Atap Tribune Formula E Ambruk Diterpa Hujan dan Angin
Atap tribune penonton sirkuit Formula E Jakarta yang ambruk bukan yang berjenis bangunan permanen. Hujan juga menyebabkan banjir di sejumlah kawasan aglomerasi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang menyebabkan atap tribune penonton di sirkuit Formula E ambruk. Panitia memastikan segera memperbaiki dan tidak menghalangi persiapan Jakarta E-Prix.
Ketua Panitia Pelaksana Jakarta E-Prix 2022 Ahmad Sahroni mengatakan, atap tribune penonton Formula E ambruk karena hujan dan badai sekitar pukul 23.00, Jumat (27/5/2022). Hanya satu grand stand di tribune penonton yang ambruk. ”Badai tadi malam. Hujan disertai angin kencang. Sudah ditangani langsung,” kata Sahroni melalui pesan tertulis kepada Kompas, Sabtu (28/5/2022).
Sahroni memastikan Jakarta E-Prix tetap akan berlangsung pada 4 Juni meski ada kejadian ambruknya atap tribune epenonton. Konstruksi dan fondasi tiang akan diperkuat agar pada saat cuaca buruk tidak ambruk dan aman.
Sahroni menjelaskan, berbeda dengan ajang Formula 1, pada Formula E, tribune penonton tidak bisa dibuat permanen. ”Ini sistemnya knock down. Beda yang permanen. Jadi ini akan diperkuat tahanan fondasinya. Pokoknya 4 Juni go to race,” lanjutnya.
Secara umum, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun dan mempersiapkan Jakarta International E-Prix Circuit menelan biaya sekitar Rp 130 miliar. Rinciannya, anggaran pengerjaan aspal sirkuit Rp 60 miliar dan sisanya untuk pembangunan sarana pendukung di sirkuit.
Jakarta International E-Prix Circuit memiliki panjang 2,4 kilometer dan lebar 12 meter. Lintasan ini memiliki panjang trek lurus 600 meter dan 18 tikungan. Lebar setiap tikungan berbeda-beda, mulai dari paling sempit 12 meter hingga paling lebar 24 meter.
Banjir
Hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan setidaknya tujuh titik di Kota Tangerang Selatan banjir. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Selatan Urip Supriyatna mengatakan, rata-rata banjir setinggi 30-60 sentimeter (cm). ”Ada sekitar 750 keluarga terdampak di tujuh titik banjir,” kata Urip.
Adapun titik banjir berada di Ciputat. Ada tiga titik banjir, yakni di Perumahan Pamulang Asri, Kelurahan Serua Indah, dengan ketinggian air 30 cm; Perumahan Roswood Garden, Kelurahan Serua, dengan ketinggian air 50 cm; serta Puri Bintaro Indah RW 022, Kelurahan Jombang, dengan ketinggian air 45 cm.
Sementara itu, di Pamulang terdapat dua titik banjir, yakni di Reni Jaya Jalan Flamboyan, Kelurahan Pamulang Barat, dengan ketinggian air mencapai 45 cm dan Perumahan Lembah Pinus, Kelurahan Pamulang Barat, dengan ketinggian air 30 cm.
Lalu, wilayah Pondok Aren di Kavling Kampung Bulak, Kelurahan Pondok Kacang, dengan ketinggian air 40-60 cm; Pondok Maharta, Kelurahan Pondok Kacang Timur, dengan ketinggian air 30 cm; dan di Puri Bintaro Indah, Jombang, dengan ketinggian air 45 cm.
Tak hanya di perumahan, banjir juga berdampak pada Jalan Tol Serpong-Bintaro dengan ketinggian rata-rata 40 cm. Akibatnya sempat terjadi kemacetan di Kilometer 8.
Kepala Satuan Patroli Jalan Raya Tol BSD Komisaris Teguh Patriot mengatakan, banjir di jalan tol berangsur surut sejak pukul 10.00. Begitu pula arus lalu lintas sudah lancar.
”Kami berlakukan rekayasa lalu lintas, tetapi sudah berakhir karena telah berangsur surut, sudah lancar. Sempat ada kepadatan tadi,” ujar Teguh.