Ketika MRT Jakarta Belanja Investor
Untuk mempercepat pembangunan fase 3 MRT koridor timur-barat, PT MRT Jakarta menggelar "roundtable discussion" dalam kunjungan ke London pekan lalu. Agenda itu menjadi upaya MRT Jakarta menjajaki para calon investor.
Pekan lalu menandai perkembangan baru bagi pembangunan fase 3 MRT koridor timur-barat. Proyek MRT Jakarta itu mendapatkan respons positif dari delapan perusahaan asal Inggris yang mengikuti pemaparan proyek.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Rendi Alhial melalui keterangan tertulis, Minggu (15/5/2022), menjelaskan, pada Jumat (13/5/2022) digelar roundtable discussion bertema ”Building Sustainable MRTJ East West Corridor” di London, Inggris.
Diskusi yang dibuka Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu diikuti pemaparan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar terkait potensi kerja sama untuk fase 3 MRT Jakarta koridor timur-barat dan fase 4 MRT koridor Fatmawati-TMII.
Paparan dilakukan di depan direktur dan country leader dari delapan perusahaan swasta Inggris serta perwakilan pemerintahan Kerjaaan Inggris yang mengikuti agenda itu. Kedelapan perusahaan itu adalah Crossrail International, XRail Group, Arup, Colas Rail, BDP, Alstom, Mott MacDonald, dan Standard Chartered Bank. UK Export Finance dan Departemen Perdagangan Internasional Inggris mendampingi kedelapan perusahaan itu.
Baca juga : MRT Jakarta Perbarui Kesepakatan dengan Crossrail International
Dalam keterangan resmi MRT Jakarta disebutkan, Anies menyampaikan rencana masa depan pembangunan Jakarta yang berbasis transportasi publik dan berorientasi transit.
”Persoalan utama selama bertahun-tahun di Jakarta ialah pembangunannya selalu berorientasi pada mobil (car oriented development). Saat ini, dan ke depannya, kami akan mengubah paradigma tersebut menjadi transit oriented development,” kata Anies.
Perubahan paradigma, disebutkan Anies, diikuti dengan upaya merestrukturisasi transportasi publik di Jakarta, peraturan zona pembangunan, serta tata kota untuk merefleksikan pendekatan berbasis kawasan berorientasi transit.
”Semua itu telah kami lakukan empat tahun terakhir,” ujarnya.
Dengan mengubah orientasi pembangunan sektor transportasi, Jakarta memiliki mimpi ingin membangun sistem transportasi publik yang dapat mencakup seluruh area di Jakarta. Sistem transportasi itu dicita-citakan sebagai sistem yang terintegrasi satu sama lain serta terjangkau.
Selepas pembukaan dari Gubernur DKI Jakarta dan paparan dari Direktur Utama MRT Jakarta, secara bergiliran kedelapan perusahaan Inggris memaparkan kapasitas dan dukungan yang dapat mereka berikan untuk akselerasi pembangunan MRT Jakarta fase 3 dan 4.
Persoalan utama selama bertahun-tahun di Jakarta ialah pembangunannya selalu berorientasi pada mobil ( car oriented development). Saat ini, dan ke depannya, kami akan mengubah paradigma tersebut menjadi transit oriented development.
Pertemuan tersebut disebut sebagai komitmen tindak lanjut atas kunjungan Secretary of State for International Trade The Rt Hon Anne-Marie Trevelyan MP pada Februari 2022 lalu. Dalam pertemuan tersebut, Trevelyan akan memfasilitasi pertemuan antara Pemprov DKI Jakarta dan pelaku industri perkeretaapian di Kerajaan Inggris untuk mengeksplorasi bagaimana perusahaan Inggris dapat berkontribusi dalam perkembangan industri perkeretaapian di kota Jakarta.
”Tidak kurang dari delapan perusahaan sektor perkeretaapian Inggris telah mendengarkan langsung rencana pengembangan MRT Jakarta, khususnya fase 3 koridor timur-barat dan fase 4 koridor Fatmawati-TMII,” kata William.
Aditya Dwi Laksana, Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), secara terpisah melihat upaya MRT Jakarta itu sebagai upaya belanja investor bagi pembangunan fase 3. Tak lain karena keperluan pendanaan bagi fase 3 amat besar.
