Peringatan Hujan Lebat Berisiko Banjir di Banten hingga Selasa
Banjir seusai hujan deras sudah surut di Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, Banten. Antisipasi dan kesiapsiagaan bencana tetap ada dengan terus memantau kawasan rawan banjir dan menyebarkan informasi peringatan dini.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaporkan, banjir seusai hujan deras sudah surut di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, Banten. Namun, masih ada potensi banjir berulang seiring prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang mengingatkan waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Banten dalam kurun waktu tiga hari ke depan atau Minggu-Selasa (29-31/5/2022).
Hujan deras pada Sabtu (28/5/2022) menyebabkan banjir di tujuh kawasan se-Tangerang Selatan, termasuk Jalan Tol Serpong-Bintaro. Ketinggian banjir berkisar 30-60 cm yang berdampak pada 750 keluarga.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Selatan Urip Supriyatna menuturkan, banjir sudah surut, tetapi langkah antisipasi dan kesiapsiagaan bencana tetap ada dengan terus memantau kawasan rawan banjir dan menyebarkan informasi peringatan curah hujan, tinggi muka air, dan potensi wilayah terdampak.
”Kami terus berkoordinasi dengan instansi lain untuk menyiapkan tim siaga bencana dan sumber daya. Juga ada satgas kami yang piket di masing-masing posko berjumlah 6 atau 7 orang,” tuturnya.
Selain mengidentifikasi kebutuhan logistik dan peralatan serta memastikan ketersediaan rambu dan jalur evakuasi, warga juga diimbau menyimpan barang penting ke tempat aman, membatasi aktivitas di luar rumah, serta menyiapkan tas siaga berisi makanan, minuman, obat, uang, pakaian, dan dokumen berharga.
”Jika berada di luar rumah, hindari pohon besar, baliho, dan saluran air atau gorong-gorong karena berbahaya saat cuaca ekstrem,” ujarnya.
Hujan deras pada Sabtu turut menimbulkan banjir di 20 kawasan se-Kota Tangerang. Banjir setinggi 20-40 cm melanda 9 dari 13 kecamatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Deni Koswara menyebutkan banjir sudah surut dan pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk membersihkan kali atau sungai serta mengecek fungsi pompa air.
”Kami bersihkan sumbatan aliran air. Masyarakat tolong bantu dengan tidak membuang sampah sembarangan,” ucapnya. Selain upaya tersebut, disiapkan juga perahu karet, tenda untuk evakuasi, dan petugas siaga yang mencapai 100 orang.
Ade Yunus, aktivis lingkungan hidup sekaligus Direktur Bank Sampah Sungai Cisadane atau Banksasuci Foundation, menuturkan, terjadi pendangkalan daerah aliran sungai sehingga harus ada pengerukan lumpur dan sampah secara masif. Bukan parsial atau sebagian saja, melainkan mulai dari hulu ke hilir atau normalisasi sungai hingga perubahan perilaku masyarakat.
”Turap tanpa normalisasi sama saja. Tetap meluap karena sudah dangkal dasar kali dan sungai. Sederhananya seperti gelas teh tubruk, kalau ampas teh tidak dibersihkan, maka ketika diisi air akan luber,” katanya ketika dihubungi, Kamis (19/5/2022).
Selain normalisasi, dia juga menyarankan pembuatan embung untuk kantong luapan air dari sungai, kali, atau situ. Perlu juga dibangun sumur resapan di titik langganan banjir guna mendukung fungsi drainase yang sudah ada. Keduanya harus dirawat agar fungsinya optimal, tak sekadar pajangan. ”Perhatikan juga capaian jumlah ruang terbuka hijau dan pemberian rekomendasi kepada pengembang,” katanya.
Tak kalah penting, kebiasaan masyarakat membuang sampah di selokan, kali, dan sungai juga patut diubah. Menurut dia, percuma sampah dibersihkan, tetapi kebiasaan membuang sampah sembarangan tetap langgeng.
”Dibutuhkan program berkesinambungan, bukan sekadar seminar setahun sekali atau sosialisasi tiga bulan sekali. Butuh pendekatan kesadaran dan keteladanan langsung kepada masyarakat,” ucapnya.