Pasien berusia 3 tahun ini bergejala ringan atau batuk pilek tanpa tanda klinis lainnya, seperti tidak ada ikterik atau kulit mejadi kuning dan urine berwarna seperti teh.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS - Dinas Kesehatan Banten melaporkan satu kasus dugaan hepatitis akut dalam perawatan di Kota Tangerang. Pasien merupakan seorang anak berusia 3 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti menyebutkan, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tingginya kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Serum Glutamic Pyruvate Transaminase yang menandakan adanya gangguan fungsi hati, negatif hepatitis A, B, dan C-nya negatif, serta negatif Covid-19.
"Gejala awal batuk pilek. Tanda klinis lainnya tidak ditemukan. Tidak ada ikterik atau kulit mejadi kuning ataupun urine berwarna seperti teh," katanya, Rabu (25/5/2022).
Pasien bergejala ringan itu rencananya bakal menjalani rawat jalan dua hari ke depan. Kemudian, akan ada pemeriksaan lanjutan hepatitis E atau salah satu jenis hepatitis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan hati, dan pemeriksaan penunjang lain di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Ati meminta warga mewaspadai adanya hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Gejala yang ditemukan pada pasien hepatitis akut, antara lain mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Lakukan tindakan pencegahan, seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian memakai alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.
"Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna seperti teh, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Kementerian Kesehatan melaporkan, per 23 Mei 2022, kasus kumulatif yang diduga mengalami hepatitis akut di Indonesia sebanyak 35 kasus. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, sebanyak 19 kasus disisihkan karena diketahui adanya patogen lain yang menjadi penyebabnya, seperti adanya virus dengue, infeksi bakteri, adanya hepatitis A, dan leukemia.
Oleh sebab itu, total kasus yang masih masuk dalam dugaan hepatitis akut berat sebanyak 16 kasus, dengan rincian 1 kasus dalam status probable dan 15 kasus dalam status pending classification.
Mereka terdiri atas 11 laki-laki dan 5 perempuan. Sebanyak 11 kasus berusia 0-5 tahun, 3 kasus berusia 6-10 tahun, dan 2 kasus berusia 11-16 tahun. Saat ini tercatat ada 4 kasus kematian dan 12 kasus masih dalam perawatan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso menyampaikan, untuk kasus probable sudah diketahui tidak ditemukan hepatitis A, B, C, D, dan E serta patogen lainnya dinyatakan negatif. Sementara untuk 15 kasus dengan klasifikasi tertunda menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.