan unit armada yang saat ini 30 unit dan waktu operasional, penyediaan 10 titik pengisian daya sangat mencukupi kebutuhan pengisian. Untuk pengisian daya, diperlukan waktu hingga 1,5 jam.
”Kami sudah menyiapkan infrastrukturnya manakala jumlah bus listrik nanti bertambah,” ujar Yimmy.
Untuk pengisian daya, nantinya akan mengikuti rencana operasi dari Transjakarta, bus mana yang akan beroperasi lebih dulu. Dengan demikian, waktu pengisian dan pembersihan bus bisa berjalan sesuai urutan.
KOMPAS/HELENA FRANSISCA NABABAN
Petugas menunjukkan cara pengisian daya listrik ke bus listrik yang dioperasikan Mayasari Bakti di depo bus listrik Mayasari Bakti, Kamis (9/6/2022).
Ujicoba tiga merek
Transjakarta kembali menguji coba tiga merek bus listrik di rute non-BRT Kampung Melayu-Tanah Abang. Ketiga merek itu adalah Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon (SAG).
Pelepasan uji coba bus listrik dilakukan di Depo Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2022). ”Uji coba bus listrik di rute baru ini diharapkan dapat memperkenalkan medan baru pada kesiapan bus listrik sebelum resmi beroperasi mengangkut pelanggan nantinya,” ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor.
Anang mengatakan, pada tahap ini akan dilakukan uji coba beban pada tiap-tiap bus selama 3 bulan ke depan. Selain ketahanan baterai, pada masa uji coba juga memastikan serta sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan Transjakarta.
”Kita ingin memastikan bus-bus tersebut memenuhi Standar Pelayanan Minimum
(SPM) yang berlaku di Transjakarta. Sebab, dalam jangka panjang, fokus Transjakarta tidak hanya memberikan akses transportasi yang hanya aman dan nyaman, tetapi juga ramah lingkungan, sesuai dengan cita-cita Pemprov DKI mencapai net zero emission,” katanya.