Terbentang dari Balaraja di Provinsi Banten kemudian melewati wilayah DKI Jakarta untuk menuju Cikarang, Jawa Barat, trase fase 3 diperhitungkan sepanjang 86,7 kilometer (km). Adapun trase fase 3 di wilayah DKI Jakarta akan terbentang dari Kalideres ke Ujung Menteng sepanjang lebih kurang 31,7 km.
Berkaca pada pembangunan koridor utara-selatan yang terbagi atas fase 1 sepanjang 16 km dan fase 2 sepanjang lebih kurang 12 km, Aditya melihat pembangunan fase 3 koridor timur-barat juga akan dibagi ke dalam sejumlah segmen.
”Melihat panjang koridor fase 3 yang tiga kali dari panjang fase 1 dan 2, pasti nanti akan ada sejumlah pembagian segmen pekerjaan. Bisa jadi akan ada kolaborasi sejumlah investor yang berinvestasi,” ujarnya.
Mencermati langkah MRT Jakarta di London, Aditya menilai fase 3 masih sangat terbuka untuk sejumlah investor yang akan berinvestasi. Kalaupun ada satu investor, maka investor itu haruslah sangat kuat baik dari segi pendanaan, sumber daya manusia, maupun teknologi.
Ia menilai peran investor di fase 3 itu nanti akan serupa dengan Badan Kerja Sama International Jepang (JICA) yang sudah mendanai fase 1 dan sedang mendanai fase 2 MRT Jakarta. ”Sudah jelas bahwa yang sangat dibutuhkan adalah dari segi funding-nya dulu, dari sisi investasi, maupun dari sisi pinjaman,” katanya.
Baca juga : Hari Ketiga Lebaran, MRT Jakarta Layani 57.922 Penumpang
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo juga menyatakan, upaya yang dikerjakan MRT Jakarta di London pekan lalu merupakan bagian dari penjajakan untuk pembiayaan. Langkah itu disebutkan Syafrin untuk mengakselerasi pembangunan fase 3, khususnya yang melintasi wilayah Jakarta.
Dari penjajakan itu, kedelapan perusahaan menanggapi positif pembangunan MRT Jakarta. Mereka juga menyatakan minat untuk berpartisipasi pada pembangunan MRT ke depan.
”Terdapat dua perusahaan yang langsung ditindaklanjuti MOU dengan PT MRT, yaitu Crossrail International dan Alstom. Sementara enam perusahaan lainnya akan komunikasi intens dengan PT MRT untuk menjajaki di mana kerja sama dapat dilakukan,” katanya.
Jika dikatakan upaya pemaparan itu sebagai upaya belanja investor, hal itu karena kebutuhan pendanaan yang besar, seperti dijelaskan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William P Sabandar dalam forum jurnalis, akhir Maret 2022 silam. William mengatakan, untuk fase 3 sepanjang lebih kurang 87 km itu diperlukan setidaknya Rp 160 triliun.
Adapun untuk pendanaan fase 3, disebutkan William, akan menggunakan pendekatan konsorsium, yaitu tidak hanya dengan kekuatan pemerintah, tetapi juga dengan mengajak berbagai potensi donor dan swasta untuk membangun.
”Bedanya, kalau dulu fase 1 kita bangun semuanya dengan kekuatan pemerintah, dengan pinjaman pemerintah, maka di fase 3 ini akan kita kombinasikan. Ada kekuatan pemerintah, ada kekuatan swasta,” ujarnya.
Untuk depo fase 3, menurut rencana akan ada dua titik. Satu di Jawa Barat dan satu di Banten.
Dengan kebutuhan pendanaan sebesar itu, Aditya menilai pasti akan ada kolaborasi sejumlah investor. Hanya, ia mengingatkan MRT Jakarta untuk juga nantinya menyiapkan perhitungan bagi hasil ketika sejumlah investor terlibat.
”Kalau jalan tol gampang menghitungnya. Kalau MRT yang akan melibatkan sejumlah investor, itu mesti diperhitungkan betul,” kata Aditya.
Namun, ia tetap melihat upaya belanja investor oleh MRT Jakarta ini sebagai langkah positif. ”Meski pekerjaan pembangunan masih akan lama, semuanya perlu direncanakan dań disiapkan dari sekarang,” ujarnya.